Senin, 04 November 2013

WILAYAH PERBATASAN SEBAGAI SALAH SATU PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL ( RPJM-Nasional 2004-2009 )

Ine Afra Nafiqoh        1005954

Malik Ahmad              1006373

ABSTRAK
Pembangunan sepertinya sebagai suatu fenomena yang tidak habis-habisnya dibahas dalam kerangka kajian keberlangsungan hidup manusia. Fenomena ini melekat sebagai salah satu ciri kehidupan manusia yang kerap mengalami perubahan. Dalam pembangunan suatu negara, pembangunan tidak hanya terpusat di satu titik pembangunan saja seperti pembangunan hanya terpaku pada kota-kota penting saja, namun kota-kota terpencil pun sangat berpengaruh bagi perekonomian suatu negara. Salah satu perhatian bagi negara tentang pembangunan adalah pembangunan di wilayah perbatasan. Hal ini perlu diperhatikan karena pembangunan di wilayah perbatasan memiliki banyak potensi. Pembangunan perbatasan ini selain untuk menjamin keutuhan kedaulatan wilayah dan pertahanan keamanan nasional serta meningkatkan kesejahteraan rakyat di wilayah perbatasan tersebut karena wilayah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga. Bagaimana tidak wilayah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga sebagai jalur perdagangan yang sangat strategis.
Di Indonesia, wilayah perbatasan masih perlu ditingkatkan lagi dalam sektor pembangunannya. Jika melihat wilayah perbatasan negara-negara tetangga tentu Indonesia masih kalah karena wilayah perbatasan negara tetangga bisa dikatakan maju dengan infrastruktur yang dibangun oleh pemerintahnya. Indonesia sendiri dalam Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM-Nasional 2004-2009) yang telah menetapkan arah dan pengembangan wilayah Perbatasan Negara sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional.
Sesuai dengan teori modernisasi yang dikemukakan Michael R. Dove (1988) bahwa tradisional tidak harus berarti keterbelakangan, budaya tradisional itu sangat dan selalu terkait dengan proses perubahan ekonomi, sosial, dan politik dari masyarakat pada tempat mana budaya tradisional itu melekat, dengan demikian budaya tradisional tidak menganggu proses pembangunan (Dove, dalam: Suwarsono-So, 1991: 66).
Walaupun di wilayah perbatasan masih menggunakan nilai-nilai tradisional namun bukan menjadi penghalang untuk pembangunan sehingga antara nilai tradisional dengan nilai modernisasi bisa berjalan seiring. Apabila pembangunan di wilayah perbatasan ini berjalan lancar maka akan sangat berpengaruh terhadap perekonomian negara karena di wilayah perbatasan ini komoditas barang-barang akan di impor melalui wilayah perbatasan  , kemudian selain itu akan menambah devisa dengan banyaknya kunjungan dari para turis negara tetangga yang berkunjung untuk membeli pruduk-produk asli Indonesia sehingga meningkatkan perekonomian. Dari peningkatan perekonomian inilah perubahan sosial akan terasa.  

1 komentar:

  1. seharusnya wilayah perbatasan menjadi perhatian utama bagi pemerintah dalam hal pembangunan karena jika wilayah perbatasan maju dalam berbagai hal, maka devisa negara bisa meningkat.

    BalasHapus