oleh :
Evanti Prameswita
0803114
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Latar belakang munculnya revolusi Hijau adalah karena munculnya masalah
kemiskinan yang disebabkan karena pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat pesat
tidak sebanding dengan peningkatan produksi pangan. Sehingga dilakukan
pengontrolan jumlah kelahiran dan meningkatkan usaha pencarian dan penelitian
binit unggul dalam bidang Pertanian. Upaya ini terjadi didasarkan pada
penelitian yang dilakukan oleh Thomas Robert Malthus.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uuraian latar belakang di atas, penulis mencoba merumuskan
permasalahan yang berhubungan dengan penerapan revolusi hijau di Indonesia pada
masa pemerintahan orde baru ke dalam beberapa rumusan permasalahan sebagai
berikut:
1.
Bagaimana sejarah dan
perkembangan Revolusi Hijau di Indonesia
2.
Bagaimanakah kondisi
masyarakat indonesia pada masa pemerintahan orde baru setelah diterapkannya
revolusi hijau ?
- Apa dampak yang ditimbulkan dari revolusi hijau pada masyarakat indonesia masa masa pemerintahan orde baru ?
- Bagaimana Penerapan Revolusi Hijau pada Masyarakat Indonesia dalam sudut pandang sosiologis ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
dan Perkembangan Revolusi Hijau
Revolusi Hijau selalu dikaitkan dengan seseorang yanf
dianggap sebagai penemu sekaligus pencetus Revolusi Hijau, Norman Borlaug, seorang
ilmuwan Amerika tertarik pada pertanian. Pada tahun
1940, ia mulai melakukan penelitian di Meksiko dan mengembangkan ketahanan
terhadap penyakit baru varietas tinggi hasil gandum. Dengan menggabungkan
varietas gandum Borlaug dengan teknologi baru pertanian mekanik, Meksiko mampu
menghasilkan gandum lebih dari yang dibutuhkan oleh warga sendiri, menyebabkan
perusahaan menjadi pengekspor gandum oleh 1960-an. (Http://geography.abbout.com).
Revolusi Hijau sebagai yang dilansir di dalam situs http://id.shvoong.com adalah suatu revolusi produksi biji- bijian yang dilakukan melalui
penelitian ilmiah sehingga produktivitas
panen meningkat. Karena pertambahan penduduk yang sangat pesat harus diimbangi
oleh peningkatan produksi hasil pertanian. dari kedua
sumber di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa revolusi hijau adalah
pengembangan tekhnologi pertanian yang dilakukan untuk meningkatkan produksi
pangan karena pertambahan penduduk yang semakin pesat dan harus diimbangi dengan
peningkatan produksi pertanian. Di beberapa negara Asia yang sebelumnya pernah
mengalami krisis pangan seperti India, China, Bangladesh, Vietnam, Thailand,
serta Indonesia pada masa orde baru yang akan dijelaskan pada bab selanjutnya,
revolusi hijau merupakan sebutan tidak resmi yang dipergunakan untuk
menggambarkan perubahan pundamental yang terjadi dengan adanya penerapan
tekhnologi budidaya pertanian.
Revolusi Hijau diterapkan
berdasarkan kepada empat pilar penting, sebagaimana yang tertera dalam http://ridwanaz.com. Bahwa revolusi hijau mendasar kepada beberapa
pilar penting, yaitu: (1), penyediaan air melalui sistem irigasi, (2) pemakaian
pupuk kimia secara optimal, (3), penerapan pestisida sesuai dengan tingkat
organisme penggangu, dan ke (4), penggunaan varietas unggul sebagai bahan baku
tanaman berkualitas. Melalui penerapan
teknologi non-tradisional ini, terjadi peningkatan hasil tanaman pangan
berlipat ganda dan memungkinkan penanaman tiga kali dalam setahun untuk padi
pada tempat-tempat tertentu, suatu hal yang sebelumnya tidak mungkin terjadi.dan diharapkan mampu untuk
memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri selama beberapa waktu
B.
Kondisi Masyarakat Indonesia Orde Baru setelah
diterapkan Revolusi Hijau.
Indonesia baru menerapkan revolusi hijau pada masa pemerintahan orde baru
Revolusi Hijau yang dilakukan di Indonesia pada masa pemerintahan orde
baru. Sebagai bagian daripada proyek ambisius pemerintah yang berusaha untuk
memicu hasil pertanian dengan menggunakan tekhnologi modern. Pada awalnya, ide
penerapan revolusi hijau dianggap sebagaian kalangan telah menjawab kegelisahan
rakyat akan tersedianya kebutuhan pangan yang terus menerus meningkat.
Sayangnya, semua itu hanyalah efek yang bersifat semu dan bukan tanpa efek
samping jika tidak segera dikendalikan, dalam jangka panjang justru akan
menjadi ancaman terhadap krisis pangan dunia. Sebagaimana yang terjadi di
Indonesia, pada dekade 80-an, pemerintahan orde baru berusaha mengkomando
penamaman sejumlah tanaman bibit unggul yang diimpor dari luar negeri dengan
menggunakan pupuk kimia dan bahan pestisida. Meski awalnya terkesan
dipaksakan, patut kita acungi jempol
karena pada saat itu Indonesia mulai menjadi negara yang berswasembada beras.
Namun hal itu hanya bisa kita nikmati untuk sementara waktu saja, menginjak
dekade 90-an, petani kita mulai kewalahan dengan serangan hama yang terus
menerus terjadi dan menjadikan kesuburan tanah semakin merosot sedangkan
pestisida yang selama ini diagung- agungkan sebagai solusi pencegah hama tidak
manjur lagi. Pada kehidupan sosial masyarakat, terjadi kesenjangan sosial yang
cukup lebar teutama diantara para petani. Revolusi Hijau yang digadang-
gadangkan sebelumnya untuk memperbaiki ketimpangan yang terjadi akibat gagalnya
revolusi agraria, pada kenyataannya hanya dinikmati segelintir orang saja,
salah satunya adalah para petani yang memiliki banyak tanah dan modal serta
aparat birokrat dipedesaan.
C.
Dampak yang ditimbulkan dari Penerapan
Revolusi Hijau
Hasil daripada penerapan suatu metode, tentu saja
terdapat dampak positif dan negatif didalamnya, tanpa terkecuali yang
ditimbulkan dalam penerapan metode
pertanian dengan tekhnologi tinggi seperti revolusi hijau. Berikut adalah
dampak positif dan negatif terhadap penerapan revolusi hijau di Indonesia yang
didapat dari sejumlah sumber :
1. Dampak Positif
-
Peningkatan produksi padi dan gandum sehingga
memenuhi kebutuhan pangan
-
Menjadikan
Indonesia sebagai negara yang berswasembada beras, setelah sebelumnya menjadi
pengimpor beras pada masa pemerintahan Soekarno.
-
Memberikan
sejumlah lapangan pekerjaan bagi kalangan petani dan buruh
-
Sektor
pertanian menjadi salah satu pilar dari perekonomian bangsa
2. Dampak Negatif
-
Penurunan
produksi protein, hal ini dikarenakan pengemabangan serelia tidak diimbangi
dengan pengembangan pangan sebagai sumber protein dan lahan peternakan
sebagaian besar telah di jadikan sawah.
-
Penurunan
keanekaragaman hayati
-
Penggunaan
pestisida yang menyebabkan munculnya hama yang tahan terhadap pestisida.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Dilihat dari kemajuan pertaniannya, revolusi
hijau telah menciptakan kemajuan pada kehidupan masyarakat Indonesia. Terdapat
manfaat yang dirasakan masyarakat Indonesia ketika diterapkannya revolusi hijau
masa pemerintahan orde baru. Indonesia yang pada masa pemerintahan sebelumnya
mau tidak mau harus melakukan impor beras, pada masa ini menjadi negara
swasembada beras selama kurang lebih 2 dekade.
Akan tetapi dibalik itu semua, terdapat sejumlah dampak negatif yang
dirasakan masyarakat sampai pada saat ini, terutama terhadap pelestarian
lingkungan dan kesenjangan sosial semakin melebar yang dirasakan masyararakat,
terutama yang terdapat dipedesaan akibat tidak meratanya pembangunan.
Saran
Diharapkan kepada pemerintah dan masyarakat untuk tidak melakukan segala
sesuatu dalam mengekploitasi sumber daya alam yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari- hari. Karena sejatinya bukan hanya kita yang akan
menikmati alam, tetapi anak dan cucu kita dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Sangat bermanfaat dan membantu, terimakasih😊
BalasHapus