Jumat, 18 Januari 2013

REVOLUSI HIJAU PADA MASA PEMERINTAHAN ORDE BARU



  oleh : 
       Evanti Prameswita  
 0803114

PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Latar belakang munculnya revolusi Hijau adalah karena munculnya masalah kemiskinan yang disebabkan karena pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat pesat tidak sebanding dengan peningkatan produksi pangan. Sehingga dilakukan pengontrolan jumlah kelahiran dan meningkatkan usaha pencarian dan penelitian binit unggul dalam bidang Pertanian. Upaya ini terjadi didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Thomas Robert Malthus.
B.      RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uuraian latar belakang di atas, penulis mencoba merumuskan permasalahan yang berhubungan dengan penerapan revolusi hijau di Indonesia pada masa pemerintahan orde baru ke dalam beberapa rumusan permasalahan sebagai berikut:

1.      Bagaimana sejarah dan perkembangan Revolusi Hijau di Indonesia
2.      Bagaimanakah kondisi masyarakat indonesia pada masa pemerintahan orde baru setelah diterapkannya revolusi hijau ?
  1. Apa dampak yang ditimbulkan dari revolusi hijau pada masyarakat indonesia masa masa pemerintahan orde baru ?
  2. Bagaimana Penerapan Revolusi Hijau pada Masyarakat Indonesia dalam sudut pandang sosiologis ?


                                

BAB II
PEMBAHASAN

A.                Sejarah dan Perkembangan Revolusi Hijau
Revolusi Hijau selalu dikaitkan dengan seseorang yanf dianggap sebagai penemu sekaligus pencetus Revolusi Hijau, Norman Borlaug, seorang ilmuwan Amerika tertarik pada pertanian. Pada tahun 1940, ia mulai melakukan penelitian di Meksiko dan mengembangkan ketahanan terhadap penyakit baru varietas tinggi hasil gandum. Dengan menggabungkan varietas gandum Borlaug dengan teknologi baru pertanian mekanik, Meksiko mampu menghasilkan gandum lebih dari yang dibutuhkan oleh warga sendiri, menyebabkan perusahaan menjadi pengekspor gandum oleh 1960-an. (Http://geography.abbout.com).
Revolusi Hijau sebagai yang dilansir di dalam situs http://id.shvoong.com adalah suatu revolusi produksi biji- bijian yang dilakukan melalui penelitian ilmiah sehingga produktivitas panen meningkat. Karena pertambahan penduduk yang sangat pesat harus diimbangi oleh peningkatan produksi hasil pertanian. dari kedua sumber di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa revolusi hijau adalah pengembangan tekhnologi pertanian yang dilakukan untuk meningkatkan produksi pangan karena pertambahan penduduk yang semakin pesat dan harus diimbangi dengan peningkatan produksi pertanian. Di beberapa negara Asia yang sebelumnya pernah mengalami krisis pangan seperti India, China, Bangladesh, Vietnam, Thailand, serta Indonesia pada masa orde baru yang akan dijelaskan pada bab selanjutnya, revolusi hijau merupakan sebutan tidak resmi yang dipergunakan untuk menggambarkan perubahan pundamental yang terjadi dengan adanya penerapan tekhnologi budidaya pertanian.  
Revolusi Hijau diterapkan berdasarkan kepada empat pilar penting, sebagaimana yang tertera dalam http://ridwanaz.com. Bahwa revolusi hijau mendasar kepada beberapa pilar penting, yaitu: (1), penyediaan air melalui sistem irigasi, (2) pemakaian pupuk kimia secara optimal, (3), penerapan pestisida sesuai dengan tingkat organisme penggangu, dan ke (4), penggunaan varietas unggul sebagai bahan baku tanaman berkualitas. Melalui penerapan teknologi non-tradisional ini, terjadi peningkatan hasil tanaman pangan berlipat ganda dan memungkinkan penanaman tiga kali dalam setahun untuk padi pada tempat-tempat tertentu, suatu hal yang sebelumnya tidak mungkin terjadi.dan diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri selama beberapa waktu

B.                 Kondisi Masyarakat Indonesia Orde Baru setelah diterapkan Revolusi Hijau.
Indonesia baru menerapkan revolusi hijau pada masa pemerintahan orde baru
Revolusi Hijau yang dilakukan di Indonesia pada masa pemerintahan orde baru. Sebagai bagian daripada proyek ambisius pemerintah yang berusaha untuk memicu hasil pertanian dengan menggunakan tekhnologi modern. Pada awalnya, ide penerapan revolusi hijau dianggap sebagaian kalangan telah menjawab kegelisahan rakyat akan tersedianya kebutuhan pangan yang terus menerus meningkat.
Sayangnya, semua itu hanyalah efek yang bersifat semu dan bukan tanpa efek samping jika tidak segera dikendalikan, dalam jangka panjang justru akan menjadi ancaman terhadap krisis pangan dunia. Sebagaimana yang terjadi di Indonesia, pada dekade 80-an, pemerintahan orde baru berusaha mengkomando penamaman sejumlah tanaman bibit unggul yang diimpor dari luar negeri dengan menggunakan pupuk kimia dan bahan pestisida. Meski awalnya terkesan dipaksakan,  patut kita acungi jempol karena pada saat itu Indonesia mulai menjadi negara yang berswasembada beras. Namun hal itu hanya bisa kita nikmati untuk sementara waktu saja, menginjak dekade 90-an, petani kita mulai kewalahan dengan serangan hama yang terus menerus terjadi dan menjadikan kesuburan tanah semakin merosot sedangkan pestisida yang selama ini diagung- agungkan sebagai solusi pencegah hama tidak manjur lagi. Pada kehidupan sosial masyarakat, terjadi kesenjangan sosial yang cukup lebar teutama diantara para petani. Revolusi Hijau yang digadang- gadangkan sebelumnya untuk memperbaiki ketimpangan yang terjadi akibat gagalnya revolusi agraria, pada kenyataannya hanya dinikmati segelintir orang saja, salah satunya adalah para petani yang memiliki banyak tanah dan modal serta aparat birokrat dipedesaan.

C.                Dampak yang ditimbulkan dari Penerapan Revolusi Hijau
Hasil daripada penerapan suatu metode, tentu saja terdapat dampak positif dan negatif didalamnya, tanpa terkecuali yang ditimbulkan dalam penerapan  metode pertanian dengan tekhnologi tinggi seperti revolusi hijau. Berikut adalah dampak positif dan negatif terhadap penerapan revolusi hijau di Indonesia yang didapat dari sejumlah sumber :
1.      Dampak Positif
-           Peningkatan produksi padi dan gandum sehingga memenuhi kebutuhan pangan
-          Menjadikan Indonesia sebagai negara yang berswasembada beras, setelah sebelumnya menjadi pengimpor beras pada masa pemerintahan Soekarno. 
-          Memberikan sejumlah lapangan pekerjaan bagi kalangan petani dan buruh
-          Sektor pertanian menjadi salah satu pilar dari perekonomian bangsa


2.      Dampak Negatif
-          Penurunan produksi protein, hal ini dikarenakan pengemabangan serelia tidak diimbangi dengan pengembangan pangan sebagai sumber protein dan lahan peternakan sebagaian besar telah di jadikan sawah.
-          Penurunan keanekaragaman hayati
-          Penggunaan pestisida yang menyebabkan munculnya hama yang tahan terhadap pestisida. 

BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan

Dilihat dari kemajuan pertaniannya, revolusi hijau telah menciptakan kemajuan pada kehidupan masyarakat Indonesia. Terdapat manfaat yang dirasakan masyarakat Indonesia ketika diterapkannya revolusi hijau masa pemerintahan orde baru. Indonesia yang pada masa pemerintahan sebelumnya mau tidak mau harus melakukan impor beras, pada masa ini menjadi negara swasembada beras selama kurang lebih 2 dekade.  Akan tetapi dibalik itu semua, terdapat sejumlah dampak negatif yang dirasakan masyarakat sampai pada saat ini, terutama terhadap pelestarian lingkungan dan kesenjangan sosial semakin melebar yang dirasakan masyararakat, terutama yang terdapat dipedesaan akibat tidak meratanya pembangunan. 

Saran
Diharapkan kepada pemerintah dan  masyarakat untuk tidak melakukan segala sesuatu dalam mengekploitasi sumber daya alam yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari. Karena sejatinya bukan hanya kita yang akan menikmati alam, tetapi anak dan cucu kita dimasa yang akan datang.







DAFTAR PUSTAKA

1 komentar: