Senin, 21 Januari 2013

TINGKAT PEMBANGUNAN DI NEGARA INDONESIA DAN MALAYSIA MENURUT TEORI PEMBANGUNAN


MOCHAMMAD INSAN KAMIEL
NIM 1001321

ABSTRAK
Negara-negara yang baru termasuk Indonesia dan malaysia, pada umumnya berada dalam situasi yang kurang lebih sama, yaitu kehidupan sosial ekonomi yang merana akibat penjajahan, tingkat pendapatan masyarakat yang rendah, keadaan pendidikan yang menyedihkan, kondisi kesehatan yang parah dan sebagainya yang pada pokoknya dapat disebut sebagai suatu keadaan yang tertinggal dari kemajuan. Dengan kenyataan seperti itu, logislah jika di dunia lalu terdapat dua macam keadaan di antara negara-negara yang ada yaitu: negara yang keadaanya cukup makmur dan tidak terlalu terpengaruh oleh perang dunia yang baru selesai, dan sisanya, sejumlah negara baru yang kelak disebut sebagai megara terbelakang (underdeveloped), kurang maju (less developed), atau sebutan yang lebih halus “negara yang sedang berkembang” (developing countries) (Siagian, 1990:20)
Hampir sama dengan Indonesia, namun satu tahap lebih maju dalam pembangunannya yaitu Malaysia adalah negara yang sedang membangun, mengamalkan pasaran berorientasikan negara dan terbuka. Negara memainkan peranan yang penting tetapi semakin berkurangan dalam menjana ekonomi menerusi perancangan makroekonomi. Di alam tahun 2007, Ekonomi Malaysia adalah negara mempunyai ekonomi ke-29 terbesar di dunia mengikut pariti kuasa membeli dengan keluaran dalam negara kasar bagi tahun 2007 dianggarkan berjumlah $357.9 bilion dengan suatu kadar tumbesaran sebanyak 5% hingga 7% semenjak 2007[2] Negara-negara Asia Tenggara telah mengalami suatu peningkatan ekonomi mendadak dan menjalani pembangunan yang pantas semasa akhir abad ke-20 dan mempunyai satu KDNK per kapita sebanyak $14,400, telah dianggap sebagai sebuah negara industri baru
Dalam hal ini teori modernisasi mempunyai peranan dalam pengambilan kebijakan – kebijakan pembangunan kedua Negara tersebut dalam melakukan tahap-tahap pembangunan Negara, namun dari dua Negara ini ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat tercapai pembangunannya dalam teori modernisasi tersebut.

A.     Teori Pembangunan
Beberapa pakar dari yang masuk dalam mazhab teori modernisasi yakni Roy Harrod-evsey domar menjelaskan bahwa bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingginya tabungan dan investasi. Dalam perkembangannya dikenal adanya rumus pembangunan Harrod-Domar yang menjelaskan bahwa pembangunan pada dasarnya merupakan masalah menambahkan investasi modal. Masalah keterbelakangan adalah masalah kekurangan modal. Jika ada modal dan kemudian diinvestasikan maka akan menghasilkan pembangunan ekonomi. Dalam perkembangan selanjutnya dari teori model ini beberapa ahli berpendapat bahwa untuk mengatasi keterbelakangan khususnya bagi negara dunia ketiga ialah dengan mencari tambahan modal baik dalam negeri dengan peningkatan tabungan dalam negeri itu sendiri dan dari luar negeri melalui penanaman modal dan utang luar negeri,(Budiman, 18-19,1995).
Selanjutnya McCleland menjelaskan suatu konsepnya  yang dikenal yakni the need for achievement, kebutuhan atau dorongan untuk berprestasi. Konsep ini disingkat dengan sebuah simbol yang kemudian menjadi sangat terkenal yakni : n- Ach. Berangkat dari konsep Webber seorang sosiolog jerman yang menjelaskan konsep etika protestan, keinginan, kebutuhan, atau dorongan untuk berprestasi ini tidak sekedar untuk meraih imbalan material yang besar. Orang dengan n-Ach yang tinggi, yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi, mengalami kepuasan bukan karena imbalan dan hasil kerjanya, tetapi karena hasil kerja tersebut dianggap sebagai suatu yang baik, di mana ada kepuasan batin tersendiri jika mereka berhasil menyelesaikan pekerjaannya dengan sempurna. Imbalan material kemudian menjadi faktor sekunder. Mccleland kemudian mengatakan bahwa jika dalam sebuah masyarakat ada banyak orang yang memiliki n-Ach yang tinggi, dapat diharapkan masyarakat tersebut akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. (Budiman 22-25.1995)

B. Tingkat pembangunan di Negara Indonesia menurut teori modernisasi
Jika kita melihat kembali ke teori modernisasi bahwa tahap perkembangan pembangunan di Indonesia yang sejalan dengan pendapat para ahli teori modernisasi yang mengungkapkan bahwa kemiskinan kemudian terjadi sebagai akibat dari faktor-faktor internal dari bangsa itu sendiri. Para ahli modernism kemudian berpendapat bahwa Negara-negara miskin memerlukan bantuan negara-negara kaya untuk mempercepat proses pembangunan mereka, bantuan yang diberikan kemudian ialah bantuan modal, tekhnologi dan pendidikan. Nah hal inilah yang kemudian yang terjadi di Indonesia khususnya pada masa Pasca perang dunia kedua (1945) banyak negara-negara di belahan Benua Asia dan Afrika memanfaatkan moment ini untuk memerdekakan diri, diantaranya adalah Indonesia, Thailand dan Korea Selatan. Kondisi yang dialami oleh negara-negara tersebut bisa dikatakan sama, yaitu memulai pembangunan dibidang ekonomi, hal ini dilakukan diakibatkan hancurnya fondasi ekonomi mereka diakibatkan lamanya penjajahan serta imbas kehancuran infra struktur akibat dari perang Dunia
Pertumbuhan ekonomi di indonesia di lihat berdasarkan besaran PDB tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebesar 6,3% pertumbuhan ini di dukung oleh semua sektor, yang dimana pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sektor pengangkutan dan komunikasi. Ini merupakan pencapaian yang sangat luar biasa untuk kemajuan perekonomian indonesia.
Jika dilihat dari teori Max Weber tentang etika protestan ini. agama seringkali memberikan efek – efek pada stabilitas sosial, kenyamanan sosial sehingga ketika teori ini memberikan kejelasan bahwa terdapat keselarasan antara agama dan kemajuan, maka agama dapat menjalalankan peran aktifnya dalam mengamankan kemajuan dari pengaruh – pengaruh negatif yang kemungkinan terjadi seperti ke tidak nyamanan sosial dan stabilitas sosial. Dan Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam budaya, ras, dan agama. Masalah agama di Indonesia sangat sensitif sekali karena bila sesuatu hal yang didasari dengan agama pasti ujung – ujungnya ada salah satu pihak yang merasa tersinggung, Dan itu bisa bepengaruh kepada kenyamanan sosial dan stabilitas sosial. Tapi jika sebuah agama itu menjadi faktor pendorong untuk memajukan perekonomian sebuah negara, Indonesia mungkin sudah bisa untuk hal itu karena masyarakat indonesia tidak terlalu susah untuk disatukan meskipun beragam. Dan etika protestan bisa juga diterapkan untuk mendorong seseorang untuk bekerja sungguh – sungguh, tidak berfoya – foya, dan konsumtif, sehingga hal tersebut dapat mendorong untuk mencapi kesuksesan.
Menurut teori ini bahwa keinginan atau kebutuhan berprestai bukan sekedar untuk mendapatkan imbalan tetapi juga kepuasan. Tetapi di Indonesia sendiri sekarang tidak berjalan seperti itu, malah kebanyakan pemerintah di indonesia inginnya mendapatkan imbalan dan kepuasaan batin saja, bukan prestasi yang diperoleh malah kerugian yang didapat dari orang – orang yang korupsi. Dan itu berpengaruh kepada pertumbuhan perekonomiaan negara, maka muncul pandangan bahwa tingkat perekonomian Indonesia sulit dengan  peningkatan ekonominya.
Justru yang harus kita pikirkan sekarang bagaimana caranya untuk mengatasi orang – orang yang memang tidak layak duduk dipemerintahan, karena ujung – ujugnya pasti merugikan negara. Karena itu hal yang lebih baik yang harus dilakukan sekarang adalah membrantas yang ada di dalam pemerintahannya dulu setelah itu baru kembangkan perekonomian negara.
Jadi bisa dilihat dari pandangan teori tersebut bahwa kesimpulanya yaitu Indonesia saat ini baru mencapai tahapan pembangunan prakondisi lepas landas karena masih banyak campur tangan asing di dalamnya, sehingga bisa berpengaruh besar terhadap perkembangan perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai berkembang. Meskipun peranan asing yang lebih mendominasi, tapi Indonesia mampu mengembangkan investasi dalam dan luar negara sehingga dari tahun ketahun mengalami kenaikan.

C. Tingkat pembangunan di Negara Malaysia menurut teori modernisasi
Sistem ekonomi di Malaysia pada abad ke-19 sehingga tahun 1963 boleh dikategorikan kepada 2 bentuk yang utama iaitu sistem ekonomi sara diri dan sistem ekonomi komersil. Bentuk dan kegiatan ekonomi yang mereka amalkan adalah dipengaruhi daripada sistem pemerintahan pada masa dahulu. Sebagai contoh, rakyat biasa menjadi petani, pedagang; pembesar pula menjadi pemilik tapak perlombongan dan sebagainya.
Ekonomi sara diri ialah kegiatan ekonomi yang bertujuan atau sekadar mampu untuk menampung keperluan harian keluarga. Maknanya, hasil kegiatan ekonomi akan digunakan untuk keluarga mereka. Segala kelebihan pengeluaran akan dijual, hasil jualan tersebut akan digunakan untuk membeli barangan keperluan yang lain yang juga menjadi asas keperluan seperti pakaian dan sebagainya. Kegiatan ekonomi sara diri yang utama ialah bercucuk tanam, menangkap ikan dan memungut hasil hutan. Kegiatan sebegini tidak memerlukan penggunaan mata wang yang banyak.
Malaysia jika dilihat dari teori Harrod – Domar mengenai pembangunan perekonomian, tabungan, dan investasi. Negara ini merupakan negara yang sangat baik yang bisa mengembangkan perekonomiannya menjadi lebih berkembang. Di tambah dengan adanya investasi dari FDI ( Foreign Direct Investment ) yang mendirikan suatu perusahaan multinasional yang beroprasi di Malaysia. Perusahaan ini merupakan cabang yang ada di Malaysia dari Perusahaan induk yang terdaftar di negara maju. Dengan adanya perusahaan ini Malaysia bisa terbantu dari adanya krisis yang dihadapi Malaysia, sehingga perekonomianya tidak terlalu tergoyahkan.
Teori etika protestan menurut Max Weber. Disini Malaysia merupakan negara yang memiliki sikap toleransi beragama yang sangat kuat. Di negara ini agama bukan jadi masalah spritual saja tetapi agama sudah menjadi bagian dari perkembangan perekonomian di negara ini. Masyarakatnya pun merupakan masyarakat yang bisa diandalkan, masyarakat  yang mau bekerja keras dan mampu menjadi bagian yang penting dalam negara. Jadi tidak salah jika pembangunan negara ini sangat berkembang pesat, karena semuanya sudah terkonsep dengan benar.
Pandangan teori Mc Clelland yang bisa menilai Malaysia sebagai negara yang bisa berkembang pesat karena mampu bersaing dengan negara – negara berkembang lainnya, yaitu untuk supaya tercapainya keinginan negara , yang berprestasi sehingga membuat masyarakatnya bangga. Dan pandangannya bahwa jika negaranya memiliki prestasi pasti masyarakatnya pun ingin selalu memberikan yang terbaik untuk negaranya tanpa mengharapkan imbalan yang lebih karena sudah tercapainya kepuasan dan sudah terbukti malaysia mampu melakukan hal itu.
Maka dari itu bisa diambil kesimpulan bahwa Malaysia saat ini sudah memasuki tahapan lepas landas menuju ke arah kedewasaan. Dengan adanya industri – industri yang berkembang pesat yang dimana keuntungan dari industrinya ditanamkan kembali ke pabrik – pabrik baru sehingga negara memiliki keuntungan yang besar akan hal itu, Ditambah lagi dengan tabungan investasi yang efektif meningkat setiap tahunya.
D. Kesimpulan
Paradigma pembangunan selalu dan harus berubah dari waktu ke waktu, sesuai dengan tuntutan jaman dan permasalahan. Terjadinya krisis yang besar sering dan memaksakan munculnya paradigma baru. Tanpa paradigma baru, krisis yang sama dan lebih besar akan terjadi lagi.
Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di negara-negara berkembang adalah melaksanakan pembangunan ekonomi. Dalam melaksanakan pembangunan ekonomi, negara-negara berkembang menghadapi banyak permasalahan, misalnya dalam menentukan strategi pembangunan yang akan digunakan apakah berorientasi pada pertumbuhan atau pada pemerataan.
Masing-masing strategi yang digunakan memiliki kebaikan dan kelemahannya masing-masing maka dalam hal ini peran perencana ekonomi adalah sangat menentukan.
Teori modernisasi muncul dengan analisis dan solusi terhadap hambatan – hambatan proses pembangunan yang dilakukan Negara – Negara berkembang seperti Indonesia dan Malaysia. Dengan teori tersebut kita dapat mengukur seberapa jauh perkembangan dan keberhasilan dari pembangunan yang dilakukan di kedua Negara tersebut.



Daftar Pustaka
Budiman, Arief. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Budiman, Arif (terj.) Frank, Andre Gunder. (1984). Sosiologi Pembangunan Dan Keterbelakangan Sosiologi, Jakarta: Pustaka Pulsar.
So, Alvin Y-Suwarsono. (1991). Perubahan Sosial Dan Pembangunan Di Indonesia, Teori-Teori Modernisasi, Dependensi, Dan Sistem Dunia; Jakarta: LP3ES.
Dhityafitri  Ajeng. 2010. Penerapan Teori Modernisasi di Negara Dunia Ketiga. Diperoleh di : http://fisip.uns.ac.id/blog/jeje/2011/03/28/penerapan-teori-modernisasi-di-negara-dunia-ketiga/

http://dyahhapsari.blogspot.com/2009/10/sosiologi-pembangunan-pengertian.html
http://feyyie21.blogspot.com/2011/10/perkembangan-pembangunan-indonesia.html
http://amirgassi.blogspot.com/2010/10/sejarah-perkembangan-dan-perubahan.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar