Minggu, 20 Januari 2013

Perekonomian Republik Rakyat Cina Pada Masa Pemerintahan Deng Xioping


Republik Rakyat Cina (RRC) adalah sebuah negara komunis yang berdiri pada 1 oktober 1949 dibawah pimpinan Mao Zedong. Republik Rakyat Cina merupakan negara di Asia yang saat ini menjadi salah satu Negara besar di dunia. Eksistensi Republik Rakyat Cina di Kancah Inernasional diakui oleh hampir semua Negara di dunia. Sebagai sebuah bangsa yang besar dengan jumlah penduduk paling besar Republik Rakyat Cina memiliki sejarah Panjang dalam perjalannya untuk mencapai keberhasilannya saat ini. Republik Rakyat Cina merupakan suatu Negara dengan system politik satu partai, yaitu Partai Komunis Cina. Di era Globalisasi ini RRC menjadi raksasa dunia terutama dalam hal perekonomian.
Perokonomian Republik Rakyat Cina mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini yang menjadikan Republik Rakyat Cina sebagai salah satu negara maju di Dunia dan keberadaannya dipertimbangkan oleh setiap negara di dunia termasuk Indonesia. Hampir semua pasar di dunia di banjiri oleh produk- produk buatan negeri tirai bambu ini. Keberadaan produk asal Republik Rakyat Cina sudah seperti jamur di musim penghujan yang marak ditemui. Produk Republik Rakyat Cina ini mampu bersaing dipasar internasional.
Suatu keunikan tersendiri jika melihat pertumbuhan perekonomian Republik Rakyat Cina yang mencengangkan. Keberhasilan Republik Rakyat Cina dalam perekonomian memberikan nilai tambah bagi suatu negara komunis yang identik sulit untuk berkembang. Persaingan perekonomian Republik Rakyat Cina dengan negara lain khususnya negara kapitalis memberikan rasa penasaran mengenai hal tersebut.
Bila melihat sejarah panjang negara Republik Rakyat Cina kemajuan perekonomian negara ini mulai tampak saat adanya angin segar reformasi yang dihembuskan oleh seorang Deng Xioping. Deng Xioping  adalah seorang komunis yang militan. Deng pernah menjadi kawan Mao Zedong namun Deng juga pernah menjadi lawan Mao. Saat terjadi Revolusi kebudayaan pada tahun 1976 Deng termasuk kepada salah satu orang yang terbabat atau diasingkan oleh Mao ke desa untuk didik kembali. Hal ini dikarena ada pemikiran Deng yang tidak sejalan dengan Mao Zedong. Salah satunya terlihat jelas ketika Deng memimpin Republik Rakyat Cina, Deng tidak menjadikan politik sebagai panglima seperti yang dilakukan Mao Zedong. Deng sendiri menjadikan ekonomi sebagai panglima. Bagi seorang Deng Xioping politik haruslah komunis, tetapi ekonomi tidak harus komunis. Pandangannya ini karena pembangunan ekonomi Republik Rakyat Cina adalah guna menjadikan RRC negara makmur dan sejahtera bagi rakyat. Sejarah memberikan jawaban atas keadaan ekonomi RRC yang ternyata tidak memberikan hal yang diharapakan pada masa sebelumnya. Deng Xioping tidak peduli akan jalan yang harus ditempuhnya untuk mencapai tujuan pembangunan RRC sekalipun dengan jalan kapitalis.
Deng seorang politikus yang perhatiannya lebih fokus pada ekonomi. Kunci keberhasilan kebijakan Deng ini adalah reformasi ekonomi RRC dilakukan secara berhati-hati, bertahap, pragmatis  dan kesabaran dalam melaksanakannya. Pertumbuhan ekonomi Republik Rakyat Cina tumbuh secara perlahan saat Deng Xioping mulai menerapkan perombakan ekonomi. Gagasan dari perombakan ekonomi ini dituangkan Deng kedalam gagasan empat bentuk modernisasi Republik Rakyat Cina. Keempat bentuk modernisasi itu meliputi bidang pertanian, industri, ilmu pengetahuan dan militer. Awal munculnya gagasan ini yaitu ketika sidang pleno ketigakongres sentral ke XI partai komunis Cina.
Dalam buku yang ditulis robert G.sutter disebutkan “diantara pengumuman rencana itu pada bulan februari dan sidang pleno ketiga komite sentral partai komunis cina bulan desember 1978, para pemimpin cina memberikan penilaian baru dan lebih baik tentang hakikat dan lebarnya jurang yang terbentang antara ambisi dan kapabilitas yang dimiliki cina. Hasilnya mereka, menangguhkan rencan sepuluhtahun itu dan memulai suatu program penyesuaian kembali selama tiga tahun (1979-1981). Tema yang mendasari kebijakan dalam negeri cina kemudian terpusat pada penilaian bahwa produktivitas ekonomi dan kesejahteraan konsumen memiliki hubungan yang erat perubahan-perubahan kebijaksanaan ekonomi setelah pleno ketiga pada akhir tahun 1978 yakni ditingkatkannya insentip meterial untuk produksi, sehingga meninggkatkan penghasilan para pekerja dan petani, menghasilkan sistem rewards and penalisties yang baru bagi kekuatan ekonomi dan para manager dan percobaan dalam bentuk-bentuk yang baru dan lebih efisien dibidang pengaturan industri, bertujuan untuk meningkatkan produktivitas” (sutter,1991, 42-43).
Perkembangan perekonomian Republik Rakyat Cina terjadi  sangat dinamis dan gradual. Hal ini jika dikaitkan dengan teori modernisasi maka RRC termasuk negara yang mengalami Modernisasi karena perubahannya yang lurus dan dinamis. Munculnya perekonomian pasar dan industrialisai di RRC pada masa Deng merupakan suatu langkah awal RRC dalam melakukan modernisai berdasarkan teori ini. Seorang ekonom Rostow  menyatakan bahwa ada lima tahapan masyarakat dengan konsumsi tinggi. Tahapan ini dimuali dari tahapan tradisonal sampai pada tahapan lepas landas. Guna mencapai pertumbuhan perekonomian maka syarat yang harus dipenuhi pertama yaitu dana investasi. Dana ini dapt diperoleh penyitaan hak milik tuan tanah  dan menggunakan untuk investasi diperkotaan selain iti dana investasi dapat diperoleh juga dari lembaga-lembaga keuangan antara lain bank, pasar uang, modal, perdagangan internasional dan investasi langsung modal asing untuk ditanamkan. Dalam hal ini Republik Rakyat Cina sudah mencapai tahapan dimana dibukanya investasi modal asing melalui kebijakan pintu terbuka oleh Deng Xioping, artinya RRC siap melalui tahapan selanjutnya.
Dalam teori modernisasi menilai ideologi komunisme sebagai ancaman pembangunan negara dunia ketiga. Maka jika dunia ketiga hendak melakukan pembangunan negara diperukan arah seperti yang telah dijalni oleh Amerika Serikat dan Negara-negara eropa barat oleh karena itu mereka hendaknya berdiri jauh dari paham komunis untuk mencapai tujuan tersebut. Kenyataannya Republik Rakyat Cina masih berdiri dibawah pimpinan komunis. Kemajuan Perekonomian Republik Rakyat Cina tidak menggeser paham ideologi komunis kedalam kematian. Pada dasarnya seorang Deng Xioping yang berhaluan komunis hanya mengganti sudut pandang ekonomi saja. Deng memisahkan antara politik dan ekonomi, sehingga perekonomian Republik Rakyat Cina dapat menuju pada arah yang baik tanpa meninggalkan komunismenya.
 
Nama               : Anita Megamarinti
NIM                : 0907045

 
DAFTAR PUSTAKA

Brezinski, Zbigniew. (1990). Kegagalan Besar: Muncul dan Runtuhnya Komunisme Dalam Abad kedua puluh. Bandung: Rosdakarya.
Dahana,A. (1996). Berita dari Tembok Besar: Politik Cina Dalam Kolom Tempo. Jakarta: PT.Penebar Swadaya.
G.Sutter, Robert. ( 1991). Politik Luar Negeri RRC.Bandung: ABARDIN.
Heng, L.dan Shapiro, J. (1989). Reformasi Tanpa Keterbukaan: Cina Sesudah Revolusi Kebudayaan. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.
Sjamsudin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Skocpol, Theda. (1991). Negara Dan Revolusi Sosial: Suatu Analisis Komparatif tentang Prancis Rusia Dan Cina. Jakarta: Erlangga.
Suarsono, Alvin Y.So. (2006). Perubahan Sosial Dan Pembangunan. Jakarta: Pustaka LP3ES Inonesia.
Suryadi Bakri, U.(1977). Pasca Deng Xiaoping Cina Quo Vadis?. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar