Republik Rakyat Cina (RRC) adalah sebuah negara komunis yang berdiri pada 1 oktober 1949
dibawah pimpinan Mao Zedong. Republik Rakyat Cina merupakan negara
di Asia yang saat ini menjadi salah satu Negara besar di dunia. Eksistensi Republik Rakyat Cina di Kancah Inernasional
diakui oleh hampir semua Negara di dunia. Sebagai sebuah bangsa yang besar
dengan jumlah penduduk paling besar Republik
Rakyat Cina memiliki sejarah Panjang dalam perjalannya untuk
mencapai keberhasilannya saat ini. Republik Rakyat Cina merupakan suatu Negara
dengan system politik satu partai, yaitu Partai Komunis Cina. Di era Globalisasi ini RRC menjadi raksasa dunia
terutama dalam hal perekonomian.
Perokonomian Republik Rakyat Cina mengalami perkembangan
yang sangat pesat. Hal ini yang menjadikan Republik Rakyat Cina sebagai salah
satu negara maju di Dunia dan keberadaannya dipertimbangkan oleh setiap negara
di dunia termasuk Indonesia. Hampir semua pasar di dunia di banjiri oleh
produk- produk buatan negeri tirai bambu ini. Keberadaan produk asal Republik
Rakyat Cina sudah seperti jamur di musim penghujan yang marak ditemui. Produk
Republik Rakyat Cina ini mampu bersaing dipasar internasional.
Suatu keunikan tersendiri jika melihat pertumbuhan
perekonomian Republik Rakyat Cina yang mencengangkan. Keberhasilan Republik
Rakyat Cina dalam perekonomian memberikan nilai tambah bagi suatu negara
komunis yang identik sulit untuk berkembang. Persaingan perekonomian Republik
Rakyat Cina dengan negara lain khususnya negara kapitalis memberikan rasa
penasaran mengenai hal tersebut.
Bila melihat sejarah panjang negara Republik Rakyat Cina
kemajuan perekonomian negara ini mulai tampak saat adanya angin segar reformasi
yang dihembuskan oleh seorang Deng Xioping. Deng Xioping adalah seorang
komunis yang militan. Deng pernah menjadi kawan Mao Zedong namun Deng juga
pernah menjadi lawan Mao. Saat terjadi Revolusi kebudayaan pada tahun 1976 Deng
termasuk kepada salah satu orang yang terbabat atau diasingkan oleh Mao ke desa
untuk didik kembali. Hal ini dikarena ada pemikiran Deng yang tidak sejalan
dengan Mao Zedong. Salah satunya terlihat jelas ketika Deng memimpin Republik
Rakyat Cina, Deng tidak menjadikan politik sebagai panglima seperti yang
dilakukan Mao Zedong. Deng sendiri menjadikan ekonomi sebagai panglima. Bagi
seorang Deng Xioping politik haruslah komunis, tetapi ekonomi tidak harus
komunis. Pandangannya ini karena pembangunan ekonomi Republik Rakyat Cina
adalah guna menjadikan RRC negara makmur dan sejahtera bagi rakyat. Sejarah
memberikan jawaban atas keadaan ekonomi RRC yang ternyata tidak memberikan hal
yang diharapakan pada masa sebelumnya. Deng Xioping tidak peduli akan jalan
yang harus ditempuhnya untuk mencapai tujuan pembangunan RRC sekalipun dengan
jalan kapitalis.
Deng
seorang politikus yang perhatiannya lebih fokus pada ekonomi. Kunci
keberhasilan kebijakan Deng ini adalah reformasi ekonomi RRC dilakukan secara
berhati-hati, bertahap, pragmatis dan
kesabaran dalam melaksanakannya. Pertumbuhan ekonomi Republik Rakyat Cina
tumbuh secara perlahan saat Deng Xioping mulai menerapkan perombakan ekonomi.
Gagasan dari perombakan ekonomi ini dituangkan Deng kedalam gagasan empat
bentuk modernisasi Republik Rakyat Cina. Keempat bentuk modernisasi itu
meliputi bidang pertanian, industri, ilmu pengetahuan dan militer. Awal
munculnya gagasan ini yaitu ketika sidang pleno ketigakongres sentral ke XI
partai komunis Cina.
Dalam buku yang ditulis robert G.sutter disebutkan
“diantara pengumuman rencana itu pada bulan februari dan sidang pleno ketiga
komite sentral partai komunis cina bulan desember 1978, para pemimpin cina
memberikan penilaian baru dan lebih baik tentang hakikat dan lebarnya jurang
yang terbentang antara ambisi dan kapabilitas yang dimiliki cina. Hasilnya
mereka, menangguhkan rencan sepuluhtahun itu dan memulai suatu program
penyesuaian kembali selama tiga tahun (1979-1981). Tema yang mendasari
kebijakan dalam negeri cina kemudian terpusat pada penilaian bahwa
produktivitas ekonomi dan kesejahteraan konsumen memiliki hubungan yang erat
perubahan-perubahan kebijaksanaan ekonomi setelah pleno ketiga pada akhir tahun
1978 yakni ditingkatkannya insentip meterial untuk produksi, sehingga
meninggkatkan penghasilan para pekerja dan petani, menghasilkan sistem rewards
and penalisties yang baru bagi kekuatan ekonomi dan para manager dan percobaan
dalam bentuk-bentuk yang baru dan lebih efisien dibidang pengaturan industri,
bertujuan untuk meningkatkan produktivitas” (sutter,1991, 42-43).
Perkembangan
perekonomian Republik Rakyat Cina terjadi
sangat dinamis dan gradual. Hal ini jika dikaitkan dengan teori
modernisasi maka RRC termasuk negara yang mengalami Modernisasi karena
perubahannya yang lurus dan dinamis. Munculnya perekonomian pasar dan
industrialisai di RRC pada masa Deng merupakan suatu langkah awal RRC dalam
melakukan modernisai berdasarkan teori ini. Seorang ekonom Rostow menyatakan bahwa ada lima tahapan masyarakat
dengan konsumsi tinggi. Tahapan ini dimuali dari tahapan tradisonal sampai pada
tahapan lepas landas. Guna mencapai pertumbuhan perekonomian maka syarat yang
harus dipenuhi pertama yaitu dana investasi. Dana ini dapt diperoleh penyitaan
hak milik tuan tanah dan menggunakan
untuk investasi diperkotaan selain iti dana investasi dapat diperoleh juga dari
lembaga-lembaga keuangan antara lain bank, pasar uang, modal, perdagangan internasional
dan investasi langsung modal asing untuk ditanamkan. Dalam hal ini Republik
Rakyat Cina sudah mencapai tahapan dimana dibukanya investasi modal asing
melalui kebijakan pintu terbuka oleh Deng Xioping, artinya RRC siap melalui
tahapan selanjutnya.
Dalam
teori modernisasi menilai ideologi komunisme sebagai ancaman pembangunan negara
dunia ketiga. Maka jika dunia ketiga hendak melakukan pembangunan negara
diperukan arah seperti yang telah dijalni oleh Amerika Serikat dan
Negara-negara eropa barat oleh karena itu mereka hendaknya berdiri jauh dari
paham komunis untuk mencapai tujuan tersebut. Kenyataannya Republik Rakyat Cina
masih berdiri dibawah pimpinan komunis. Kemajuan Perekonomian Republik Rakyat
Cina tidak menggeser paham ideologi komunis kedalam kematian. Pada dasarnya
seorang Deng Xioping yang berhaluan komunis hanya mengganti sudut pandang
ekonomi saja. Deng memisahkan antara politik dan ekonomi, sehingga perekonomian
Republik Rakyat Cina dapat menuju pada arah yang baik tanpa meninggalkan
komunismenya.
Nama : Anita Megamarinti
NIM : 0907045
DAFTAR
PUSTAKA
Brezinski, Zbigniew. (1990). Kegagalan Besar: Muncul dan Runtuhnya
Komunisme Dalam Abad kedua puluh. Bandung: Rosdakarya.
Dahana,A. (1996). Berita dari Tembok Besar: Politik Cina
Dalam Kolom Tempo. Jakarta: PT.Penebar Swadaya.
G.Sutter, Robert. ( 1991). Politik Luar Negeri RRC.Bandung:
ABARDIN.
Heng, L.dan Shapiro, J. (1989). Reformasi Tanpa Keterbukaan: Cina Sesudah
Revolusi Kebudayaan. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.
Sjamsudin,
H. (2007). Metodologi Sejarah.
Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Skocpol, Theda. (1991). Negara Dan Revolusi Sosial: Suatu Analisis
Komparatif tentang Prancis Rusia Dan Cina. Jakarta: Erlangga.
Suarsono, Alvin Y.So. (2006). Perubahan Sosial Dan Pembangunan.
Jakarta: Pustaka LP3ES Inonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar