Nama : Angga M. Iqbal
NIM : 0901575
Pembangunan Perekonomian Korea Selatan 1960
- 1980
Menurut perundingan Potsdam,
perundingan yang mengakhiri Perang Dunia II, Korea dibagi sejajar dengan garis
lintang 38˚, bagian utara Korea diduduki Uni Soviet sedangkan Amerika Serikat
di Korea bagian selatan. Pada bagian selatan berdirilah Republik Korea yang
berpaham liberal, sedangkan di daerah utara didirikan Republik Demokratik
Rakyat Komunis. Pada tanggal 25 Juni 1950, tentara Korea Utara menyerang Korea
Selatan dalam upaya menyatukan Korea dibawah kekuasaan komunis. Korea Utara
yang memakai persenjataan yang disediakan oleh Uni Soviet menang atas Korea
Selatan. Akan tetapi, atas bantuan PBB, Korea Selatan diselamatkan dari kekalahan
dan pertempuran pun diakhiri dengan gencatan senjata pada bulan Juli 1953.
Dalam keterpurukan eokonomi yang
serius karena inflasi yang luar biasa, kehidupan rakyat pada umunya sangatlah
mengkhawatirkan. Di awal masa pemerintahan Korea Selatan yang baru, sektor
perekonomian sepenuhnya bergantung pada bantuan Amerika Serikat. “Menurut data yang
dihitung Bank Ekspor-Impor Korea, pemerintah Korea mendapat bantuan sebanyak
3,02 milyar dollar Amerika selama tahun 1945 s/d 1960”.
Dari pernyataan data diatas sudah
terlihat betapa hancurnya perekonomian Korea Selatan pada awal kemerdekaannya.
Sebagian besar bantuan tersebut digunakan untuk mengimpor bahan makanan dan
barang-barang yang bersifat konsumtif, sehingga memperparah perekonomian
nasional.
“Pada tahun 1960 struktur industri
Korea terdiri dari 35,2% industri tahap pertama (pertanian, perikanan dan perhutanan),
19,2% tahap kedua (industri pembuatan), dan 45,6% tahap ketiga (industri
pelayanan). Struktur ekonomi korea serupa itu berkembang dan berubah menjadi
31,7% industri tahap pertama, 25,7% tahap kedua, dan 42,6% tahap ketiga”
Perubahan struktur industri tersebut
mengandung arti mengandung pengertian bahwa banyak orang Korea telah memperoleh
kesempatan kerja. Perubahan perindustrian Korea dari agraris menjadi negara
Industri sudah terlihat pada tahap ini, Korea mulai mampu memproduksi
bahan-bahan setengah jadi dan industri yang berkaitan dengan ekspor. Volume
perdagangan dan penanaman modal asing ikut terdongkrak pada Repelita pertama
ini.
“Pada pembangunan ekonomi nasional
kedua yaitu dari tahun 1967 s/d 1971, ekonomi Korea bertambah 11,4% per tahun”.
Pertumbuhan ekonomi yang cukup besar
ini disebabkan oleh adanya industri tahap kedua dan ketiga yang mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan ini menyebabkan bertambah
banyaknya volume perdagangan dan bertambahnya kesempatan kerja bagi rakyat
Korea Selatan.
Pada tahun 1971 prosentasi industri
ringan dan berat di Korea Selatan masing masing mencatat 33,5 dan 66,5%. Yang
berarti korea sudah memasuki masa berdiri sendiri. Dengan pencapaian ini maka
Korea sudah dapat disebut sebagai negara industri meskipun belum bisa menyaingi
Jepang. Dalam pembangunan lima tahun pertama dan kedua, sektor industri dan
proyek-proyek khusus mendapat prioritas yang sangat tinggi dan dana yang besar
sedangkan sektor-sektor lain yang menyangkut kepentingan umum mendapatkan
penekanan.
Pemerintah Korea sendiri selalu
berusaha untuk menghapuskan ketidakseimbangan perkembangan antara kota-desa dan
antar industri dengan maksud untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera secara
merata dan seimbang. Salah satu gerakan penting pemerintah Korea Selatan adalah
gerakan Sae-maul untuk memodernkan daerah pedesaan. Gerakan ini bertujuan untuk
mebangkitkan semangat keuletan, kemandirian dan kerjasama dalam rangka
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat setempat.
Modernisasi
Korea Selatan telah dicapai melalui industrialisasi ekonomi dan strategi
ekspansi ekspor serta pertumbuhan ekonomi yang dipimpin pleh negara.
Perusahaan-perusahaan swasta dan milik negara bekerjasama dan saling mendukung
dalam mewujudkan kesuksesan pembangunan ini. Pemerintah memberikan kelonggaran
dalam perizinan dan birokrasi bagi pengusaha sehingga dapat mempercepat
pertumbuhan ekonomi yang sedang berlangsung.
Pembangunan
perekonomian Korea Selatan direncanakan dan dikembangkan oleh rezin otoriterian
negara berkembang kapitalis. Negara berkembang kapitalis ini ditandai dengan
adanya campur tangan negara yang kuat dalam pasar untuk mempengaruhi kegiatan
ekonomi.18
Rezim
otoriter Korea Selatan meskipun mengekang kebebasan berpendapat dan berpolitik
masyarakat sipil akan tetapi berhasil memfokuskan pembangunan pada satu titik
sehingga tidak menyebabkan perpecahan dalam konsentrasi pembangunan yang sedang
berlangsung dan yang telah direncanakan.
Pembangunan
ekonomi Korea Selatan pada dekade 1960 sampai 1970-an merupakan suatu praktek
dari pembangunan ekonomi model Rostow yang lebih menitikberatkan pada modernisasi
yang bertahap.
Sumber Rujukan :
KBS . 1995. Sejarah Korea. Seoul. Jung moon printing Co,. Ltd.
Supardan, Dadang. 2009. Pengantar
ilmu Sosial. Jakarta : bumi Aksara.
Yang Seung, Mohtar Mas’oed.
2003. Politik Ekonomi Masyarakat Korea :
Pokok-Pokok Kepentingan Dan Permasalahanya. Yogyakarta : Gadjah Mada University
press
Yang Seung, Mohtar Mas’oed.
2005. Memahami politik korea, Yogyakarta : Gadjah Mada University press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar