Dede Yusuf NIM : 1106005
Rifki Rahman Hakim NIM :
1102349
Abstrak
Korea
selatan adalah negara yang mengikuti tahap pembangunan rostow, dalam
perkembangannya ada tahap-tahap yang tidak dilalui korea selatan, dan pada saat
ini korea selatan telah menjadi negara
dalam tahap menuju kedewasaan melalui
ekonomi pasarnya. Pada perkembangannya Korea selatan tidak terlepas dari
ketergantungannya pada Jepang dan Amerika serikat, ketergantungannya ini
bukannya merugikan tetapi menguntungkan Korea Selatan dalam hal pemasaran yang
dibantu oleh negara-negara maju tersebut.
Tahap
Pertumbuhan dan Sistem Ketergantungan
Korea Selatan
- Tahap
Pertumbuhan
Korea
Selatan adalah sebuah negara di Asia Timur yang meliputi bagian selatan
Semenanjung Korea. Di sebelah utara, Republik Korea berbataskan Korea Utara, di
mana keduanya bersatu sebagai sebuah negara hingga tahun 1948. Korea selatan kini telah digolongkan menjadi
negara yang berpenghasilan menengah. Perkembangan perekonomian korea selatan
membuktikan kebenaran tahapan
pembangunan rostow yakni masyarakat tradisional, prakondisi tinggal landas,
tinggal ladas (lepas landas), menuju kedewasaan dan era konsumsi tinggi (Budiman, 2000).
Dalam
beberapa tahun terakhir pangsa
investasi dalam pendapatan nasional korea selatan adalah yang tertinggi didunia yang merupakan bagian penting dari penjelasan mengenai
pesatnya perkembangan ekonomi Korea
Selatan. Bahkan Korea selatan sama sekali tidak disebut dalam buku Stages of Ekonomic Growth Rostow. Pada tahun 1960 ketika buku tersebut
diterbitkan kondisi negara ini sama
sekali tidak memenuhi syarat untuk
disebut “siap landas”.
Namun
untuk sekarang Korea selatan sangat berkembang pesat melalui ekonomi pasarnya, Kesuksesan
ekonomi Korea Selatan dicapai pada akhir 1980-an ketika PDB berkembang dari rata
- rata 8% per tahun (US$2,7 milyar) pada tahun 1962[30] menjadi US$230 milyar
pada 1989[31] Jumlah ini kira - kira 20 kali lipat dari Korea Utara dan sama
dengan ekonomi - ekonomi menengah di Uni Eropa. Kemajuan ekonomi ini dikenal
dengan nama Keajaiban di Sungai Han. (wikipedia,
2013)
Krisis
Finansial Asia 1997 membuka kelemahan dari model pengembangan Korea Selatan,
termasuk rasio utang/persamaan yang besar, pinjaman luar yang besar, dan sektor
finansial yang tidak disiplin. Pertumbuhan jatuh sekitar 6,6% pada 1998,
kemudian pulih dengan cepat ke 10,8% pada 1999 dan 9,2% pada 2000. Pertumbuhan
kembali jatuh ke 3,3% pada 2001 karena perlambatan ekonomi dunia, ekspor yang
menurun, dan persepsi bahwa pembaharuan finansial dan perusahaan yang
dibutuhkan tidak bertumbuh. Dipimpin oleh industri dan konstruksi, ekonomi
Korea Selatan mulai bangkit pada 2002 dengan pertumbuhan sebesar 5,8%. Jumlah
penduduk dibawah garis kemiskinan sebesar 15% pada tahun 2003. Indeks gini
menunjukkan perbaikan, dari angka 35.8 menjadi 31.3 pada tahun 2007. Nilai
investasinya sebesar 29.3% dari PDB dan menempati urutan ke dua puluh satu. Ekonomi Korea Selatan dipimpin oleh
konglomerat besar yang dikenal dengan sebutan chaebol. Beberapa chaebol yang
terbesar antara lain: Samsung Electronics, POSCO, Hyundai Motor Company, KB
Financial Group, Korea Electric Company, Samsung Life Insurance, Shinhan
Financial Group, LG Electronics, Hyundai dan LG Chem (wikipedia, 2013).
Dari perkembangan perekonomian
diatas dapat disimpulkan bahwa negara ini telah melewati tahapan-tahapan
akhir dari teori Rostow. Menurut rumusan
tahapan pembangunan Rostow, korea selatan kini
berada pada tahap menjelang kematangan, bukan lagi sekedar
pada kondisi tinggal landas, apalagi teknologi korea selatan kini sudah
sangat diperhitungkan sehingga tidak lama lagi maka negara ini akan sampai pada
tahap negara yang berekonomi matang atau berperekonomian matang.
Rostow sendiri mengatakan bahwa tingkat kematangan itu akan dicapai sekitar 60 tahun seetelah periode tinggal landas, meskipun
Rostow tidak menutup kemungkinan adanya lompatan-lompatan untuk negara tertentu (lompatan-lompatan itu kini
memang dimungkinkan oleh adanya kemajuan-kemajuan teknologi). Semakin
besar kesenjangan tingkat produktifitas
antar negar, maka pertumbuhan pendapatan
disuatu negara akan semakin cepat begitu kondisi siap tinggal landas telah
dapat dicapainya (C.Smith, 1999).
Korea selatan dengan pertumbuhan
pembangunan yang sangat pesat ini dengan produck ekspor dan impornya yang sangat
tinggi dan mampu bersaing dengan negara-negara maju lainnya serta produck
teknologi yang sangat diperhitungkan diseluruh dunia menegaskan bahwa negara ini sudah berada pada
tahap kematangan.
- Ketergantungan
Korea Selatan
Menurut
Theotonio Dos Santos, Dependensi (ketergantungan)
adalah keadaan dimana kehidupan ekonomi negara – negara tertentu dipengaruhi
oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi negara – negara lain, di
mana negara – negara tertentu ini hanya berperan sebagai penerima akibat saja (Salingkat, 2010). Model ketergantungan,
negara berkembang yang aktif dalam
kegiatan hubungan ekonomi internasional
pada akhirnya hanya akan menjadi tergantung dan terus menerus
dirugikan (P.Todaro, 1999). Korea selatan memang kian tergantung pada pada perekonomian internasional namun bedanya negara ini tidak
dirugikan dengan keadaan tersebut.
Korea
selatan sejak awal memang tergantung pada perekonomian internasional bahkan
pada saat masih menjadi koloni jepang
sampai tahun 1945, setelah lepas dari sistem koloni Jepang Korea selatan Jatuh
ketangan Amerika serikat yang kemudian tetap mempertahankan kehadirannya
hingga saat ini untuk
alasan-alasan pertahanan dan
membendung komunisme dari Korea utara (C.Smith, 1999).
Ketergantungan
Korea Selatan kepada Amerika Serikat sama sekali tidak merugikan Korea Selatan
bahkan menguntungkan, karena begitu banyak bantuan Amerika serikat terhadap
Korea selatan sejak tahun 1950an dari
situ pula Korea Selatan sangat terbantu
dengan Amerika terutama dalam menjalin
hubungan dagang dengan negara-negara
maju (tentu saja dengan Amerika serikat dengan Jepang).
Hal
ini memberikan peluang besar bagi Korea selatan dalam hal Ekspor produck yang
dihasilkan negaranya dengan mudah diterima negara-negara yang sangat
berpengaruh pada stabilitas perekonomian, dan hal inilah yang merupakan
komponen terpenting dalam keberhasilan pembangunan Korea selatan.
Tidak bisa dipungkiri, Korea Selatan sekarang adalah salah satu negara yang lagi naik daun. Dahsyatnya sepertinya mereka “membombardir” dunia dari segala sektor. Mulai dari sektor musik, perfilman, otomotif, dan yang paling hot teknologi elektronik (terutama selular). Padahal kalau ditilik, yang pertama dari geografis, negara ini kecil sekali. Sama Jepang saja masih jauh lebih besar Jepang. Belum lagi bersebelahan dengan Korea Utara yang berkonflik. Lagi ditilik dari sejarah perkembangannya, Korea Selatan sepertinya dulu gaungnya di Indonesia pun pada tahun 1990-an seperti masih diremehkan. Sekarang? waah jangan ditanya !
BalasHapusSaya seketika sekarang tertarik dengan Korea Selatan. Negara yang berangkat dari peperangan ideologi hingga akhirnya terpecah ini ternyata memiliki semangat pembangunan yang sangat maju. Sekarang China dan Jepang boleh dibilang “kalah” oleh geliat dari Negeri Gingseng ini. Ketika dosen saya menceritakan pengalamannya saat berkunjung tugas di sana, saya sangat tertarik sekali.
Terima Kasih,