Adytia
Mara Yuda 1006017
Ridho
Yulian Mulyastanto 1001518
Pada
dasarnya pembangunan merupakan bentuk perubahan sosial yang terarah serta
terencana melalui berbagai macam kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan
taraf kehidupan masyarakat. Dewasa ini sebuah kata yakni pembangunan memang
sudah tidak dapat dipisahkan dari keseharian masyarakat dari mulai di perkotaan
hingga pedesaan, baik di negara maju, negara berkembang maupun negara tertinggal.
Sebagai sebuah fenomena yang tidak habis-habisnya dibahas dalam keberlangsungan
hidup manusia, pembangunan sudah melekat sebagai salah satu ciri kehidupan
manusia yang kerap mengalami perubahan menurut berbagai dimensi yang ada.
Sebuah
masa dimana terjadi perebutan pengaruh terhadap negara – negara di dunia yang
melibatkan Amerika Serikat dan Uni Soviet yang terkenal dengan nama Perang
Dingin telah banyak berpengaruh terhadap keberlangsungan pembangunan di negara
– negara berkembang. Pengaruh – pengaruh baik postitif maupun negatif silih
berganti mempengaruhi negara-negara yang menjadi rebutan kedua negara adidaya
tersebut. Namun kondisi pun berbalik setelah runtuhnya Uni Soviet, maka banyak
negara – negar yang memerdekakan diri dari Uni Soviet. Sehingga dengan hal
itulah awal mula berkembang sebuah konsep yang bernama negara dunia ketiga,
dimana negara – negara di luar negara adidaya yang mencoba untuk berkembang
baik dari segi ekonomi, politik bahkan pembangunan. Akan tetapi walau Uni
Soviet sudah membubarkan diri, dengan ideologi komunisme dan sosialisme yang
dianut oleh Uni Soviet kala itu rupanya belum mati. Hal tersebut bahkan dianut
oleh pemimpin negara dari Amerika Latin yang menganut ideologi sosialisme guna
membangun sebuah negara yang telah terpuruk di Amerika Selatan. Sosok tersebut
yakni Hugo Chavez seorang pemimpin dari Venezuela yang membangun Venezuela dari
keterpurukan ekonomi di akhir tahun 1990.
Seorang
pemimpin yang sangat bertolak belakang dengan mayoritas pemimpin dunia yang bisa
dikatakan berkiblat pada Amerika Serikat sebagai negara adidaya yang mengontrol
dunia selepas runtuhnya Uni Soviet. Dengan menganut sosialisme kerakyatan atas
inspirasi dari tokoh yang disukainya yakni Simon Bolivar, Chavez membangun
ulang Venezuela dengan Revolusi Bolivarian nya. Selama Chavez menjabat sebagai
presiden Venezuela , dia dapat dikatakan sukses mebangun Venezuela dari
keterpurukan, bahkan ditengah kondisi masyarakat yang mengalami kemiskinan.
Sejak 1999 hingga Chavez wafat tahun 2013, dia telah menghasilkan sbeberapa
rencana yang dapat digagas bahkan diterapkan dengan baik di Venezuela. Chavez
membuat beberapa program pemerintahan diantaranya:
1.
Pembaruan ekonomi
2.
Reformasi Sistem Keuangan Negara.
3.
Pembentukan ALBA (Alternativa Bolivariana
Paralas Americas).
4.
Pembentukan Bank Selatan.
5.
Menangkal Propaganda Amerika Serikat.
6.
Mendirikan Dana Pembangunan Nasional
(FONDED).
7.
Diversifikasi ekonomi. Lebih dipusatkan
untuk mengurangi ketergantungan ekspor minyak ke AS.
8.
Mendirikan BUMN.
9.
Nasionalisasi perusahaan – perusahaan.
10.
Pembentukan Aliansi Global. Didirikan
dalam rangka upaya untuk membebaskan Venezuela dari mekanisme keuangan kapitalis
(IMF, WTO dan Bank Dunia).
11.
Pembaruan kontrak minyak Venezuela.
Meningkatkan investasi ekonomi dengan membangun cadangan minyak di wilayah
Orinoco yang kaya akan minyak. Hal itu dilakukan untuk mendapat keuantungan
attas produksi dari perusahaan asing yakni Chevron dan Repsol di Venezuela.
Dengan
berbagai kebijakan dan program yang dilakukan Chavez sejak menjabat Presiden
Venezuela terjadi peningkatan terutama dalam bidang ekonomi. Ekonomi Venezuela
meningkat secara signifikan.
Hingga tahun 2006, pertumbuhan ekonomi
Venezuela mencapai lebih dari 9%.
Pertumbuhan terkuat justru berada di sektor non minyak, terutama jasa
konstruksi. Didalamnya meliputi proyek
pembangunan masyarakat yang
berupa pembangunan rumah-rumah untuk rakyat. Pada tahun 2005, Venezuela menjadi
negara dengan tingkat GDP (Gross Domestic Product) atau jumlah
nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di
dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun yang merupakan tertinggi di
Amerika Latin karena pertumbuhan ekonominya sebesar 9,3%.
Mengenai
teori yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah mengenai teori modernisasi dan
teori dependensi. Kedua teori ini merupakan teori-teori yang berhubungan dengan
transisi pembangunan di negara-negara termasuk yang akan di bahas kali ini
yakni Amerika Latin, khususnya Venezuela. Pada dasarnya, teori modernisasi
merupakan jenis teori pertumbuhan neo-klasik teori menyarankan agar Dunia
Ketiga (negara berkembang) melakukan pembangunan ekonomi, dengan meninggalkan
dan mengganti nilai-nilai tradisional yang telah berlaku pada masa itu. Pada awalnya
teori modernisasi bertujuan baik untuk membantu memperbaiki kondisi
perekonomian negara berkembang dengan bantuan modal dari negara kaya. Teori
modernisasi memberikan pernyataan tentang perlunya bantuan asing bagi
pembangunan ekonomi negara berkembang. Bantuan asing dalam hal ini yakni
Amerika Serikat. Dunia Ketiga membutuhkan investasi produktif dan pengenalan
nilai-nilai modern, maka Amerika Serikat dan negara maju lainnya lah yang dapat
membantu dengan mengirimkan tenaga ahli, mendorong para pengusaha untuk melakukan
investasi di luar negeri, dan memberikan bantuan untuk negara Dunia Ketiga. Akan tetapi pada jika ditarik analisis dari system pembangunan
yang dilakukan oleh Venezuela terkesan tidak sesuai dengan teori modernisasi
karena hal tersebut akan mempersulit Venezuela sendiri, karena Venezuela merupakan salah satu Negara di Amerika Latin yang mengalami
banyak kerugian akibat keterkaitannya dengan negara maju yang dalam hal ini
Amerika Serikat. Hal tersebut pernah terjadi saat kurun waktu 1971-1998 dimana komoditi
minyak bumi banyak dieksploitasi oleh asing. Menurut Margaretha dalam [http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=1106&type=4]
menyatakan bahwa Perekonomian liberal yang diterapkan oleh lembaga
moneter internasional di negara-negara di Amerika Latin yang menempatkan
perusahaan-perusahaan multinasional yang beroperasi selama ratusan tahun di
negara-negara Amerika Latin telah mengeksploitasi sumber daya alam di
negara-negara itu.
Sementara pada praktik
pembangunannya Venezula lebih cenderung kepada teori dependensi, karena pada
dasarnya teori dependensi merupakan teori yang muncul sebagai tanggapan
terhadap teori modernisasi. Teori ini muncul karena didasari fakta
akan lambatnya pembangunan pada negara dunia ketiga (negara berkembang),
khususnya Amerika Latin walaupun telah diberikan modal investasi dari negara
kaya (Amerika Serikat). Permodalan dari negara kaya ternyata tidak mampu
memberikan keuntungan bagi negara dunia ketiga, terutama dalam hal pertumbuhan
ekonomi, namun justru menambah kemiskinan di wilayah tersebut. Hal itu terjadi
pada Venezuela terutama sebelum masa kepemimpinan Chavez. Teori dependensi
dapat dikatakan menawarkan sebuah solusi bagi negara berkembang untuk sebaiknya
melepaskan diri dari hegemoni negara pusat yang memberikan modal selama
ini. Jika tidak, hal ini akan hanya membuat keuntungan bagi negara maju
dan tidak menguntungkan bagi wilayah periphery. Wilayah periphery, dalam
kasus ini adalah negara-negara Amerika Latin justru akan berkemban ketika
hubungannya dengan Amerika Serikat mulai melemah bahkan dihilangkan sama
sekali.
Setelah melihat sedikit sejarah serta pengertian dari kedua teori
pembangunan tersebut, dan kebijakan pembangunan yang diterapkan oleh Hugo
Chavez di Venezuela, Negara ini menerapkan teori dependensi dimana teori ini merupakan teori yang menganjurkan agar negara
berkembang memutuskan hubungan dan keterikatan mereka dengan negara sentral.
Negara berkembang seperti Venezuela ini sudah mempunyai
model pembangunan sendiri untuk melaksanakan dan mencapai pembangunan yang
mandiri dan terbebas dari ketergantungan. Namun kesuksesan penerapan teori ini di Venezuela
tidak lepas
dari peran dan partisipasi masyarakatnya dalam
melakukan revolusi sosial selain
partisipasi masyarakat, peran kepemimpinan juga sangat mendukung dalam
melepaskan ketergantungan. Sosok pemimpin yang berani dibutuhkan untuk
melakukan perubahan besar-besaran dan menyeluruh, mencakup bidang
politik, ekonomi, sosial, serta ideologi negara.
Sudah
selayaknya negara Indonesia banyak belajar dari Venezuela sebagai negara dunia
ketiga. Venezuela yang dipimpin Hugo Chavez telah berani membendung munculnya
kekuasaan di Venezuela yang lebih hebat lagi. Revolusi telah mengantarkan
Venezuela pada harga diri dan kemerdekaan sejati, sebuah capaian yang diraih
melalui perjuangan panjang serta kaya akan nilai dan layak ditiru oleh
dimanapun negara di dunia yang dijadikan objek Neo liberalisme berkedok globalisasi,
termasuk Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar