Daman:
1000116
Nuris
Tyanti: 1002974
ABSTRAK
Jika melihat pada perkembangan dan
pembangunan yang dilakukan Swedia, dapat dilihat bahwa Negara Swedia mengadopsi
teori pembangunan ekonomi dari Rostow. Dimana menurut Rostow terdapat 5 tahap
pembangunan ekonomi yaitu tahap masyarakat tradisional (the traditional society), prasyarat tinggal landas (the preconditions of take-off), tahap
tinggal landas (take-off), menuju
kedewasaan (the drive to maturity)
dan masa konsumsi tinggi (the age of
hingh mass-comsumtion). Dasar pembedaan ke lima tahap tersebut ialah
karakteristik perubahan keadaan ekonomi, sosial, dan politik yang terjadi.
Awal komoditi yang dihasilkan oleh
Swedia adalah industri tradisional seperti baja, kertas, dan pulpen. Kemudian
Swedia mulai mengalami masa tinggal landas pada tahun 1868 yang menurut Rostow
ditandai dengan terjadinya kenaikan investasi produktif dari 5% menjadi 10%,
serta terjadinya beberapa perkembangan sektor industri dengan tingkat
pertumbuhan yang sangat tingggi. Tahap selanjutnya yang dialami oleh Swedia
yaitu pada tahun 1930 dimana masyarakatnya telah mencapai tahap menuju
kedewasaan. Kemudian negara Swedia bergerak ke tahap konsumsi tinggi yang
ditandai dengan memperluas pengaruh ke luar negeri, dan menciptakan negara
sejahtera.
Sebagai Negara Kesejahteraan (Welfare State), Swedia mempertahankan
sistem ENKnya melalui warganya banyak yang berbisnis dan berpropesi dibidang
pengembangan sumber daya alam (SDA), seperti sektor perhutanan, industri otomotif,
dan teknologi. Swedia adalah negara yang memiliki kekayaan SDA seperti kayu,
biji besih besi dan gandum. Karena sumber daya manusianya memiliki keterampilan
yang tinggi, maka Swedia juga terkenal unggul dalam teknologi navigasi kapal
laut (perusahaan galangan kapal laut di Gottenbourg) industri otomotif misalnya
volvo, dan telekomunikasi (perusahaan Sony Ericsson). Dari
perusahaan-perusahaan ini, negara memperoleh penerimaan pajak yang besar untuk
kemudian dikelola dan dibelanjakan oleh negara dalam bentuk jaminan sosial dan
pelayanan publik pada warganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar