Siska
Sejak
tahun 1945 sampai 1966 pelaksanaan pembangunan di Indonesia tidak dapat
berjalan dengan lancar. Peristiwa-peristiwa yang menimpa dan merongrong
Indonesia mempersulit pembangunan, karena harus menghadapi agresi Belanda dan
juga perisriwa-peristiwa rongrongan dalam negeri. Semenjak Pemerintah Orde Baru
pembangunan itu digiatkan kembali berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti akan meneliti mengenai upaya
mempercepat pembangunan pedesaan khususnya sektor pertanian melalui
kebijaksanaan harga, kebijaksanaan pemasaran, dan kebijaksanaan struktural
dalam peningkatan produksi dan produktifitas pertanian oleh pemerintah orde
baru pada Repelita 1 (1969-1974). Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
apa sajakah upaya pemerintah orde baru dalam pelaksanaan pembangunan pedesaan
untuk meningkatkan produksi pertanian tahun 1969-1974
Perbaikan kesejahteraan dan pendidikan yang di
lakukan oleh rezim orde baru sebagaimana perkembangan ekonomi lebih terkonsentrasi di bagian barat,terutama
pulau jawa pada tahun 1990 turun dari angka 61,9 % pada tahun 1980 dan hamper
70%,pada tahun 1930.Jawa menjadi daerah ibu kota Negara yang fokus pembanguna
pemerintah,tempat tinggal,mayoritas penduduk,dan juga menjadi fokus dari
perpolitikan Indonesia,Pembangunan ekonomi dengan kosentrasi manufaktur di jawa barat dengan sendiirnya
menyebakan kebalikan yang cukup berarti dari penataan ulang yang di lakukan
pada colonial memperlemah jaringan perdagangan pada masa pra colonial yang
menguhubungkan masyarakat antar pulau.
Untuk pertama kalinya dalam satu
abad ekonomi nasional mulai terbentuk seiring karena Indonesia mengalami apa
yang disebut Howard Dick “Revolusi industry yang terlambat berbasis tenaga
kerja yang murah “,pembangunan ekonomi dan investasi pemerintah dalam bidang
kesehatan,pendidkan dan kesejahteraan membawa perubahan signifikan bagi
Indonesia,termasuk urbanisasi yang
pesat.Pada tahun 1990 sebanyak 30,9% penduduk bisa dianggap sebagai kaum urban penduduk Jakarta
mencapai 8,3 juta sementara bandung dan Surabaya sudah melebihi angka 2 juta
dan semarang memiliki lebih dari 1 juta penduduk.
SISKA AMELIA 0901232
BalasHapusPembangunan pada masa orde baru difokuskan dalam pembangunan negara, terutama pada sektor perekonomian. Mulai dari pendapatan perkapita, pertanian, pembangunan infrastruktur,dll. Saat permulaan Orde Baru program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat.
Dalam upaya pembangunan dalam bidang ekonomi Orde Baru dilaksanakan melalui REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun) yang dimulai pada tanggal 1 April 1969. Sektor pertanian merupakan sektor yang terbesar dalam ekonomi Indonesia. Sebagai sektor terbesar dalam ekonomi Indonesia maka sektor pertanian merupakan landasan bagi setiap usaha pembangunan.
Pelaksanaan pembangunan ini bertumpu pada Trilogi Pembangunan yaitu: Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju kepada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
Pembangunan masa orde baru tersebut, dapat dikatakan berhasil dalam beberapa bidang. Sehingga hal tersebut dapat dikatakan memberikan dampak positif. Diantaranya, seperti yang telah dibahas sebelumnya mengenai kemajuan dalam sistem perekonomian yang dikonsentrasikan pada bidang pertanian yaitu Indonesia mengubah status dari negara pengimpor beras terbesar menjadi bangsa yang memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras). Kemudian adanya Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat.
Namun dibalik semua hal positif diatas, ada pula dampak negative dari pembangunan pada masa orde baru tersebut. Seperti yang saudara Hidayatul Hasanah katakan diatas bahwa Jawa menjadi daerah ibu kota Negara yang fokus pembanguna pemerintah,tempat tinggal,mayoritas penduduk,dan juga menjadi fokus dari perpolitikan Indonesia. Hal ini tentunya menjadikan pembangunan Indonesia tidak seimbang. Hal ini menimbulkan Perbedaan ekonomi antar daerah, antar golongan pekerjaan, antarkelompok dalam masyarakat terasa semakin tajam. Pembagunan yang dilakukan hasilnya hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil kalangan masyarakat, pembangunan cenderung terpusat dan tidak merata. Pembangunan tidak merata tampak dengan adanya kemiskinan di sejumlah wilayah yang justru menjadi penyumbang devisa terbesar seperti Riau, Kalimantan Timur, dan Irian. Selain itu, pembangunan yang difokuskan pada pertumbuhan ekonomi juga tidak diimbangi dengan kehidupan sosial dan politik.