MOCHAMMAD INSAN KAMIEL
NIM 1001321
ABSTRAK
Negara-negara
yang baru termasuk Indonesia dan malaysia, pada umumnya berada dalam situasi
yang kurang lebih sama, yaitu kehidupan sosial ekonomi yang merana akibat
penjajahan, tingkat pendapatan masyarakat yang rendah, keadaan pendidikan yang
menyedihkan, kondisi kesehatan yang parah dan sebagainya yang pada pokoknya
dapat disebut sebagai suatu keadaan yang tertinggal dari kemajuan. Dengan
kenyataan seperti itu, logislah jika di dunia lalu terdapat dua macam keadaan
di antara negara-negara yang ada yaitu: negara yang keadaanya cukup makmur dan
tidak terlalu terpengaruh oleh perang dunia yang baru selesai, dan sisanya,
sejumlah negara baru yang kelak disebut sebagai megara terbelakang
(underdeveloped), kurang maju (less developed), atau sebutan yang lebih halus
“negara yang sedang berkembang” (developing countries) (Siagian, 1990:20)
Hampir
sama dengan Indonesia, namun satu tahap lebih maju dalam pembangunannya yaitu Malaysia adalah negara yang sedang membangun, mengamalkan pasaran
berorientasikan negara dan terbuka. Negara memainkan peranan yang penting
tetapi semakin berkurangan dalam menjana ekonomi menerusi perancangan
makroekonomi. Di alam tahun 2007, Ekonomi
Malaysia adalah negara mempunyai ekonomi ke-29 terbesar di dunia mengikut pariti kuasa membeli dengan keluaran dalam negara kasar bagi
tahun 2007 dianggarkan berjumlah $357.9 bilion dengan suatu kadar tumbesaran
sebanyak 5% hingga 7% semenjak 2007[2] Negara-negara Asia Tenggara telah mengalami suatu
peningkatan ekonomi mendadak dan menjalani pembangunan yang pantas semasa akhir
abad ke-20 dan mempunyai satu KDNK per kapita sebanyak $14,400, telah dianggap
sebagai sebuah negara
industri baru
Dalam
hal ini teori modernisasi mempunyai peranan dalam pengambilan kebijakan –
kebijakan pembangunan kedua Negara tersebut dalam melakukan tahap-tahap
pembangunan Negara, namun dari dua Negara ini ada beberapa factor yang
mempengaruhi tingkat tercapai pembangunannya dalam teori modernisasi tersebut.
A. Teori
Pembangunan
Beberapa pakar dari yang masuk dalam mazhab teori
modernisasi yakni Roy Harrod-evsey domar menjelaskan bahwa bahwa pertumbuhan
ekonomi ditentukan oleh tingginya tabungan dan investasi. Dalam perkembangannya
dikenal adanya rumus pembangunan Harrod-Domar yang menjelaskan bahwa pembangunan
pada dasarnya merupakan masalah menambahkan investasi modal. Masalah
keterbelakangan adalah masalah kekurangan modal. Jika ada modal dan kemudian
diinvestasikan maka akan menghasilkan pembangunan ekonomi. Dalam perkembangan
selanjutnya dari teori model ini beberapa ahli berpendapat bahwa untuk
mengatasi keterbelakangan khususnya bagi negara dunia ketiga ialah dengan
mencari tambahan modal baik dalam negeri dengan peningkatan tabungan dalam
negeri itu sendiri dan dari luar negeri melalui penanaman modal dan utang luar
negeri,(Budiman, 18-19,1995).
Selanjutnya McCleland menjelaskan suatu konsepnya yang dikenal yakni the need for achievement,
kebutuhan atau dorongan untuk berprestasi. Konsep ini disingkat dengan sebuah
simbol yang kemudian menjadi sangat terkenal yakni : n- Ach. Berangkat dari
konsep Webber seorang sosiolog jerman yang menjelaskan konsep etika protestan,
keinginan, kebutuhan, atau dorongan untuk berprestasi ini tidak sekedar untuk
meraih imbalan material yang besar. Orang dengan n-Ach yang tinggi, yang
memiliki kebutuhan untuk berprestasi, mengalami kepuasan bukan karena imbalan
dan hasil kerjanya, tetapi karena hasil kerja tersebut dianggap sebagai suatu
yang baik, di mana ada kepuasan batin tersendiri jika mereka berhasil menyelesaikan
pekerjaannya dengan sempurna. Imbalan material kemudian menjadi faktor
sekunder. Mccleland kemudian mengatakan bahwa jika dalam sebuah masyarakat ada
banyak orang yang memiliki n-Ach yang tinggi, dapat diharapkan masyarakat
tersebut akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. (Budiman
22-25.1995)
B. Tingkat
pembangunan di Negara Indonesia menurut teori modernisasi
Jika kita melihat kembali ke teori modernisasi bahwa tahap
perkembangan pembangunan di Indonesia yang sejalan dengan pendapat para ahli
teori modernisasi yang mengungkapkan bahwa kemiskinan kemudian terjadi sebagai
akibat dari faktor-faktor internal dari bangsa itu sendiri. Para ahli modernism
kemudian berpendapat bahwa Negara-negara miskin memerlukan bantuan
negara-negara kaya untuk mempercepat proses pembangunan mereka, bantuan yang
diberikan kemudian ialah bantuan modal, tekhnologi dan pendidikan. Nah hal
inilah yang kemudian yang terjadi di Indonesia khususnya pada masa Pasca perang
dunia kedua (1945) banyak negara-negara di belahan Benua Asia dan Afrika
memanfaatkan moment ini untuk memerdekakan diri, diantaranya adalah Indonesia,
Thailand dan Korea Selatan. Kondisi yang dialami oleh negara-negara tersebut
bisa dikatakan sama, yaitu memulai pembangunan dibidang ekonomi, hal ini
dilakukan diakibatkan hancurnya fondasi ekonomi mereka diakibatkan lamanya
penjajahan serta imbas kehancuran infra struktur akibat dari perang Dunia
Pertumbuhan
ekonomi di indonesia di lihat berdasarkan besaran PDB tahun 2012 mengalami
pertumbuhan sebesar 6,3% pertumbuhan ini di dukung oleh semua sektor, yang
dimana pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sektor pengangkutan dan
komunikasi. Ini merupakan pencapaian yang sangat luar biasa untuk kemajuan
perekonomian indonesia.
Jika dilihat
dari teori Max Weber tentang etika protestan ini. agama seringkali memberikan
efek – efek pada stabilitas sosial, kenyamanan sosial sehingga ketika teori ini
memberikan kejelasan bahwa terdapat keselarasan antara agama dan kemajuan, maka
agama dapat menjalalankan peran aktifnya dalam mengamankan kemajuan dari
pengaruh – pengaruh negatif yang kemungkinan terjadi seperti ke tidak nyamanan
sosial dan stabilitas sosial. Dan Indonesia merupakan negara yang memiliki
beragam budaya, ras, dan agama. Masalah agama di Indonesia sangat sensitif
sekali karena bila sesuatu hal yang didasari dengan agama pasti ujung –
ujungnya ada salah satu pihak yang merasa tersinggung, Dan itu bisa bepengaruh kepada
kenyamanan sosial dan stabilitas sosial. Tapi jika sebuah agama itu menjadi
faktor pendorong untuk memajukan perekonomian sebuah negara, Indonesia mungkin
sudah bisa untuk hal itu karena masyarakat indonesia tidak terlalu susah untuk
disatukan meskipun beragam. Dan etika protestan bisa juga diterapkan untuk
mendorong seseorang untuk bekerja sungguh – sungguh, tidak berfoya – foya, dan
konsumtif, sehingga hal tersebut dapat mendorong untuk mencapi kesuksesan.
Menurut teori
ini bahwa keinginan atau kebutuhan berprestai bukan sekedar untuk mendapatkan
imbalan tetapi juga kepuasan. Tetapi di Indonesia sendiri sekarang tidak
berjalan seperti itu, malah kebanyakan pemerintah di indonesia inginnya
mendapatkan imbalan dan kepuasaan batin saja, bukan prestasi yang diperoleh
malah kerugian yang didapat dari orang – orang yang korupsi. Dan itu
berpengaruh kepada pertumbuhan perekonomiaan negara, maka muncul pandangan
bahwa tingkat perekonomian Indonesia sulit dengan peningkatan ekonominya.
Justru yang
harus kita pikirkan sekarang bagaimana caranya untuk mengatasi orang – orang
yang memang tidak layak duduk dipemerintahan, karena ujung – ujugnya pasti
merugikan negara. Karena itu hal yang lebih baik yang harus dilakukan sekarang
adalah membrantas yang ada di dalam pemerintahannya dulu setelah itu baru
kembangkan perekonomian negara.
Jadi bisa
dilihat dari pandangan teori tersebut bahwa kesimpulanya yaitu Indonesia saat
ini baru mencapai tahapan pembangunan prakondisi lepas landas karena masih
banyak campur tangan asing di dalamnya, sehingga bisa berpengaruh besar
terhadap perkembangan perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai
berkembang. Meskipun peranan asing yang lebih mendominasi, tapi Indonesia mampu
mengembangkan investasi dalam dan luar negara sehingga dari tahun ketahun
mengalami kenaikan.
C. Tingkat pembangunan di Negara Malaysia menurut teori
modernisasi
Sistem
ekonomi di
Malaysia
pada abad ke-19 sehingga tahun 1963 boleh dikategorikan kepada 2 bentuk yang
utama iaitu sistem ekonomi sara diri dan sistem ekonomi komersil. Bentuk dan
kegiatan ekonomi
yang mereka amalkan adalah dipengaruhi daripada sistem pemerintahan pada masa
dahulu. Sebagai contoh, rakyat biasa menjadi petani, pedagang; pembesar pula
menjadi pemilik tapak perlombongan dan sebagainya.
Ekonomi
sara diri ialah kegiatan ekonomi yang bertujuan atau sekadar mampu
untuk menampung keperluan harian keluarga. Maknanya, hasil kegiatan ekonomi
akan digunakan untuk keluarga mereka. Segala kelebihan pengeluaran akan dijual,
hasil jualan tersebut akan digunakan untuk membeli barangan keperluan yang lain
yang juga menjadi asas keperluan seperti pakaian dan sebagainya. Kegiatan
ekonomi sara diri yang utama ialah bercucuk tanam, menangkap ikan dan memungut
hasil hutan. Kegiatan sebegini tidak memerlukan penggunaan mata wang yang
banyak.
Malaysia jika
dilihat dari teori Harrod – Domar mengenai pembangunan perekonomian, tabungan,
dan investasi. Negara ini merupakan negara yang sangat baik yang bisa
mengembangkan perekonomiannya menjadi lebih berkembang. Di tambah dengan adanya
investasi dari FDI ( Foreign Direct Investment ) yang mendirikan suatu
perusahaan multinasional yang beroprasi di Malaysia. Perusahaan ini merupakan
cabang yang ada di Malaysia dari Perusahaan induk yang terdaftar di negara
maju. Dengan adanya perusahaan ini Malaysia bisa terbantu dari adanya krisis
yang dihadapi Malaysia, sehingga perekonomianya tidak terlalu tergoyahkan.
Teori etika
protestan menurut Max Weber. Disini Malaysia merupakan negara yang memiliki
sikap toleransi beragama yang sangat kuat. Di negara ini agama bukan jadi
masalah spritual saja tetapi agama sudah menjadi bagian dari perkembangan
perekonomian di negara ini. Masyarakatnya pun merupakan masyarakat yang bisa
diandalkan, masyarakat yang mau bekerja keras dan mampu menjadi bagian
yang penting dalam negara. Jadi tidak salah jika pembangunan negara ini sangat
berkembang pesat, karena semuanya sudah terkonsep dengan benar.
Pandangan
teori Mc Clelland yang bisa menilai Malaysia sebagai negara yang bisa
berkembang pesat karena mampu bersaing dengan negara – negara berkembang
lainnya, yaitu untuk supaya tercapainya keinginan negara , yang berprestasi
sehingga membuat masyarakatnya bangga. Dan pandangannya bahwa jika negaranya
memiliki prestasi pasti masyarakatnya pun ingin selalu memberikan yang terbaik
untuk negaranya tanpa mengharapkan imbalan yang lebih karena sudah tercapainya
kepuasan dan sudah terbukti malaysia mampu melakukan hal itu.
Maka dari itu
bisa diambil kesimpulan bahwa Malaysia saat ini sudah memasuki tahapan lepas
landas menuju ke arah kedewasaan. Dengan adanya industri – industri yang
berkembang pesat yang dimana keuntungan dari industrinya ditanamkan kembali ke
pabrik – pabrik baru sehingga negara memiliki keuntungan yang besar akan hal
itu, Ditambah lagi dengan tabungan investasi yang efektif meningkat setiap
tahunya.
D. Kesimpulan
Paradigma
pembangunan selalu dan harus berubah dari waktu ke waktu, sesuai dengan
tuntutan jaman dan permasalahan. Terjadinya krisis yang besar sering dan
memaksakan munculnya paradigma baru. Tanpa paradigma baru, krisis yang sama dan
lebih besar akan terjadi lagi.
Salah satu upaya yang harus
dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di negara-negara berkembang
adalah melaksanakan pembangunan ekonomi. Dalam melaksanakan pembangunan
ekonomi, negara-negara berkembang menghadapi banyak permasalahan, misalnya
dalam menentukan strategi pembangunan yang akan digunakan apakah berorientasi
pada pertumbuhan atau pada pemerataan.
Masing-masing
strategi yang digunakan memiliki kebaikan dan kelemahannya masing-masing maka
dalam hal ini peran perencana ekonomi adalah sangat menentukan.
Teori
modernisasi muncul dengan analisis dan solusi terhadap hambatan – hambatan
proses pembangunan yang dilakukan Negara – Negara berkembang seperti Indonesia
dan Malaysia. Dengan teori tersebut kita dapat mengukur seberapa jauh
perkembangan dan keberhasilan dari pembangunan yang dilakukan di kedua Negara
tersebut.
Daftar
Pustaka
Budiman, Arief. 2000. Teori
Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Budiman, Arif (terj.) Frank,
Andre Gunder. (1984). Sosiologi Pembangunan Dan Keterbelakangan Sosiologi,
Jakarta: Pustaka Pulsar.
So, Alvin Y-Suwarsono. (1991).
Perubahan Sosial Dan Pembangunan Di Indonesia, Teori-Teori Modernisasi,
Dependensi, Dan Sistem Dunia; Jakarta: LP3ES.
Dhityafitri Ajeng. 2010. Penerapan
Teori Modernisasi di Negara Dunia Ketiga. Diperoleh di : http://fisip.uns.ac.id/blog/jeje/2011/03/28/penerapan-teori-modernisasi-di-negara-dunia-ketiga/
http://dyahhapsari.blogspot.com/2009/10/sosiologi-pembangunan-pengertian.html
http://feyyie21.blogspot.com/2011/10/perkembangan-pembangunan-indonesia.html
http://amirgassi.blogspot.com/2010/10/sejarah-perkembangan-dan-perubahan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar