Minggu, 01 Januari 2012

Perkembangan Perekonomian Cina dari Perekonomian Komunis Hingga Perekonomian Kapitalis-Sosialis

Cina adalah negara yang padat penduduknya, perekonomian Negara Cina yang pesat sekarang ini tidak akan lepas dari perjuangan beberapa tokoh Cina untuk merubah sistem perekonomian Cina. Perekonomian Cina mengalami kebangkitan, perubahan tersebut telah merubah Cina menjadi negara yang memiliki kekuatan perekonomian dan bukan negara yang  yang dianggap enteng dan tidak diperhitungkan lagi. Orang-orang Cina secara kontekstual mengikuti petuah Deng Xiaoping yang mengatakan zhi fu shi guangrong (menjadi kaya itu mulia) yang memotivasi orang-orang Cina untuk meningkatkan perekonomiannya. Selain itu setelah kebijakan reformasi dan membuka diri (Gaige Kaifang) yang dimulai pada bulan Desember 1978 pertumbuhan perekonomian Cina terus meningkat bahkan peningkatan itu mencapai 8% per tahunnya.

Pembangunan Perekonomian Yang Terjadi di Negara Cina
Pembangunan adalah semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana. Pada dasarnya pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan perkapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.
Majunya perekonomian Cina tidak akan lepas dari tokoh Deng Xiaoping yang melakukan kebijakan reformasi dan loncatan jauh kedepan hasil pemikiran Mao Tse Tung. Deng merupakan tokoh komunis sama seperti Mao Tse Tung yang menjadi presiden namun, dalam hal ekonomi Deng adalah orang yang berpandangan “kapitalis” bukan berpandangan komunis yang Mao harapkan. Namun pada akhirnya Deng dapat membuktikan keberhasilan ekonomi Cina.
Cina yang berada di bawah kepemimpinan Mao dengan faham komunis dalam perekonomiannya, terjadi polarisasi sosial yang ekstrim antara si kaya dan si miskin. Harry Magdoff dan John Bellamy Foster, berpendapat mengenai perekonomian Cina ini, bahwa pada akhir tahun 1970-an, Cina sukses membangun struktur masyarakat yang paling egaliter di dunia dalam pengertian distribusi pendapatan dan pemenuhan akan kebutuhan dasar. Ada dua soal utama penyebab hal ini terjadi, yaitu pertama, sistem politik yang tertutup, yang tidak akomodatif terhadap aspirasi dari bawah, menyebabkan tersumbatnya inovasi-inovasi baru sesuai dengan perkembangan masyarakat. Penyebab kedua, yang berkoinsidensi dengan kebijakan politik yang tertutup, adalah situasi politik Perang Dingin saat itu.
Sebagai sebuah rejim yang menantang dominasi rejim kapitalis, Cina menerima resiko pemboikotan dan isolasi ekonomi terhadap perdagangan luar negerinya. Kondisi inilah yang memaksa Mao meluncurkan kebijakan “Lompatan Jauh ke Depan” untuk memobilisasi sumberdaya internal guna memenuhi kebutuhannya. Di samping itu, isolasi dan boikot tersebut, memunculkan perdebatan luas di kalangan internal partai menyangkut jalan pembangunan Cina yakni, antara mereka yang disebut “kelompok kiri/leftist” dengan “para pejalan kapitalis/capitalist roader.”
Reformasi Perekonomian Cina
Reformasi yang dilakukan ada empat tahap, yaitu yang pertama tahun 1978-1984 yang merupakan tahap awal dan tahap penerapan prinsip ekonomi pasar dengan fokus pada wilayah pedesaan pemerintah mempromosikan sosialisme pasar guna menciptakan pasar kerja. Pertimbangannya, tanpa kebebasan untuk mengalokasikan “sumberdaya kerja” tidak akan sanggup bertindak rasional dalam merestrukturisasi produksi guna merespon sinyal yang dipancarkan oleh pasar.
Tahap kedua pada tahun 1984-1992 yang menekankan pada penerapan perekonomian pasar di kota dengan menyesuaikan harga menurut hukum penawaran dan permintaan walaupun dengan perencanaan yang tidak terpusat. Pemerintah kemudian menetapkan empat zona khusus ekonomi di sepanjang pesisir selatan provinsi Guangdong dan Fujian, bagi investor asing.
Tahap yang ketiga ialah dimulai pada tahun 1992, Cina menagaskan bahwa target dari reformasinya yaitu membangun sistem ekonomi pasar sosialis yang baru melalui reformasi market oriented di berbagai bidang dan ada perencanaan dengan baik. Hasilnya, pada 1983 hampir 98 persen dari seluruh petani rumah tangga beroperasi menurut logika sistem baru ini, dimana lahan-lahan kolektif dimanfaatkan untuk memproduksi barang-barang yang dijual di pasar.
Tahap yang terakhir dimulai pada tahun 2003 yang menekankan pada “Penyempurnaan Sistem Ekonomi Pasar Sosialis” yang direncanakan akan terwujud pada tahun 2020. Tahap keempat ini menekankan pada 5 pilar yang menjadi penopang terwujudnya penyempurnaan ini yaitu titik berat pada wilayah perkotaan dan pedesaan secara bersama-sama, pembangunan wilayah lokal, pembangunan sosial dan ekonomi, keseimbangan antara pembangunan manusia dan alam, serta peningkatan pembangunan internal dan kerjasama internasional.

Kebijakan Membuka Diri Cina
Selain menjalankan reformasi ekonomi, Cina juga menjalankan kebijakan membuka diri terhadap dunia internasional yang sangat mempengaruhi Cina dalam proses modernisasi. Dengan membuka diri maka Cina dapat memenuhi keperluan dalam proses modernisasi dengan jumlah besar, seperti modal, teknologi, prasarana dan manajemen modern yang lebih maju. Pada tahun 1970-an saat terjadinya reformasi ekonomi Cina juga sedang bersaing dengan negara di Asia lainnya dalam hal memproduksi barang yang pada akhirnya dapat menyatakan diri siap menampung relokasi industri- industri tersebut dan menawarkan insentif guna menarik berbagai investasi asing langsung (FDI). Semakin banyak investor datang ke China oleh karena faktor kekayaan sumber alam, upah buruh yang murah, serta potensi pasar yang besar.
Dalam hal membuka diri ini, Cina melakukannya dengan cara bertahap dari daerah pesisir ke daerah pedalaman yang terbagi dalam tiga tahap, yaitu :
1.  Tahap pertama, percobaan Special Economic Zone (SEZs) diterapkan pada permulaan tahun 1979. China mendirikan 4 SEZs di wilayah tenggara yang berbatasan dengan Hongkong, Makao, dan Taiwan. Hal ini menjadikan mereka sangat tertarik untuk menanamkan investasi.
2.  Tahap kedua, merupakan tahap membuka diri sepenuhnya dari SEZs, Cina memperluas kebijakan membuka diri ke seluruh kota-kota pelabuhan pada pertengahan 1980an, dan mendirikan 14 Zona Pembangunan Ekonomi dan Teknologi (Economic and Technology Development Zones-ETDZ), di mana kebijakan-kebijakan khusus sebagaimana diterapkan terhadap SEZs juga diberlakukan.
3.  Tahap ketiga, merupakan era WTO China masuk menjadi anggota WTO tahun 2001 yang berarti bahwa perekonomian Cina telah sepenuhnya terintegrasi kepada ekonomi dunia. Di tahun-tahun kedepan, akan lebih banyak lagi sektor-sektor ekonomi Cina yang dibuka untuk investor asing, serta meningkatnya perusahaan-perusahaan Cina yang sudah dikenal secara internasional serta siap untuk berkompetisi dengan pesaing-pesaing global di pasar internasional.

Dampak dari Perkembangan Perekonomian Cina
Dampak dari adanya reformasi ekonomi Cina yaitu meningkatnya ekspor Cina dari 18, 27 milyar dollar AS pada tahun 1980 menjadi 151, 1 milyar dollar AS pada tahun 1996, meningkat 8, 27 kali. Jumlah impor dan ekspor Cina pada 1997 mencapai 325 milyar dollar AS sehingga menempatkan Cina pada urutan kesembilan di antara negara-negara dagang yang paling berhasil di dunia.
Selain itu Cina juga sejak tahun 1980 telah menerima banyak daftar perusahaan dan kantor perwakilan asing dalam bidang perdagngan dan departemen industri. Keberhasilan yang dicapai oleh Cina bukan saja karena factor penguasa ataupun penggerak, melainkan dari diri masyarakatnya sendiri. Dapat terlihat hampir di setiap tempat yang terdapat migrant asal Cina, mereka akan menjadi seorang pengusaha atau pebisnis yang sukses. Dorongan dalam diri masyarakat Cina itu sendiri yang pada akhirnya menjadikan perekonomian Cina sekarang ini menjadi “penguasa” dalam hal perekonomian dunia. 
Oleh karena ukurannya yang amat luas dan budaya yang amat panjang sejarahnya, RRC mempunyai tradisi sebagai sebuah negara penguasa ekonomi. Dalam kata Ming Zeng, profesor pengurus di Shanghai, Dalam sebagian statistik, pada pengujung abad ke 16 sekalipun, RRC mempunyai sepertiga PDB. Amerika Serikat yang gagah pada masa kini hanya mempunyai 20%. Jadi, jika Anda membuat perbandingan sejarah ini, tiga atau empat ratus tahun terdahulu, Cina tentulah kuasa terbesar dunia. Percobaan mewujudkan kembali keadaan yang membanggakan ini sudah tentu adalah salah suatu tujuan orang Cina. Maka tidak mengherankan fenomena kebanjiran orang bukan Cina dunia yang lain mau mempelajari Bahasa Cina ini dan kegeraman Amerika dan Barat terhadap Cina secara umum terjadi pada skenario politik dunia pada hari ini.
Created By: Elfa Michelia K (Pend. Sejarah UPI)

4 komentar:

  1. Saya setuju dengan penulis, kebangkitan ekonomi Cina adalah hal yang tidak umum karena Cina berhasil mengalami kebangkitan ekonomi lewat sistem ekonomi kapitalis namun tetap mempertahankan sistem politik sosialis. Lewat reformasi ekonomi, Cina memperlihatkan pertumbuhan kekuatan masa depan dengan sumber daya yang sangat besar, kekuatan finansial dan teknologi yang terus berkembang. Kekuatan tersebut membuat Cina memiliki posisi tawar menawar yang kuat daripada Cina sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi dimulai sejak Cina mereformasi perekonomiannya pada masa kepemimpinan Deng Xiaoping tahun 1978. Deng mengusung visi Modern China dan memperkenalkan konsep pintu terbuka serta ekonomi pasar. Konsep pintu terbuka dan ekonomi pasar muncul karena bentuk sebelumnya dianggap tidak mampu memberikan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan. Sedangkan pada pemerintahan komunis sebelumnya kebijakan ekonominya kurang sesuai, karena adanya perbedaan dan jurang pemisah antara si miskin dan si kaya. Selain itu yang menyebabkan kemajuan ekonomi Cina adalah adanya reformasi perekonomian yang melalui empat tahap kemudian ditambah dengan kebijakan membuka diri Cina terhadap dunia internasional, yang membawa Cina pada proses modernisasi. Faktor yang tidak kalah penting yang menyebabkan kemajuan Cina adalah dari dorongan dalam diri masyarakat Cina itu sendiri yang pada akhirnya menjadikan perekonomian Cina sekarang ini menjadi penguasa dalam hal perekonomian dunia.
    Bisa kita lihat sekarang perekonomian Cina menjadi sangat maju di dunia, barang-barang buatan Cina membanjiri di sejumlah negara. Cina menguasai salah satunya dalam bidang ekspor, di Indonesia saja banyak barang-barang buatan Cina mulai dari bahan primer, sandang, dan papan. Ekonomi Cina dalam 25 tahn ini merangkak naik dan menjadi kekuatan Asia yang mengancam perdagangan negara-negara lain di dunia. Saat ini Cina sudah mampu menembus blockade perdagangan hampir di semua negara. Kehadiran produk Cina di Indonesia bukan saja menghajar produk negara lain yang juga dipasarkan di Indonesia, produk Cina justru bisa membuat produk dalam negeri terkalahkan di negranya sendiri. Kemudian dari beberapa rtikel yang saya baca masuknya tekstil Cina juga telah membuat banyak pabrik tekstil dan konveksi Indonesia gulung tikar. Bahkan, yang luar biasa, Cina bisa menjual batik ke Indonesia dengan harga murah, mengalahkan batik produksi lokal.
    Secara keseluruhan penulis sudah baik menjelaskan mengenai perkembangan perekonomian Cina dari komunis ke kapitalis sosialis. Namun penulis tidak mencatumkan teori-teori yang menjadi dasar dalam penulisan artikel ini, lebih bagus lagi jika penulis mencantumkan teori-teori yang terkait dengan perkembangan perekonomian Cina dari komunis ke kapitalis sosialis. Salah satu teori yang sesuai yaitu teori modernisasi, perekonomian Cina yang asalnya komunis berubah menjadi kapitalis, karena perekonomian komunis memilki sifat yang kaku sehingga Cina tidak berkembang. Melihat hal tersebut Deng Xiaoping perekonomian Cina yang komunis menjadi kapitalis sosialis pasar bebas. Perubahan tersebut dapat membawa Cina menjadi lebih maju.
    ( Gilang Maulidya Dewanti 0907329 UPI Pend Sejarah)

    BalasHapus
  2. maaf gan.. footnotenya ga ada ya?
    kalau boleh tau ini bahannya dr buku apa gan?

    BalasHapus
  3. Lalu kenapa Indonesia tidak bisa kayak China ya? padahal tahun Indonesia Merdeka justru lebih maju.. lalu apa masalah negara kita ini?? apakah karena pengembangan infrastruktur indonesia ini yang masalahnya(Mahal karena Maritim)?

    BalasHapus