Orang Cina
datang beremigrasi ke Indonesia, khususnya, dan di Asia Tenggara pada umumnya,
datang merantau dengan tujuan untuk mencari nasib peruntungan yang baik. Hal ini
dilakukan orang Cina, oleh karena didorong oleh keadaan aspek ekonomi, terutama
oleh karena kehidupan yang serba seret akibat dari padatnya penduduk, sehingga
sedikit memberikan kemungkinanaa bagi usaha
mata pencahariannya.
Pada masa pemerintahan Orde Baru,
keberadaan etnis Cina merupakan masalah yang krusial dalam tatanan pemerintahan
Soeharto. Masalah tersebut begitu kompleks bukan saja mengenai identitas
kebangsaannya, tetapi juga masalah politik, ekonomi dan kebudayaannya yang
berkembang di Indonesia. Citra Etnis Cina akhirnya dinilai memiliki pandangan
yang negatif dikalangan pemerintahan Soeharto yang terlihat dalam
kebijakan-kebijakannya.
Masa pemerintahan Orde Lama
maupun Orde Baru terlihat berbagai kebijakan yang mengatur sendi-sendi
kehidupan Etnis Cina di Indonesia. Terlihat dari pemerintahan Orde Lama adanya
Peraturan Presiden (PP) 10/1959 dengan kebijakan yang mengatur etnis Cina di
Indonesia dan pada pemerintahan Orde Baru dalam Instruksi Presiden (Inpres) No
14/1967, yaitu pemerintah telah memberikan garis-garis kebijaksanaannya
mengenai “Masalah Cina” . Indonesia hanya mengenal Warga Negara Indonesia (WNI)
dan Warga Negara Asing (WNA).
Dalam buku “Dilema Minoritas Tionghoa” karya Leo
Suryadinata dijelaskan bahwa dengan adanya Undang-Undang Kewarganegaraan pada
tahun 1954 dan baru mendapat persetujuan kabinet pada Juli 1958 yang kemudiaan
diberlakukan secara utuh pada tahun 1960. Sebelum diberlakukan Undang-Undang
Kewarganegaraan orang-orang Tionghoa di Indonesia dianggap sebagai warga negara
asing. Kondisi tersebut sangat berpengaruh terhadap situasi dan kondisi
kehidupan sosial-ekonomi orang-orang Tionghoa.Kebijakan pemerintah dalam bidang
sosial-ekonomi dengan dikeluarkannya PP No.10 pada bulan Mei 1959 yang secara
substansinya melarang orang-orang asing untuk melakukan perdagangan di
daerah-daerah pedesaan serta pemberlakuan Undang-Undang Agraria tahun 1960
mengakibatkan semakin memburuknya perekonomian Indonesia. Selain itu dengan
adanya kebijakan tersebut pemerintah mendapat tekanan-tekanan politik dan
intervensi langsung dari pihak pemerintah RRT. (Leo Suryadinata:1984).
Sewaktu Orde Baru berjaya, sejak
itu pula etnis Cina banyak mengalami diskriminasi. Hal itu bisa dibuktikan
dengan adanya peraturan yang mengatur eksistensi etnis Cina di Indonesia,
antara lain:
1.
Instruksi Presidium Kabinet RI No. 37/U/IN/6/1967
tentang Kebijaksanaan Pokok Penyelesaian Masalah Cina.
2.
Surat Edara Presidium Kabinet RI No. SE
36/Pres/Kab/6/1967 tentang Masalah Cina.
3.
Instruksi Presiden No.14/1967 tentang Agama,
Kepercayaan, Adat Istiadat Etnis Cina.
4.
Instruksi Presiden No. 15/1967 tentang Pembentukan
Staff khusus urusan Cina.
5.
Instruksi Mendagri No. 455.2-360 tentang Penataan
Klenteng.
6.
Keputusan Kepala Bakin No.031/1973 tentang badan
Koordinasi Masalah Cina.
7.
SK Menteri Perdagangan dan Kooperasi No.286/1978
tentang Pelarangan Impor, Penjualan, dan Pengedaran terbitan dalam bahsa dan
aksara Cina.
8.
Surat Edaran Bank Indonesia No.SE 6/37/UPK1973
tentang Kredit Investasi untuk Golongan Pengusaha Kecil.
9.
Surat Edaran Menteri Penerangan No.02/SE/Dit tentang
Larangan Penerbitan Dan Percetakan Tulisan/ Iklan Beraksara Dan Berbahasa Cina
(Lopulalan dan Benjamin Tukan,2000:29).
Kebijakan
asimilasi ditunjukkan untuk mengasimilasi dan menyerap Etnis Cina ke dalam
Penduduk Indonesia. Kebijakan asimilasi ini meliputi penggunaan bahasa
Indonesia terhadap nama-nama orang Etnis Cina di Indonesia, dalam hal
pendidikan mengenai anak-anak Etnis Cina yang berkewarganegaraan Indonesia
untuk masuk sekolah Indonesia, partisipasi politik dengan mengasimilasi
organisasi-organisasi yang terbentuk pada zaman Soekarno.
Dalam bidang
ekonomi, Soeharto memberikan kesempatan kepada keturunan Tionghoa untuk
mengembangkan usahanya dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
Indonesia untuk memberikan legitimasi kekuasaannya. Dengan begitu ia membuka
pintu Indonesia serta menerapkan politik pro-bisnis dan politik asimilasi total
serta menghapus budaya Tionghoa menjadi Etnis Cina, sehingga Etnis Cina dapat
menikmati kebebasan ekonomi dan pembatasan berpolitik. Kebijakan yang
diterapkan pada zaman Orde Baru masih tetap menghadapi diskriminasi.
Soeharto
memberikan perlakuan diskriminatif dan mengisolasikan golongan etnis Cina.
Sejalan dengan hal tersebut, pemerintahan Soeharto melanjutkan pembaurannya dan
memunculkan konsep SARA (Suku,Agam,Ras dan Antargolongan) yang ditujukkan
kepada media agar tidak memberitakan hal-hal yang menyangkut dengan konsep
tersebut. Dalam kenyataannya, proses pembauran yang diimplementasikan
pemerintah tidak menunjukkan kerukunan hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, khususnya yang berkaitan dengan etnis Cina. Malahan yang terjadi
sebaliknya, selama Orde Brau telah tejadi suatu gejala antara etnis Cina dan
masyarakat terjadi sentimen kekerasan yang terjadi pada akhir kekuasaan Orde
Baru yang terjadi sekitar bulan Mei 1998. (Tan,2008:206).
Selain itu
menurut Leo, Kebijakan ekonomi Etnis Tionghoa di Indonesia secara ekonomi kuat,
walaupun berlebihan untuk mengatakan mereka menguasai ekonomi Indonesia.
Setelah Indonesia mencapai kemerdekaan politik pemerintah mempribumikan
segalanya dalam sektor ekonomi dengan tujuan untuk membantu pengusaha pribumi.
Peraturan dikeluarkan pada tahun 1974 yang mengharuskan investasi asing di
Indonesia dikelola dalam bentuk usaha patungan, mitra Indonesia harus pribumi.
Peraturan yang mencerminkan prinsip pribumi ini adalah Keppres No. 14A. Keppres
ini menetapkan bahwa departemen dan lembaga-lembaga pemerintah memberikan
prioritas kepada para pengusaha dan kontraktor kelompok ekonomi lemah (yaitu
pribumi Indonesia) untuk membeli barang-barang dan mengadakan kontrak.
Di bidang
sosial, pemerintah ingin membentuk sebuah masyarakat multietnis menjadi sebuah
bangsa, satu tanah air, satu bahasa. Motto Bhineka Tunggal Ika (Persatuan dalam
perbedaan) mengakui berbagai kelompok etnis di Indonesia. Motto tersebut
berlaku terhadap minoritas pribumi regional ini tetapi tidak berlaku terhadap
etnis Tionghoa. Tujuan kebijakan Indonesia ini adalah menyerap Etnis Tionghoa
ke dalam kelompok pribumi.
Era Soeharto
muncul istilah masalah Cina yang melibatkan orang Tionghoa bekerja sebagai
pegawai dengan pemberian gaji yang tinggi. Hal ini memberikan stigma yang
negatif, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan dalam surat keputusan surat
edaran presidium kabinet ampera RI No Se-06/pre.kab/6/1967 diputuskan untuk
melarang menggunakan kata Tionghoa dan diganti dengan Cina.
Tahun 1960
kebijakan mengenai bahasa dan kebudayaan menjadi kebijakan pemerintah untuk
menghalangi bahasa Cina. Pemerintah menginstruksikan untuk menggunakan bahasa
Indonesia terhadap nama-nama totok mereka. Tahun 1960 baru pemerintah melarang
semua surat kabar berbahsa Cina terkecuali Yindunixia
Ribao yang disponsori oleh militer.
Kebijakan
yang bersifat asimilasi adalah peraturan perubahan nama yang dikeluarkan oleh
Soekarno tahun 1961 tetapi tidak dilaksanakan akrena begitu rumitnya. Namun
setelah Soeharto berkuasa pada tahun 1966, Soeharto memberlakukan peraturan
perubahan nama bukanlah keharusan, tekanan politik dan sosial dilakukan
terhadap warga negara Indonesia keturunan Tionghoa untuk menggunakan nama yang
terdengar seperti nama Indonesia, banyak WNI yang mengubah nama mereka.
Kebijakan dalam bidang kebudayaan tidak berhasil
dilaksanakan, karena orang-orang etnis Tionghoa masih melestarikan budaya
leluhurnya. Dari semua kebijakan asimilasi yang paling berhasil dalam bidang
pendidikan. Orang Tionghoa yang berkewarganegaarn Indonesia diharuskan
memasukkan anak-anak mereka ke sekolah Indonesia. Banyak sekolah Cina yang
dirubah menjadi sekolah Indonesia. Sebagian besar anak-anak dari peranakan
Tionghoa mengenyam pendidikan di Indonesia, sehingga pemerintah mengeluarkan
kebijakan dengan membatasi jumlah etnis Tionghoa yang berkuliah di
Universitas-Universitas Negeri. Pemerintah hanya mengijinkan 10% orang-orang
Tionghoa Indonesia untuk masuk Universitas negeri.Created By: Shendy A (Pend. Sejarah UPI)
M Nur Kholis Majid (0906059)
BalasHapusPendidikan Sejarah UPI
Menarik ketika kita mengetahui mengenai perekonomian bangsa Indonesia justru dipegang dan dikuasai oleh golongan minoritas, yang sejatinya mereka adalah bangsa pendatang yang dalam hal ini dimaksudkan kepada etnis Cina. Sedangkan golongan mayoritas yang notabene adalah bisa dikatakan sebagai tuan rumah justru kehidupan ekonominya masih pada keadaan yang lebih lemah, dan kasus inilah yang diangkat pada artikel saudara Shendy Ariftia di atas. Menjadi semakin menarik lagi ketika kasus ini dikhususkan pada suatu masa, yaitu ketika masa pemerintahan orde baru.
Pada masa orde baru, pemerintah memberi keleluasan terhadap etnis Cina untuk mengembangkan perekonomiannya. Namun, hal ini dirasa oleh etnis Cina sendiri masih ada unsur diskriminasi dan eksploitasi secara tidak langsung yang dimanfaatkan oleh pemerintah orde baru. Seperti yang kita ketahui meskipun dalam keadaan demikian semangat dan etos kerja etnis Cina tetap membara, sehingga etnis Cina di Indonesia tetap bisa untuk mengembangkan dan meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Secara langsung maupun tidak langsung hal ini tentunya ikut membangun perekonomian Indonesia secara umum.
Akan menemukan suatu keterkaitan jika teori dependensi baru yang dipopulerkan oleh Cardoso, dihubungkan dengan pertumbuhan dan perkembangan bahkan permasalahan perekonomian etnis Cina di Indonesia. Pemicu utama penerapan teori dependensi ini dapat kita lihat dari semangat dan etos kerja etnis Cina di tengah-tengah himpitan peraturan yang membelenggu pada masa orde baru, namun dari kesemuanya itu dijadikan suatu motifasi tersendiri bagi etnis Cina terutama para pelaku utama perekonomiannya, sehingga menjadikan para pengusaha sukses atau orang kaya di Indonesia adalah orang-orang keturunan etnis Cina.
Perjalanan perekonomian etnis Cina pada masa orde baru tentunya dibumbui dengan lika-liku dan dinamika yang menarik untuk dikaji lebih dalam, mengingat pada masa orde baru ini adalah masa jaya-jayanya para pengusaha, pelaku perekonomian atau para pebisnis etnis Cina, namun jika dilihat dari sisi lainnya mereka berjuang dan memulai bisnisnya ditengah-tengah peraturan yang yang bisa dikatakan mengekang meraka. Untuk mengatasi keadaan yang demikian berbagai cara dilakukan oleh para pelaku ekonomi etnis Cina termasuk mendekati “Keluarga Cendana” yang notabene adalah keluarga orang nomer satu di Indonesia.
Sehingga dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa teori yang diusung oleh Cardoso yakni “Teori Dependensi Baru” yang menyatakan bahwa teori ini tidak hanya ketergantungan dalam aspek ekonomi semata melainkan mencakup bahkan lebih memfokuskan pada aspek sosial dan politik, sangat berbeda dengan “Teori Dependensi Klasik” yang hanya berkonsentrasi pada aspek ekonomi saja. Kedekatan para pelaku perekonomian etnis Cina dengan para pejabat tentunya mengandung unsur kepentingan sosial dan politik sehingga hal ini tidak menutup kemungkinan adanya potensi terjadinya budaya Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN).
Pendidikan Sejarah UPI
HapusMenarik ketika kita mengetahui mengenai perekonomian bangsa Indonesia justru dipegang dan dikuasai oleh golongan minoritas, yang sejatinya mereka adalah bangsa pendatang yang dalam hal ini dimaksudkan kepada etnis Cina. Sedangkan golongan mayoritas yang notabene adalah bisa dikatakan sebagai tuan rumah justru kehidupan ekonominya masih pada keadaan yang lebih lemah, dan kasus inilah yang diangkat pada artikel saudara Shendy Ariftia di atas. Menjadi semakin menarik lagi ketika kasus ini dikhususkan pada suatu masa, yaitu ketika masa pemerintahan orde baru.
Pada masa orde baru, pemerintah memberi keleluasan terhadap etnis Cina untuk mengembangkan perekonomiannya. Namun, hal ini dirasa oleh etnis Cina sendiri masih ada unsur diskriminasi dan eksploitasi secara tidak langsung yang dimanfaatkan oleh pemerintah orde baru. Seperti yang kita ketahui meskipun dalam keadaan demikian semangat dan etos kerja etnis Cina tetap membara, sehingga etnis Cina di Indonesia tetap bisa untuk mengembangkan dan meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Secara langsung maupun tidak langsung hal ini tentunya ikut membangun perekonomian Indonesia secara umum.
Akan menemukan suatu keterkaitan jika teori dependensi baru yang dipopulerkan oleh Cardoso, dihubungkan dengan pertumbuhan dan perkembangan bahkan permasalahan perekonomian etnis Cina di Indonesia. Pemicu utama penerapan teori dependensi ini dapat kita lihat dari semangat dan etos kerja etnis Cina di tengah-tengah himpitan peraturan yang membelenggu pada masa orde baru, namun dari kesemuanya itu dijadikan suatu motifasi tersendiri bagi etnis Cina terutama para pelaku utama perekonomiannya, sehingga menjadikan para pengusaha sukses atau orang kaya di Indonesia adalah orang-orang keturunan etnis Cina.
Perjalanan perekonomian etnis Cina pada masa orde baru tentunya dibumbui dengan lika-liku dan dinamika yang menarik untuk dikaji lebih dalam, mengingat pada masa orde baru ini adalah masa jaya-jayanya para pengusaha, pelaku perekonomian atau para pebisnis etnis Cina, namun jika dilihat dari sisi lainnya mereka berjuang dan memulai bisnisnya ditengah-tengah peraturan yang yang bisa dikatakan mengekang meraka. Untuk mengatasi keadaan yang demikian berbagai cara dilakukan oleh para pelaku ekonomi etnis Cina termasuk mendekati “Keluarga Cendana” yang notabene adalah keluarga orang nomer satu di Indonesia.
Sehingga dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa teori yang diusung oleh Cardoso yakni “Teori Dependensi Baru” yang menyatakan bahwa teori ini tidak hanya ketergantungan dalam aspek ekonomi semata melainkan mencakup bahkan lebih memfokuskan pada aspek sosial dan politik, sangat berbeda dengan “Teori Dependensi Klasik” yang hanya berkonsentrasi pada aspek ekonomi saja. Kedekatan para pelaku perekonomian etnis Cina dengan para pejabat tentunya mengandung unsur kepentingan sosial dan politik sehingga hal ini tidak menutup kemungkinan adanya potensi terjadinya budaya Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN).
2019 PA MAJID PRESIDEN!
HapusDri apa yng sya dpt dri artikel di atas sekarng malah perekonomian etnis china lebih maju di banding etnis asli indonesia sendiri padahal pada zama orde baru perekonomian etnis china bnyak penghalangnyaa
HapusDewi savitri
HapusFaiq Mahruz
HapusXII IPS 1
Pak majiid the best
SPONTAANN
Hapusok pa
HapusDih pa
BalasHapusApakah Chelsea nyaman di Europa League?
BalasHapusHoahoe
BalasHapusPak majid is the best
BalasHapusARYA RAMDANI
HapusXII IPS 2
UHUYY
Albert, XII IPS 1
BalasHapusArtikelnya sangat berkualitas, mendidik, dan mengedukasi. Membantu siswa dalam memahami materi. Terima kasih pak Majid
M. Ardhi, XII IPS 1
BalasHapusTerima kasih atas artikelnya kami sangat terbantu dengan adanya artikel ini. Semoga ilmu yang bapak majid berikan bermanfaat.
Etnis Tionghoa di Indonesia telah ada sejak masa kerajaan-kerajaan di Indonesia. Mereka bahkan juga terlibat penyebaran agama Islam di Indonesia, meskipun sebagian besar beragama non-muslim
BalasHapus· Etnis Tionghoa di Indonesia pada era kolonial memiliki nasib yang lebih baik daripada kaum pribumi. Meskipun begitu ada juga beberapa tokoh Tionghoa yang mendukung perjuangan bangsa Indonesia.
· Pada masa orde lama etns Tionghoa amatlah dihargai karena adanya poros Jakarta-Peking. Namun etnis ini menjadi pelampiasan massa karena peristiwa G30S/PKI, sehingga menimbulkan trauma.
· Pada masa orde baru pergerakan kaum Tionghoa semakin terbatas, karena adanya kekhawatiran pemerintah akan adanya penggulingan kekuasaan seperti masa G30S/PKI. BeberapaSalah satu aturan yang mendiskriminasikan etnis Tionghoa adalah penggantian nama orang Cina menjadi nama orang Indonesia.
· Pada era reformasi etnis Tionghoa memasuki masa perkembangan yang berarti, seperti diakuinya imlek sebagai hari libur dan agama khongfuchu menjadi agama yang resmi diakui di Indonesia.
Keren dan bermanfaat juga
BalasHapusEtnis Tionghoa di Indonesia telah ada sejak masa kerajaan-kerajaan di Indonesia. Mereka bahkan juga terlibat penyebaran agama Islam di Indonesia, meskipun sebagian besar beragama non-muslim
BalasHapus· Etnis Tionghoa di Indonesia pada era kolonial memiliki nasib yang lebih baik daripada kaum pribumi. Meskipun begitu ada juga beberapa tokoh Tionghoa yang mendukung perjuangan bangsa Indonesia.
· Pada masa orde lama etns Tionghoa amatlah dihargai karena adanya poros Jakarta-Peking. Namun etnis ini menjadi pelampiasan massa karena peristiwa G30S/PKI, sehingga menimbulkan trauma.
· Pada masa orde baru pergerakan kaum Tionghoa semakin terbatas, karena adanya kekhawatiran pemerintah akan adanya penggulingan kekuasaan seperti masa G30S/PKI. BeberapaSalah satu aturan yang mendiskriminasikan etnis Tionghoa adalah penggantian nama orang Cina menjadi nama orang Indonesia.
· Pada era reformasi etnis Tionghoa memasuki masa perkembangan yang berarti, seperti diakuinya imlek sebagai hari libur dan agama khongfuchu menjadi agama yang resmi diakui di Indonesia.
Wahyu, XII IPS 1
BalasHapusArtikel yang menarik dari artikel ini saya jadi tahu kalo perekonomian bangsa indIndone di pegang dan dikuasai bangsa minoritas.
Terimakasih pak Majid
Tirta Alfian
BalasHapusArtikelnya sangat bermanfaat, menambah pengetahuan, dan dipaparkan dengan sangat jelas. Menjadikan kita manjadi orang yang luas pengetahuan mengenai sejarah ��
M. Bayu Purnomo Aji, XII IPS 1
BalasHapusInformasi yang sangat bermanfaat pa, banyak ilmu ilmu yang belum saya tau jadi tau. Sukses terus & sehat selalu pa.
Artikel yang sangat bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi kami para pelajar.
BalasHapusMenurut saya, artikel ini berisi hal-hal yang sangat bermanfaat bagi pelajar dan membuat pelajar memiliki wawasan yang lebih luas.
BalasHapusKomala sari
BalasHapusTerimakasih atas Artikel yang sangat bermanfaat dan menambah wawasan pengetahuan untuk pelajar.
GHINA Q.A
BalasHapusXII IPS 3
Artikelnya bagus,danSangat membantu dalam menambah ilmu pengetahuan. Trimakasih pa majiddd
Silviera Emalyanur Pradini
BalasHapusXII IPS 3
teori dependensi ini berdampak positif bagi etnis cina, karena membuat para pelaku perekonomiannya termotivasi meskipun mendapat belenggu dari peraturan masa orde baru. sehingga dapat menjadikan mereka pengusaha sukses di Indonesia. menurut saya apabila di lihat dari sudut pandang etnis cina hal ini sangat menguntungkan mereka.
artikelnya sangat bermanfaat sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kami. terima kasih pak.
Terima kasig dengan artikel ini saya bisa tahu tentang informasi ini semoga bisa bermanfaat untuk saya ,terima kasih pak majid atas infonya
BalasHapusTerima kasih pak artikelnya membantu untuk belajar dan menambah wawasan bagi saya,dan sangat bermanfaat sekali pak majidddd
BalasHapusSalsabila FR xii ips 2
BalasHapusTerima kasih pak artikelnya membantu untuk belajar dan menambah wawasan bagi saya,dan sangat bermanfaat sekali pak majidddd
yolanda maharani, XII ips 2
BalasHapusterima kasih, artikel yang sangat bermanfaat.
Sangat bagus artikelnya dan sangat bermanfaat
BalasHapusJatidea Awaludin Syifa 12 IPS 2
Muhamad Gymnastiar bayhaqi XII IPS 2
BalasHapusArtikel ini sangat bermanfaat bagi kaum pelajar yang membacanya , semoga maju mandiri sejahtera...
Fasa Fisiari XII 2 IPS
BalasHapusSemua bisa berpendapat dan ada yg pro dan kontra. Dan artikel ini pun bisa dipandang dari segi etnis Tionghoa maupun dari segi Indonesia. Intinya kita harus lebih baik lagi mengembangkan ekonomi&politik Indonesia sebaik etnis Tionghoa yg mendapatkan diskriminasi.
Artikel nya sangat membantu dalam pembelajaran 'perkembangan politik dan ekonomi pada masa orde baru dan reformasi' terimakasih, sudah memberi banyak pengetahuan yg bermanfaat��
Annisa oktaviani XII IPS 2
BalasHapusArtikel ini sangat bermanfaat, sangat membantu dalam pembelajaran dan dapat dipahami secara jelas. Memperluas ilmu pengetahuan dan wawasan. terima kasih.
Sekar Septi Ayu Nur Alifah XII IPS
BalasHapusTerima kasih berkat artikel ini saya mendapatkan pengetahuan yang baru dan sangat bermanfaat
Kita semua tahu jika perekonomian yang dikelola etnis cina memang secara tidak langsung ikut menambah pendapatan negara meskipun terkesan mengurangi perekonomian pribumi, namun disetiap kebijakan selalu menimbulkan pro dan kontra terlebih lagi perbedaan kepentingan dalam penentuan kebijakan tersebut.
BalasHapusTerimakasih, artikel ini menjadi salah satu referensi untuk pembelajaran materi perkembangan ekonomi masa orde baru ðŸŒ
Kita semua tahu jika perekonomian yang dikelola etnis cina memang secara tidak langsung ikut menambah pendapatan negara meskipun terkesan mengurangi perekonomian pribumi, namun disetiap kebijakan selalu menimbulkan pro dan kontra terlebih lagi perbedaan kepentingan dalam penentuan kebijakan tersebut.
BalasHapusTerimakasih, artikel ini menjadi salah satu referensi untuk pembelajaran materi perkembangan ekonomi masa orde baru ðŸŒ
(Uta) hehe
M fajri romdoni XII IPS 2
BalasHapusArtikel yang menarik yang tentunya sangat bermanfaat menambah pengetahuan dan wawasan bagi kami para pelajar untuk membantu dalam pembelajaran "perkembangan politik & ekonomi pada masa orde baru dan reformasi"
Terimakasih atas artikelnya pak majid
Artikelnya Sangat bermanfaat, menambah pengetahuan, dan dipaparkan dengan sangat jelas. Menjadikan kita manjadi orang yang luas pengetahuan mengenai sejarah Indonesia, Dari artikel ini saya jadi tahu kalo perekonomian bangsa Indonesia di pegang dan lebih dikuasai bangsa minoritas.
BalasHapusSukses terus Pak Majid!!
Ayu Amanah XII IPS 2
BalasHapusMenurut saya artikel ini sangat menarik, mudah di pahami, dan tentunya sangat bermanfaat, dengan adanya artikel ini saya mendapatkan pengetahuan dan dapat memperluas wawasan. Artikel ini sangat cocok menjadi salah satu referensi untuk pembelajaran. Terimakasih
Artikelnya Sangat bermanfaat, menambah pengetahuan, dan dipaparkan dengan sangat jelas. Menjadikan kita manjadi orang yang luas pengetahuan mengenai sejarah Indonesia, Dari artikel ini saya jadi tahu kalo perekonomian bangsa Indonesia di pegang dan lebih dikuasai bangsa minoritas.
BalasHapusSukses terus Pak Majid!!
Safira Saffa Ashilah XII 2 IPS
BalasHapusArtikel yang saya baca ini sangat bermanfaat dan membantu dalam pembelajaran. sehingga pengetahuan kita mengenai sejarah semakin luas terutama dalam materi perkembangan ekonomi&politik pada masa orde baru. Terima kasih pak.
Muh.Ihya Alimuddin XII-IPS 2
BalasHapusArtikel yang menarik dan bermanfaat, makasih banyak pak sudah menambah wawasan bagi para pelajar dan sangat membantu dalam proses pembelajaran, guru yang patut di contoh nihh.
Makasih banyak pak Majid .
Farah Dini S , XII IPS 2
BalasHapusArtikel ini sangat bermanfaat sekali bisa menambah ilmu dan wawasan yg lebih luas, sangat membantu sy untuk lebih mudah memahami materi tentang perkembangan sosio-ekonomi etnis cina pada masa orde baru. Terimakasih pak.
Terimakasih Pa Majid karena artikel ini sangat bermanfaat dapat menambah wawasan saya dalam mata pembelajaran sejarah terutama pada materi perkembangan sosio-ekonomi etnis cina pada masa orde baru
BalasHapusAdri.nugraha XII 2 IPS
BalasHapusArtikel ini sangat menarik karena banyak sekali masalah posisi etnis cina di indonesia, dan mereka banyak menerima diskriminasi oleh berbagai lapisan masyarakat pribumi,karema dianggap warga asing yang berhijrah ke indonesia karena aspek ekonomi dan banyaknya populasi warga cina sehingga mereka harus berhijrah ke negara lain.Dan yang paling uniknya lagi adalah mereka yang notabennya pendatang akan tetapi menguasai ekonomi indonesia,berbanding terbalik dengan pribumi yang masih lemah dalam ekonominya,namun dengan adanya etnis cina dapat membantu perekonomian indonesia.karena diskriminasi itulah menjadi cambuk mereka untuk berjuang lebih dari yang lain baik di bidang ekonomi,sosial,dan politik.
Dengan adanya artikel ini saya tahu bahwa etnis cina berjuang mati-matian untuk memperoleh hak mereka di indonesia sebagai minoritas, tidak hanya datang ke indonesia lalu dagang dan diaku sebagai wni (kirain gtu wkwk).Makasih banyak pak infonya, sangat bermanfaat,dan membantu saya dalam pembelajaran di skolah mengenai orde baru������
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSandra XII IPS 2
BalasHapusArtikelnya sangat bermanfaat dan menambah wawasan pelajar tentang materi sosio-ekonomi etnis cina pada masa orde baru. Terimakasi banyak pa majid
Nurfitriani Hanifah XII IPS 2
BalasHapusArtikelnya sangat bermanfaat, membantu saya dalam memahami materi perkembangan sosio ekonomi etnis cina pada masa orde baru. Terimakasih pak
Artikelnya sangat bermanfaat, mantappp!!!! Guru the best!!!
BalasHapusGuru Gue ini Artikelnya sangat bermanfaat Sangat Enak dibaca apalagi sambil makan risoles terimakasih
BalasHapusCindhy Ayu Atikasari XII 2 IPS
BalasHapusMenurut saya artikel ini sangat menarik, mudah di pahami, dan sangat bermanfaat bagi pelajar, dengan adanya artikel ini saya mendapatkan pengetahuan dan dapat memperluas wawasan. Artikel ini sangat membantu dalam proses belajar. Sangatt bagus
Widia priandini fatimah
BalasHapusXII ips 2
Sekarang sara itu masih ada tapi tidak separah pada masa orde baru karena seharusnya kita itu mengedepankan bhineka tunggal ika, dan indonesia itu pada hakikatnya beraneka ragam dan seharusnya kita hormati bukan didiskriminasi
Terimaksih
Shafa aulia 12 IPS 2
BalasHapusMenurut saya diskriminasi masih terjadi pada kaum minoritas hingga sekarang, hal ini dapat membuat perpecahan. Untuk itu kita harus menghindari hal tersebut.
BalasHapusXII IPS 2
artikelnya sangat bermanfaat. dan keadaan pada saat orde baru dan sekarang ada sedikit persamaan mengenai diskriminasi terhadap kaum minoritas yang tinggal di Indonesia,sehingga banyak kaum minoritas merasa terkucilkan. seharusnya kaum mayoritas merangkul kaum minoritas agar tidak ada lagi diskriminasi dan juga Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam kebudayaan
Hanifah fikriani Dewi
HapusValya gita
BalasHapusXII IPS 2
Artikel ini sangat bermanfaat dan dapat menambah wawasan saya.
Pada saat ini juga masih terjadi diskriminasi terhadap kaum minoritas, tetapi tidak separah dulu karena pada saat ini indonesia sudah lebih terbuka dengan suku budaya lainnya.
Kita semua tahu jika perekonomian yang dikelola etnis cina memang secara tidak langsung ikut menambah pendapatan negara meskipun terkesan mengurangi perekonomian pribumi, namun disetiap kebijakan selalu menimbulkan pro dan kontra terlebih lagi perbedaan kepentingan dalam penentuan kebijakan tersebut.
BalasHapusDwi pandri
Terimakasih sudah membuat artikel diatas,dengan adanya artikel tersebut proses pembelajaran lebih jelas dan mengerti tentang hal diatas yg dijelaskan
BalasHapusM.Akmal Muzakki 12 ips 2
HapusYulinda Supriyatin
BalasHapusXII 2 IPS
Artikel diatas sangat menarik, karena kita bisa mengetahui bahwa pada saat itu perekonomian Indonesia dikuasai justru oleh golongan minoritas yakni Etnis China. Sedangkan penduduk pribumi justru masih lemah dalam mengembangkan perekonomiannya. Tetapi dalam hal ini secara tidak langsung memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia secara umum.
Artikel ini sangat bermanfaat dan membantu dalam pembelajaran. Terutama dalam materi perkembangan ekonomi&politik pada masa orde baru.
BalasHapusDan mungkin ini salah satu alasan etnis china memiliki daya juang yang tinggi.
spontan
BalasHapusSangat bermanfaat rill pa majid gg geming
BalasHapusKeren Pa Majid
BalasHapus