PENYAJI
PEMBAHAS
RESTORASI MEIJI DALAM PEMBANGUNAN
DI JEPANG
Evi Lestari (0901288)
A.
Restorasi Meiji
Restorasi
Meiji merupakan peristiwa yang menandai runtuhnya sistem feodal pemerintahan
Tokugawa dan menempatkan kembali Tenno (Kaisar) sebagai penguasa tertinggi pemerintahan.
Jepang yang sebelumnya menerapkan politik Pintu Tertutup yang disebut dengan
Sakoku, mulai memberlakukan politik Pintu Terbuka yang disebut dengan Kaikoku.
Dengan demikian dimulailah modernisasi Jepang secara besar-besaran.
Modernisasi
dimulai segera setelah negara Jepang terpaksa membuka diri bagi pergaulan
internasional, akibat ancaman dan tekanan dari luar, terutama dari Amerika
Serikat, Rusia, Inggris, Perancis dan lain-lain. Perkembangan-perkembangan yang
terjadi selama masa Sakoku ternyata tidak dapat mengimbangi
perkembangan-perkembangan yang telah dicapai negara-negara Barat. Mereka
menyadari bahwa pemerintahan yang dijalankan Shogun Tokugawa sudah tidak sesuai
lagi dengan perkembangan zaman.
Jepang
sadar, untuk mempertahankan diri dan untuk mengimbangi negara-negara Barat
hanya ada satu jalan yaitu dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
mereka. Jepang menganggap bahwa Eropa dan Amerika Serikat dapat menguasai Asia
karena mereka lebih unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena
itu Jepang berusaha mengejar ketertinggalan mereka dari negara Eropa dan
Amerika Serikat dan alasan lainnya adalah untuk menghindari agresi.
Di
bawah slogan Wakon Yosai (Kepribadian Jepang, Teknologi Barat) serta slogan
Shokusan Kogyo (Meningkatkan produktivitas dengan menggalakkan industrialisasi)
yang dikaitkan dengan slogan Fukoku Kyohei (Negara kaya, militer kuat), Jepang
memacu modernisasi dengan kecepatan yang luar biasa. Secara besar-besaran
mengimpor dan melaksanakan modernisasi di berbagai bidang kehidupan, seperti
ekonomi, kebudayaan, politik, pendidikan, telekomunikasi dan kemiliteran.
Pembaharuan terjadi secara teratur dalam
berbagai bidang. Pemerintah juga menetapkan kebijakan-kebijakan baru untuk
membuat Jepang menjadi modern. Diantaranya adalah perombakan politik serta
pembebasan Jepang dari tekanan baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk
melakukan modernisasi, pemerintah memusatkan perhatiannya pertama-tama kepada
masalah dalam negeri demi kepentingan memperoleh posisi internasional. Untuk
itu diperlukan modernisasi dalam segala bidang dengan mengandalkan sumber daya
yang ada.
Dalam
hal ini, pemerintah masih menggunakan nilai-nilai nasionalisme yang ada dalam
masa Tokugawa, yaitu etika Bushido, untuk menunjukkan loyalitas dan kebiasaan
patuh kepada pemimpin dengan kerelaannya untuk mengorbankan diri. Kebiasaan
tersebut akhirnya menjelma dalam bentuk cita-cita nasional dengan kesetiaan
kepada Tenno dan cinta tanah air. Semangat Bushido yang dijadikan pegangan
hidup tersebut telah menjadi semangat bersama yang dijunjung tinggi untuk
mendorong tercapainya cita-cita pembentukan masyarakat modern. Pemerintah
Jepang melakukan usaha modernisasi secara besar-besaran tetapi proses
modernisasi juga mengalami masalah-masalah dalam perjalanan perkembangannya.
Antara lain disebabkan karena adanya goncangan budaya yang terjadi di dalam
kehidupan masyarakat Jepang. Hal ini terjadi karena benturan antara kebudayaan
Timur dengan kebudayaan Barat yang masuk melalui politik Pintu Terbuka. Benturan-benturan
seperti ini dirasakan sangat mengganggu cara hidup mereka yang telah terbiasa
dengan sistem lama.
Selain itu pemekaran Budaya Barat (Bummei
Kaika) yang dialami masyarakat Jepang telah menunjukkan suatu gejala yang
buruk. Orang Jepang banyak yang meniru segala sesuatu dari Barat hanya untuk
gagah-gagahan belaka. Akibatnya para pemimpin Jepang mulai meninjau kembali
proses pembaratan ini dan mulai menanamkan kebanggaan terhadap kebudayaan
Jepang asli, untuk membentuk dasar bagi jiwa seluruh bangsa Jepang guna menjadi
bangsa yang modern.
B.
Landasan Teori
Dalam pembahasan ini ada beberapa teori yang dapat
dihubungkan dengan keadaan Jepang pada saat Restorasi Meiji yaitu:
Teori Modernisasi klasik Smelser : Diferensiasi Struktural. Bagi Smelser, modernisasi akan selalu melibatkan
diferensiasi struktural, ini terjadi karena, dengan proses modernisasi
ketidakteraturan struktur masyarakat yang menjalankan berbagai fungsi sekaligus
akan dibagi dalam substruktur untuk menjalankan satu fungsi yang lebih khusus.
Bangunan baru ini sebagai satu kesatuan yang terdiri dari
berbagai substruktur yang terkait menjalankan keseluruhan fungsi yang dilakukan
oleh bangunan struktur lama, sehingga pelaksanaan fungsi akan lebih efisien.
Teori Pertumbuhan Ekonomi Modernisasi dari W.W Rostow
yang menyatakan bahwa, perkembangan
ekonomi suatu masyarakat meliputi lima tahap perkembangan, yaitu tahap
masyarakat tradisional, tahap prakondisi tinggal landas, tahap tinggal landas,
tahap kematangan(maturity), tahap konsumsi masa tinggi atau
besar-besaran. ditulis dalam bukunya The Stage of Economic Growth: A Non
Communist Manifesto(1960) dan juga dalam The Process of Economic
Growth(1953), yang
kajianya
memakai pendekatan sejarah dalam menjelaskan proses perkembangan ekonomi.
Dan teori yang ketiga dapat kita gunakan dalam
membahas masalah ini adalah teori perubahan sosial dan budaya yang dirumuskan
oleh Karl Marx yaitu bahwa perubahan sosial dan budaya sebagai produk dari
sebuah produksi (materialism).
C.
Penyelesaian
Teori-teori di atas mampu Membantu memberikan
analisis mengenai Restorasi Meiji yang telah merubah Jepang. Pembenaran
hubungan kekuatan yang bertolak belakang antara masyarakat tradisional dan
modern. Jadi negara dunia ketiga perlu melihat Amerika dan Eropa Barat sebagai model. Dunia ketiga
perlu melalukan pembangunan ekonomi, meninggalkan dan mengganti nilai-nilai
tradisional dan melembagakan demokrasi politik seperti yang telah dijalani oleh
Amerika dan Eropa Barat. Memberikan legitimasi perlunya
bantuan asing khususnya dari Amerika Serikat.
Modernisasi
di Jepang, salah satu usaha dan upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah
Jepang pada saat Restorasi Meiji sesuai dengan teori perubahan sosial dan
budaya yang dirumuskan oleh Karl Marx misalnya dengan mengirimkan pelajar ke
luar negeri untuk mempelajari ilmu pengetahuan di negara-negara Barat. Nil
Admirari merupakan salah satu falsafah yang mendukung modernisasi di Jepang,
yang berarti tidak gampang terkejut dengan segala sesuatu yang baru dan
memiliki sikap hidup yang teguh serta tidak terombang-ambing. Sikap lain yang
juga mendukung modernisasi adalah sikap yang serius dan fokus terhadap
tanggungjawab yang sedang dijalankan. Salah satunya adalah fokus terhadap ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dipelajari dari Barat.
Untuk mendukung modernisasi, dituntut memiliki jiwa yang kuat agar dapat
menentukan tujuan dan tidak terombang-ambing oleh arus modernisasi yang datang
ke Jepang. Untuk mendukung modernisasi, diperlukan rasa nasionalisme yang
tinggi, misalnya lebih mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan
pribadi. Karena negara Jepang pada saat itu sangat membutuhkan tenaga-tenaga
yang potensial yang ikut ambil bagian dalam menjalankan modernisasi.
Untuk
menghadapi modernisasi, Jepang harus dapat dilakukan penyaringan akan segala
sesuatu yang datang dari luar Jepang. Segala sesuatu yang dianggap baik dan
sesuai dengan kepribadian, dapat diterima, namun apabila dianggap kurang baik
dan tidak sesuai dengan kepribadian, maka sebaiknya dibuang. Sikap untuk
mempertahankan kepribadian yang sudah ada juga sangat perlu dilakukan. Karena
kepribadian tersebut merupakan suatu kebanggaan. Apabila ada suatu tradisi atau
kebiasaan yang dianggap sudah usang atau tidak sesuai lagi dengan perkembangan
zaman, maka tidak ada salahnya dipertimbangkan kembali atau dicari jalan
terbaik untuk mendapatkan keseimbangannya. Demikian juga dalam modernisasi,
harus ada keselarasan antara tradisi atau kebiasaan dengan ide-ide baru yang datang
bersamaan dengan modernisasi.
D.
Kesimpulan
Restorasi Meiji yang terjadi di Jepang
telah mengubah Jepang menjadi negara modern dan imperialis, di mana pembangunan
yang dilakukan pada akhirnya menjerumuskan mereka kedalam Perang dunia II.
Jepang yang tadinya merupakan masyarakat yang kolot dan terisolir secara
drastis berubah menjadi masyarakat yang modern.
Restorasi Meiji ini tidak akan mampu
berjalan jika tidak diimbangi dengan kemampuan dan etos kerja yang baik dari
masyarakatnya. Sebuah bangsa tidak akan bisa maju jika tidak ada keinginan dari
dalam bangsa itu untuk merubahnya. Satu hal yang mesti kita ingat dari
Restorasi Meiji adalah bahwa antara unsure-unsur baru dan unsur-unsur
tradisional semuanya berjalan secara bersama-sama. Jadi bisa kita katakan
meskipun Jepang mengalami perubahan di berbagai bidang dan sektor. Nilai-nilai
tradisi leluhurnya tetap terjaga dengan baik hingga sekarang. Ini memberikan
pelajaran bagi kita bahwa modernisasi bukan berarti merubah pola hidup dan
tradisi lama leluhur yang positif dengan budaya barat.
PEMBAHAS
ANALISIS PEMBAHAS
By
Pitria apriyani (0900986)
Saya juga
sependapat bahwa Restorasi Meiji tersebut bisa ditinjau dari teori W.W. Rostow
yaitu Lima Tahap Pembangunan. Bagi Rostow pembangunan merupakan proses yang
bergerak dalam sebuah garis lurus, yaitu dari masyarakat yang terbelakang ke
masyarakat yang maju. Lima tahap pembangunan menurut Rostow:
o Masyarakat
tradisional: Masyarakat masih dikuasai oleh kepercayaan-kepercayaan tentang
kekuatan di luar kekuasaan manusia. Manusia tunduk kepada alam dan belum bisa
menguasai alam. Produksi masih sangat terbatas, begitu juga sifat masyarakatnya
sangat statis, dalam arti kemajuan berjalan dengan sangat lambat.
o Prakondisi
untuk lepas landas: Masyarakat tradisional, meskipun sangat lambat, terus
bergerak.Pada satu titik, dia mencapai prakondisi untuk lepas landas. Biasanya
keadaan ini terjadi karena adanya campur tangan dari luar, dari masyarakat yang
sudah lebih maju. Segala usaha untuk meningkatkan produksi mulai bergerak dalam
periode ini.
o Lepas
landas: Periode ini ditandai dengan tersingkirnya hambatan-hambatan yang
menghalangi proses pertumbuhan ekonomi.
o Bergerak
kekedewasaan: Setelah lepas landas akan terjadi proses kemajuan yang terus
bergerak ke depan, meskipun terkadang terjadi pasang surut. Industri berkembang
sangat pesat. Negara memantapkan posisinya dalam perekonomian global: barang
yang dulunya diimpor sudah mulai diproduksi sendiri.
o Jaman
konsumsi massal yang tinggi: Karena kenaikan pendapatan masyarakat, konsumsi
tidak lagi terbatas pada kebutuhan pokok untuk hidup, tetapi meningkat ke
kebutuhan lain yang lebih tinggi. Pada titik ini, pembangunan sudah merupakan
sebuah proses yang berkesinambungan, yang bisa menopang kemajuan secara terus
menerus. Ditinjau dari teori Rostow tersebut Jepang pada mulanya sebagai negara
terbelakang jauh tertinggal dari negara-negara Barat. Pemerintahan militer
Tokugawa untuk mempertahankan politiknya, melakukan politik isolasi dari luar,
menghadang pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Menyebabkan ilmu
pengetahuan dan teknologi tertinggal jauh, bahkan diberlakukannya kelas-kelas
sosial menyebabkan proses modernisasi dan mobilitas sosial mengalami
kemandekan. Datangnya negara-negara Barat ke Jepang, membuat Jepang bercermin
bahwa kehidupan mereka masih terlampau tradisional. Kuatnya anti asing dan
loyalis terhadap kaisar menyebabkan adanya perebutan kekuasaan, sehingga
pemerintaha Tokugawa berakhir tahun 1868. Maka diangkatlah Meiji sebagai Kaisar
yang masih berusia 15 tahun. Perjalanan panjang untuk membangun Jepang dengan
semboyan “Fukoku kyohei’ negara kaya dan militer yang kuat. Kebijakan-kebijakan
yang mendasar lalu dirubah baik dalam bidang politik, sosial ,budaya, ekonomi,
pendidikan. Hasilnya adalah seperti yang kita lihat hari ini. Jepang bisa
memproduksi sendiri barang-barang yang tadinya banyak di buat oleh Negara Barat
seperti Mobil, Motor, elektronik dan lain sebagainya. Akan kah bangsa Indonesia
bisa melakukannya, perlu banyak pembenahan dari berbagai elemen guna mencapai
harapan tersebut.
Saya
juga menambahkan bahwa Restorasi Meiji bisa juga ditinjau dari Teori Need For
Acheavement Mc. Clelland menyampaikan tentang motivasi berprestasi atau juga
sering disebut sebagai kebutuhan berprestasi yaitu keinginan yang kuat untuk
mencapai prestasi melalui cara kerja yang baik yaitu dengan selalu berpikir dan
berusaha untuk menemukan cara-cara baru untuk memperbaiki kualitas yang
dicapainya. Penelitan yang dibuat oleh Mc. Clalland menemukan bahwa suatu
Negara yang memiliki kebutuhan berprestasi yang lebih tinggi maka akam
mempunyai kesempatan untuk lebih mencapai kemajuan. Hal tersebut diketahui pula
dari penelitian yang dilakukan di antar negara dimana negara yang memiliki
derajat yang lebih tinggi kebutuhan berprestasinya, maka memiliki derajat yang
lebih tinggi pada pembangunan ekonominya. Dilihat dari orang-orang yang berada
di Jepang yang begitu tertinggal oleh penduduk Negara Barat maka Jepang
mempunyai motivasi untuk maju dan bisa mengalahkan kemajuan yang terjadi di
Negara Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar