Kamis, 20 November 2014

PROPAGANDA NUKLIR KOREA UTARA STUDI PERLAWANAN NEGARA PINGGIRAN (KOREA UTARA) MELAWAN NEGARA PUSAT (AMERIKA SERIKAT) Oleh: Ari Kamal Malik 1103599 Wisnu Kukuh Abidtyawan 1103537

PROPAGANDA NUKLIR KOREA UTARA
STUDI PERLAWANAN NEGARA PINGGIRAN (KOREA UTARA) MELAWAN NEGARA PUSAT (AMERIKA SERIKAT)
Oleh:
Ari Kamal Malik 1103599
Wisnu Kukuh Abidtyawan 1103537

ABSTRAKSI
Penelitian ini mendeskripsikan tentang kepentingan nasional Korea Utara terkait program nuklirnya. Dimana Korea Utara (Korut) telah menunjukkan diri kepada dunia bahwa mereka adalah negara yang tak boleh dipandan remeh. Kesuksesan uji coba nuklir ketiga pada beberapa waktu lalu membuktikan kalau Pyongyang memiliki serangkaian tujuan yang ingin ditunjukkan kepada dunia internasional. Tujuan itu tidak lagi untuk meneguhkan Korut sebagai bangsa yang tidak dapat didikte oleh negara manapun dan dapat memiliki posisi sejajar dengan negara-negara besar dalam hal senjata nuklir. Terkait Program nuklirnya, Korut mempunyai beberapa kepentingan yaitu untuk menjaga keamanan rezim, untuk self defense, motif ekonomi dan demi mengangkat prestise Korut di mata masyarakat internasional pada umumnya dan Amerika Serikat khususnya. Selain kepentingan Korut penelitian ini juga mendeskripsikan bentuk-bentuk perlawanan  Korut terhadap Amerika Serikat yaitu melalui video Propaganda, melalui uji coba nuklir dan propaganda melalui musik dan lagu.
Kata kunci: Kepentingan nasional, Propaganda dan nuklir Korut
Berawal dari kondisi ekonomi yang sangat lemah, Korea Utara berusaha untuk mempertahankan rezimnya dengan cara memperkuat kekuatan militernya. Didukung dengan militer yang sangat kuat, rudal balistik dengan jumlah cukup besar, serta jangkauan yang sangat jauh, Korea Utara menjadi salah satu negara yang sangat ditakuti dan suka menuntut negara lain termasuk Korea Selatan dan Amerika Serikat untuk mengirimkan bantuan-bantuan kemanusiaan. Apalagi ditambah dengan program nuklirnya, posisi Korea Utara sangat ditakuti.
Setelah Korea Utara melakukan uji coba rudal jarak jauh pada tanggal 5 April 2009, PBB dan negara-negara lain seperti Amerika, Jepang, Korea Selatan geram dan mengecam keras Korea Utara atas tindakannya. Pihak Korea Utara sendiri berdalih peluncuran itu merupakan peluncuran satelit untuk komunikasi, namun pihak intelejen Amerika tidak menemukan satelit yang mengorbit pada saat itu. Atas kecaman keras PBB tersebut, Korea Utara bereaksi keras pula dan menuntut PBB untuk meminta maaf atau pihak Korea Utara mengancam akan melakukan uji coba Nuklir kedua. Karena PBB tidak meminta maaf, terjadi uji coba nuklir Korea Utara pada 25 Mei 2009 di bawah tanah serta diikuti peluncuran dua roket jarak jauh.
Hubungan antara kedua negara Korea kini mengalami keadaan yang gawat. Meskipun pernah mengalami hubungan baik pada sekitar tahun 1990 hingga 2008, namun setelah pergantian presiden Korea Selatan yaitu Lee Myung-bak yang memiliki sikap lebih keras terhadap Korea Utara, situasi di Semenanjung Korea menjadi memanas. Korea Utara pada Januari 2009 membatalkan segala bentuk kesepakatan politik dan militer, karena menganggap Korea Selatan berniat jahat.

Jadi, agar negara kecil dan miskin dihargai atau disegani oleh negara-negara lain, negara tersebut harus memiliki prestige tersendiri. Dalam hal ini Korea Utara menitik beratkan pada militer dan nuklir yang merupakan senjata paling ditakuti untuk mengangkat martabatnya di mata dunia. Dan agar dua negara atau banyak negara pada umumnya tetap damai dan berhasil melakukan negosiasi dengan baik, diperlukan mutual trust atau kepercayaan diantara negara-negara tersebut. Korea Utara memiliki kepentingan yang besar terkait program nuklirnya yaitu: menjaga keamanan Rezim, Self Defense, motif ekonomi, dan untuk mengangkat status Korea Utara. Sedangkan bentuk-bentuk perlawanan yang dilakukan oleh Korut terhadap AS yaitu Video Propaganda yang ditayangkan di internet, uji coba nuklir dan propaganda melalui musik dan lagu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar