Jumat, 28 November 2014

Pembangunan Ekomoni Negara Libya Dibawah Rezim Muammar Khadafy

 Redi Andryana 1005917

Abstraksi

Gambaran Umum Negara Libya
Libya terletak dikawasan utara benua Hitam Afrika. Adapun batas-batasnya sebagai berikut: berbatasan dengan laut tengah, mesir di sebelah timur, kemudian sudan di tenggara, chad dan Niger di selatan, serta al jazair dan Tunisia disebelah barat. Ibukota negara Libya adalah Tripoli. Tripoli sendiri terbagi kedalam beberapa kota, yakni: Tripolitania, Fezzah, dan Curennaica. Bermula dari kepemimpinan raja Idris Libya mulai mengembangkan sayapnya dengan Negara-negara tetangga baik barat maupun dunia Islam secara menyeluruh. Ditambah lagi pada saat ditemukannya sumber minyak Libya sekitar tahun 1953, dan dimulainya eksploitasi pada tahun 1956, dan Libya mulai melakukan aksi penjualan minyak ke eropa sejak tahun 1967.
Secara lebih mendasar ekonomi Libya lebih bersandar pada hasil minyak bumi daripada sumber lain seperti pertanian, hasil laut, pertambangan selain minyak, dan perdagangan. Melalui hasil minyak inilah perkembangan Libya Nampak begitu pesat, dapat disaksikan dari keberlangsungan hidup masyarakat yang semakin mapan, pembangunan yang terus bergilir di setiap tempat, dan perkembangan lainnya. Kepemimpinan raja Idris ini tidak berlangsung lama, pada tahun 1969 kepemimpinan raja Idris digulingkan oleh militer Libya dibawah pimpinan Kolonel Muammar Khadafy. Di masa kepemimpinan otoriter Khadafy inilah yang akan menjadi pembahasan dalam makalah ini dimana penulis akan mencoba mengupas pembanguna ekonomi Libya dari sudut teori pembangunan ekonomi: moderinisasi, dependensi ataupun teori system dunia. Kebangkitan Libya yang sebenarnya baru terwujudkan di bawah kepemimpinan Moammar Khadafi.  Pada tanggal 1 September 1969, sekelompok kecil perwira militer yang dipimpin oleh kemudian Khadafi melancarkan kudeta terhadap Raja Idris,

Pembangunan Ekonomi Libya Dibawah Pimpinan Khadafy

Pada masa kepemimpinan Moammar Khadafi ini, perekonomian Libya cenderung mengalami peningkatan. Prestasi–prestasi ekonomi yang dicapai selama rezim yang dijalankannya sangatlah banyak. Penduduk pun merasa puas dalam hal keberhasilan ekonomi ini. Keberhasilan pencapaian ekonomi tersebut tak luput dari kebijakan yang diterapkan Khadafi sendiri. Adapun mengenai pencapaian dan kebijakan yang diterapkan Khadafi adalah sebagai berikut:
a. Semua periode pemerintahan Khadafi
  1.  Porsi penjualan minyak Libya dimasukkan secara langsung kedalam akun bank semua penduduk Libya
  2. Khadafi menangani proyek irigasi terbesar di Libya, yang dikenal dengan nama “Great Man- Made River Project”
  3. Libya tidak mempunyai hutang luar negeri dan mempunyai cadangan sebesar $150 miliar
  4.  Di Libya, jika seorang penduduk Libya membeli mobil, maka pemerintah memberikan subsidi sebesar 50% dari harga keseluruhan, dan bagi yang mencicil tidak dikenakan bunga
  5. Di Libya, biaya pendidikan dan pengobatan gratis
  6.  Tidak ada bunga terhadap peminjaman di bank oleh masyarakat Libya
  7.  Listrik gratis, tidak ada pajak untuk listrik
  8. Penarikan pajak dan restribusi telah dilarang di Libya
  9. Biaya pendidikan keluar negeri ditanggung oleh pemerintah
  10.  Beberapa farmasi mendapatkan dispense gratis
  11. Bagi siapa saja yang memproduksi obat-obat palsu akandihukum mati
  12.  Bagi siapa saja yang menjual bahan makanan yang sudah kadaluarsa akan mendapatkan denda yang besar
  13. Penjualan terhadap alkohol dilarang keras
     b. Dalam 10 tahun terakhir pemerintahan Khadafi
  1.  40 buah roti di Libya berharga US$0.15
  2. Seorang ibu yang melahirkan mendapat uang US$5.000
  3.  Semua pengantin baru di Libya mendapatkan dana US$60.000 oleh pemerintah
  4.  Setiap anggota keluarga di Libya mendapatkan subsidi sebesar US$1.000 setiap tahunnya
  5.  Gaji perawat setiap bulannya US$1.000
  6. Bensin lebih murah dari air. 1 liter bensin seharga US$0.14
Dari beberapa kebijakan tersebut, Libya juga berhasil dalam hal ekspor impor, utamanya adalah pada sektor migas. Pada masa khadafi ini, Libya mampu bersaing dalam pasar internasional.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa dibawah rezim Khadafi dengan gaya kepemimpinan otoritarian ini telah membawa dampak positif bagi perekonomian Libya. Khadafi yang ber-ideologi sosialis ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya. GDP Libya telah meningkat dari tahun ketahun. Hal tersebut disebabkan oleh masih produktifnya aktor-aktor dan institusi-institusi didalam system kepemerintahan Khadafi. Asumsi-asumsi positif telah muncul yang berguna untuk menangani masalah baik itu politik maupun ekonomi dan juga untuk membuat kebijakan.
Melihat dari data pertumbuhan ekonomi Libya di bawah rezim Khadafy terlihat jelas bahwa perekonomian Libya sangatlah baik. Meskipun pemerintahannya bersifat otoriter namun dalam segi pembangunan ekonomi Khadafy menjalankannya dengan cukup baik. Dibawah keadaan politik Dalam Negeri dan Luar Negeri yang cukup buruk dengan adanya banyak konflik dan perseteruan akibat gaya kepemimpinan Khadafy yang diktatoris dan memiliki banyak musuh namun dalam segi ekonomi Libya cukup stabil. Bahkan dalam keadaan tekanan luar negeripun Libya tetap mampu mempertahankan stabilisasi ekonominya. Seperti halnya embargo minyak yang dilakukan Negara-negara barat dan juga AS. Belum lagi dengan besarnya pengeluaran biaya perang yang cukup besar.
Hal ini memang ditunjang dengan SDA Negara yang sangat berlimpah, dari minyak mentah. Namun dilain pihak terlihat bagaimana modernisasi yang dibawa oleh Kadafyi ini berhasil diterapkan. Untuk perbandingan, saat Libya dibawah pemerintahan dinasti Sanusiah dengan system kerajaannya. Libya belum begitu terlihat sebagai salah satu Negara kuat di tanah Afrika. Hal ini oleh Khadafy sendiri dinilai bahwa saat itu Libya berada di masa tradisional dengan system monarchinya.
Sementara dibawah pimpinannya Libya baru bangkit dengan membawa modernisasi di segala bidang baik politik, ekonomi, juga teknologi. Hal ini dibuktikan dengan berhasilnya Libya menjadi salah satu Negara yang disegani di kawasan Afrika dan Timur Tengah setelah sebelumnya adalah Mesir. Meskipun Khadafy sendiri membenci bangsa-bangsa barat dan AS. Namun system modernisasi ini ia terapkan sebagai bentuk pembaharuan dan pengembangan kemajuan Negara bukan sebagai proses eropanisasi. Hal ini secara lebih jelasnya ia jelaskan dalam buku karangannya sendiri yang lebih dikenal sebagai “BukuHijau” yang kemudian dijadikan ideology oleh pemerintah Libya dibawah rezim Muammar Khadafy


1 komentar: