Jumat, 28 November 2014

PEMBANGUNAN EKONOMI JEPANG PADA MASA RESTORASI MEIJI SAMPAI PASCA PERANG

Oleh:
Cep Didi Wahyudi 1205117
Widinia Dinda Ayuningtyas 1205868

Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia,dimana ekonomi negara ini bertumpu pada sektor industri. Negara yang sangat unik ketika pernah mengalami kerisis ekonomi dalam kekalahan perang dunia II . Pembangunan ekonomi negara Jepang dimulai sejak tahun 1868 saat lahir sebuah politik penting yang dikenal sebagai pembaharuan “Meiji”. Tapi bukan berarti bahwa Jepang sebelum tahun itu disebut Negara primitive, akan tetapi dalam produksi mesin dan pembaharuan terjadi setelah pembaharuan Meiji.  Perekonomian utama pemerintahan Meiji dalam periode ini ialah terciptanya prasarana Negara ini, dengan membangun jalan kereta api antara Tokyo dan Yokuhama sampai Kobe terselesaikan. Tidak hanya itu pemerintah juga memodernisasi jaringan komunikasi lewat jasa pos dan telegraf.
Dalam periode zaman Tokugawa Jepang merupakan masyarakat yang cukup terpelajar dari budaya dan sastra dengan buku yang berlimpah-limpah, dan salah satunya adalah ajaran dari Kong Hu Cu yang hanya satu-satunya pengajaran yang meluas dalam periode Tokugawa. Dan Jitsugaku (pelajaran praktis) sedamgkan perekonomian zaman tokugawa adalah feodal dan mempunyai kemiripan dengan perekonomian pertenggahan Eropa. Sehingga mengambil keputusan pada dasarnya perekonomian subsistem dan bahwa setiap perdangangan sebagian besar dengan sistem barter dan jarang terdapat pengunaan uang. Tapi perekonomian Tokugawa menunjukkan uang dan kredit.Bentuk uang biasanya uang logam sedangkan kredit yang sering digunakan oleh pedagang-pedagang Osaka. Pusat transaksi kredit adalah Ryogaeya, akan tetapi fungsi Ryogaeya tidak hanya melakukan pertukaran uang. Mereka mempunyai fungsi, misalnya: menerima deposito, meminjamkan uang dan mengeluarkan surat perintah pembayaran khususnya di Osaka sering menciptakan uang. Pada filosofi ekonomi pada birokrasi Tokugawa menitik beratkan pertanian sebagai sumber utama kekayaan sedangkan perdagangan dianggap tidak produktif dan perdangangan mendapat posisi terendah dalam masa Tokugawa. Pada periode Tokugawa di Jepang dikenalkan ekonomi uang yang dipengaruhi oleh dua faktor khusus: semua samurai di wajibkan tinggal di istana, markas besar pemerintah pindah dari pertanian, mereka menjadi rentenir dan sumbangan penting lainnya untuk perdagangan adalah Sankin kotai (sistem jaminan) sering dianggap perdagangan Tokugawa.
Pemulihan Setelah Perang
            Setelah beberapa tahun kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, Ekonomi Jepang lumpuh akibat dari kerusakan perang. Kekurangan pangan yang parah, inflasi yang tak terbendung, dan pasar gelap dimana – mana. Namun rakyat Jepang mulai kembali membangun ekonominya yang dihancurkan oleh perang, mula-mula melalui bantuan rehabilitasi dari Amerika Serikat. Menjelang tahun 1951 perekonomian Jepang mulai pulih ketingkat 1934-36. Pertumbuhan penduduk menghambat pendapatan perkapita bangsa, menjelang tahun 1954 indikator inipun sudah mencapai kembali ke peringkat 1936 secara nyata.
            Berbagai perubahan sosial yang dilakukan setelah perang, membantu pembentukan keerangka dasar pengembangan ekonomi selanjutnya. Demiliterisasi pascaperang dan larangan persenjataan kembali yang tertera dalam undang undang dasar yang baru meniadakan beban berat pada sumber ekonomi bangsa, dari pengeluaran di sektor militer.
            Berdasarkan sistem prioritas produksi, tekanan diberikan pada peningkatan produksi batubara, yang merupakan dua pemusatan utama dari usaha industri bangsa. Produksi kemudian tidak hanya meningkat dalam industri bahan inti seperti baja dan produk-produk kimia tetapi juga dalam industri baru yang membuat barang konsumen seperti pesawat televisi dan mobil.
Pertumbuhan Pesat Perekonomian
            Perekonomian Jepang terus menerus meluas dengan cepat mulai dari pertengahan 1950an sampai tahun 1960, dengan mengalami hanya 2 resesi pendek, yaitu pada tahun 1962 dan 1965. Pada umumnya diakui bahwa perluasan cepat perekonomian jepang dari akhir 1950an sampai tahun 1960 didorong oleh penanaman industri swasta yang hebat dalam pabrik dan peralatan baru. Tingkat tinggi tabungan rumah tangga Jepang memungkinkan bank dan lembaga keuangan lainnya memiliki cukup dana untuk menanamkan modal secara besar disektor swasta. Kenaikan pengeluaran modal dikaitkan dengan penerapan teknologi baru, sering berdasarkan lisensi dari perusahaan asing. Penanaman modal untuk pembaharuan membuat industri jepang lebih kuat bersaing di pasaran dunia, menciptakan produk baru dan membawakan perusahaan-perusahaan jepang keuntungan dari produksi massal dan meningkatkan produktivitas pekerja.
            Faktor lain dibalik pertumbuhan ekonomi Jepang selama priode ini adalah meluapnya tenaga kerja dengan tingkat pendudukan tinggi. Pada tahun 1960 diumumkan Rencana Pengadaan Pendapatan Selama 10 Tahun, yaitu contoh terbaik dari kebiaksanaan ekonomi pemerintah yang bertujuan menganjurkan menabung, merangsang penanaman modal, melindungi industri dengan memberi potensi pertumbuhan, dan menggalakkan ekspor.

            Setelah resesi pendek pada tahun 1965, ekonomi Jepang menikmati periode kemakmuran yang panjang sampai sekitar musim panas tahun 1970, dengan laju pertumbuhan nyata selama periode ini mendekati rata-rata 12%. Faktor utama dibalik pertumbuhan ini adalah peningkatan penanaman modal yang digunakan unuk perencanaan yang menghasilkan perekonomian, membangun fasilitas untuk memperbesar kapasitas ekspor, dan memperoleh peralatan yang diperlukan untuk menjawab perubahan dalam lingkungan ekonomi dan sosial. Peningkatan ekspor yang disebabkan daya saing harga produk jepang juga meningkatkan kegiatan bisnis yang berkesinambungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar