Oleh:
Cep Didi Wahyudi 1205117
Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia,dimana ekonomi negara ini
bertumpu pada sektor industri. Negara yang sangat unik ketika pernah mengalami
kerisis ekonomi dalam kekalahan perang dunia II . Pembangunan ekonomi negara Jepang dimulai sejak tahun 1868
saat lahir sebuah politik penting yang dikenal sebagai pembaharuan “Meiji”.
Tapi bukan berarti bahwa Jepang sebelum tahun itu disebut Negara primitive,
akan tetapi dalam produksi mesin dan pembaharuan terjadi setelah pembaharuan
Meiji. Perekonomian utama pemerintahan Meiji dalam periode ini ialah terciptanya
prasarana Negara ini, dengan membangun jalan kereta api antara Tokyo dan Yokuhama sampai Kobe
terselesaikan. Tidak hanya itu pemerintah juga memodernisasi jaringan
komunikasi lewat jasa pos dan telegraf.
Dalam periode zaman Tokugawa
Jepang merupakan masyarakat yang cukup terpelajar dari budaya dan sastra dengan
buku yang berlimpah-limpah, dan salah satunya adalah ajaran dari Kong Hu Cu
yang hanya satu-satunya pengajaran yang meluas dalam periode Tokugawa. Dan
Jitsugaku (pelajaran praktis) sedamgkan perekonomian zaman tokugawa adalah
feodal dan mempunyai kemiripan dengan perekonomian pertenggahan Eropa. Sehingga
mengambil keputusan pada dasarnya perekonomian subsistem dan bahwa setiap
perdangangan sebagian besar dengan sistem barter dan jarang terdapat pengunaan
uang. Tapi perekonomian Tokugawa menunjukkan uang dan kredit.Bentuk uang
biasanya uang logam sedangkan kredit yang sering digunakan oleh
pedagang-pedagang Osaka. Pusat transaksi kredit adalah Ryogaeya, akan tetapi
fungsi Ryogaeya tidak hanya melakukan pertukaran uang. Mereka mempunyai fungsi,
misalnya: menerima deposito, meminjamkan uang dan mengeluarkan surat perintah
pembayaran khususnya di Osaka sering menciptakan uang. Pada filosofi ekonomi
pada birokrasi Tokugawa menitik beratkan pertanian sebagai sumber utama
kekayaan sedangkan perdagangan dianggap tidak produktif dan perdangangan
mendapat posisi terendah dalam masa Tokugawa. Pada periode Tokugawa di Jepang
dikenalkan ekonomi uang yang dipengaruhi oleh dua faktor khusus: semua samurai
di wajibkan tinggal di istana, markas besar pemerintah pindah dari pertanian, mereka
menjadi rentenir dan sumbangan penting lainnya untuk perdagangan adalah Sankin
kotai (sistem jaminan) sering dianggap perdagangan Tokugawa.
Pemulihan Setelah Perang
Setelah beberapa tahun kekalahan Jepang dalam Perang
Dunia II, Ekonomi Jepang lumpuh akibat dari kerusakan perang. Kekurangan pangan
yang parah, inflasi yang tak terbendung, dan pasar gelap dimana – mana. Namun
rakyat Jepang mulai kembali membangun ekonominya yang dihancurkan oleh perang,
mula-mula melalui bantuan rehabilitasi dari Amerika Serikat. Menjelang tahun
1951 perekonomian Jepang mulai pulih ketingkat 1934-36. Pertumbuhan penduduk
menghambat pendapatan perkapita bangsa, menjelang tahun 1954 indikator inipun
sudah mencapai kembali ke peringkat 1936 secara nyata.
Berbagai perubahan sosial yang dilakukan setelah perang, membantu pembentukan
keerangka dasar pengembangan ekonomi selanjutnya. Demiliterisasi pascaperang
dan larangan persenjataan kembali yang tertera dalam undang undang dasar yang
baru meniadakan beban berat pada sumber ekonomi bangsa, dari pengeluaran di
sektor militer.
Berdasarkan sistem prioritas produksi, tekanan diberikan pada peningkatan
produksi batubara, yang merupakan dua pemusatan utama dari usaha industri
bangsa. Produksi kemudian tidak hanya meningkat dalam industri bahan inti
seperti baja dan produk-produk kimia tetapi juga dalam industri baru yang
membuat barang konsumen seperti pesawat televisi dan mobil.
Pertumbuhan Pesat Perekonomian
Perekonomian Jepang terus menerus meluas dengan cepat mulai dari pertengahan
1950an sampai tahun 1960, dengan mengalami hanya 2 resesi pendek, yaitu pada
tahun 1962 dan 1965. Pada umumnya diakui bahwa perluasan cepat perekonomian
jepang dari akhir 1950an sampai tahun 1960 didorong oleh penanaman industri
swasta yang hebat dalam pabrik dan peralatan baru. Tingkat tinggi tabungan
rumah tangga Jepang memungkinkan bank dan lembaga keuangan lainnya memiliki
cukup dana untuk menanamkan modal secara besar disektor swasta. Kenaikan pengeluaran
modal dikaitkan dengan penerapan teknologi baru, sering berdasarkan lisensi
dari perusahaan asing. Penanaman modal untuk pembaharuan membuat industri
jepang lebih kuat bersaing di pasaran dunia, menciptakan produk baru dan
membawakan perusahaan-perusahaan jepang keuntungan dari produksi massal dan
meningkatkan produktivitas pekerja.
Faktor lain dibalik pertumbuhan ekonomi Jepang selama priode ini adalah
meluapnya tenaga kerja dengan tingkat pendudukan tinggi. Pada tahun 1960
diumumkan Rencana Pengadaan Pendapatan Selama 10 Tahun, yaitu contoh terbaik
dari kebiaksanaan ekonomi pemerintah yang bertujuan menganjurkan menabung,
merangsang penanaman modal, melindungi industri dengan memberi potensi
pertumbuhan, dan menggalakkan ekspor.
Setelah resesi pendek pada tahun 1965, ekonomi Jepang menikmati periode
kemakmuran yang panjang sampai sekitar musim panas tahun 1970, dengan laju
pertumbuhan nyata selama periode ini mendekati rata-rata 12%. Faktor utama
dibalik pertumbuhan ini adalah peningkatan penanaman modal yang digunakan unuk
perencanaan yang menghasilkan perekonomian, membangun fasilitas untuk
memperbesar kapasitas ekspor, dan memperoleh peralatan yang diperlukan untuk
menjawab perubahan dalam lingkungan ekonomi dan sosial. Peningkatan ekspor yang
disebabkan daya saing harga produk jepang juga meningkatkan kegiatan bisnis
yang berkesinambungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar