Disusun oleh :
Nyanyang Engkus ( 0906549 )
Fury Ismaya (0906905)
Fajar Desca Nugraha (0907146)
ABSTRAKSI
:
Dalam pemerintahan
di Cina pernah terdapat seorang tokoh Wu Zetian. Tokoh ini terlalu penting untuk
diabaikan. Beliau tokoh yang sangat berpengaruh dalam
dalam masanya karena beliau merupakan wanita pertama yang dapat menjabat
menjadi seorang kaisar.
Banyak sekali kebijakan-kebijakannya yang berpengaruh
bagi kerajaan pada masa pemerintahannya. Terlepas dari segala intrik-intrik
politik yang terjadi sebelum pengangkatannya dan bagaimana beliau mendapatkan
jabatan kaisarnya. Banyak sekali peristiwa penting yang terjdai. Yang menarik
adalah ketika Cina menganut sistem patriarki tapi muncul sosok wanita yang
menjadi kaisar. Sangatlah
dilematis apabila kita hanya melihat dan membahas mengenai kaisar laki-laki saja. Karena dibalik itu semua terdapat
kaisar wanita yang berpengaruh dan mencatatkan namanya sendiri dalam sejarah
kerajaan Cina.
Ini menjadi salah satu tugas seorang sejarawan untuk menjelaskan dan memaparkan
mengenai Wu Zetian.
PENGANTAR
Cina Kuno merupakan salah satu kekaisaran pemerintahan seratus dinasti.
Kekhaisaran Cina dikenal memiliki sistem kekuasaan raja yang sangat berkuasa
atas hidup mati rakyat atau biasa disebut dengan despotis absolut. Raja
memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Selain sebagai kepala pemerintahan,
panglima tertinggi dan pendeta tertinggi.
Raja yang sangat berkuasa dan menguasai hidup dan mati rakyatnya dapat
dilihat hampir dalam setiap pemerintahan didalam setiap dinasti. Cina dalam
pemerintahannya mengenal yang dinamakan dengan Doktrin Tien’ming dimana siapa
saja yang mendapatkan mandat dari langit maka dapat menjadi raja. Orang yang
mendapatkan mandat dari langit ini biasa disebut dengan Tien Tzu (putra langit).
Sehingga konsep pemerintahan seratus dinasti ini memang benar dalam
perkembangan pemerintahan Cina Kuno.
Dalam perkembangannya Cina Kuno menganut sistem patriarki dimana laki-laki
dianggap memiliki kelebihan dibandingkan perempuan. Laki-laki menjadi tinggi
derajatnya dibandingkan perempuan. Bahkan kebanyakan dari raja-raja yng
memerintah di Cina pada masa itu adalah laki-laki. Namun, ternyata dalam suatu
negara yang menganut sistem patriarkipun terdapat ruang bagi perempuan untuk
menjadi penguasa atau raja. Padahal dalam sejarah Cina, perempuan kurang begitu
dihargai. Anak laki-laki justru lebih diharapkan daripada perempuan. Ini
menunjukan bagaimana kedudukan laki-laki jauh lebih dihargai daripada
perempuan.
Sepanjang sejarahnya, mayoritas raja atau kaisar yang memerintah di Cina
adalah laki-laki. Namun, dalam dinasti Tang terdapat suatu perubahan dalam
pemerintahan dengan munculnya kaisar perempuan dalam pemerintahan Cina Kuno.
Ini merupakan sesuatu yang sangat tidak biasa dalam suatu kekaisaran terutama
yng menganut sistem patriarki.
Oleh sebab itu tulisan
ini difokuskan kepada peranan wanita
dalam pemerintahan Cina Kuno yang menganut sistem patriarki. Peranan sosok
wanita dalam pemerintahan Cina Kuno bahkan menjadi seorang kaisar membuat kami
tertarik untuk membuat sebuah tulisan yang berjudul “Wu Zetian Sosok Khaisar Perempuan Cina Antara Sistem Patriarki dan
Kemunculan Sosok Perempuan.”
Kemunculan Wu Zetian
Menurut sumber yang kami dapatkan dari Wikipedia Wu
Zetian
(武則天)
adalah kaisar wanita wanita pertma dalam sejarah kekaisaran Cina. Lahir pada
tahun 625 M di Wenshui (sekarang
Propinsi Shanxi) dan meninggal pada tahun 705 M. Pada awalnya Wu Zetian
menggunakan kaisar yang ada sebagai kaisar boneka, kemudian mengambil alih
total kekaisaran dan pemerintahan dinasti Tang pada tahun 690 M dan menggunakan
nama Kaisar Shengshen.
Dalam
kekaisaran Cina yang patriarki penobatan Wu Zetian sebagai kaisar wanita dan
memproklamirkan berdirinya Dinasti Zhou baru pada tanggal18 Agustus 690 M merupakan sebuah pengecualian
dalam sejarah kekaisaran Cina khususnya Dinasti Tang (618 M – 907 M).
Wu Zetian dilahirkan pada tahun 624
M. Menurut pendapat Wilsan Arief dalam artikelnya yang berjudul Intrik Politik Wanita Wu yang dimuat di
kompasiana.com 28 Mei 2011 menulis sebagai berikut :
“… Dia lahir sebagai anak kedua
keluarga Wu yang dulunya petani miskin,
kemudian menjadi pengusaha yang dapat akrab dengan para pejabat daerah. Nasib
baik Wu Shihuo, di tahun 627 ia telah dipromosi menjadi Gubernur daerah Li dan
Jing.
Si
Wu bayi cilik diramal oleh Yuan Tiangang, bahwa “ ……….bila ini ciri seorang
perempuan, ia akan memerintah negeri sebagai kaisar wanita suatu saat nanti !
(kebetulan di saat itu si bayi dikenakan pakaian lelaki — karena sebenarnya
keluarga Wu mengimpikan kelahiran bayi lelaki). “………..bayi ini memiliki mata
naga dan dahi phoenix !”. (Arief
dalam Kompasiana : 2011: 43)
Kaisar Tai Zong
tahun 627 M dinobatkan menggantikan ayahandanya. Pada tahun 636 M ia menjadi
duda, ditinggal mati permaisuri. 3000 selir tidak membuatnya bahagia ia selalu
saja bersedih. Menteri dan pejabat tinggi beramai-ramai menghibur dan
menawarkan gadis-gadis cantik. Singkat cerita, kemudian Wu ditawarkan kepada
kaisar pada tahun 637 M pada usia 14 tahun. Kemudian ia direkrut untuk masuk istana
menjadi selir istana pada tahun 637 M. Wu Zetian yang berparas manis dan cantik
dijuluki Kaisar Taizong sebagai "Meiniang", artinya gadis cantik. Ia
pun dijuluki Cairen (orang berbakat), sebuah gelar selir tingkat ke lima.
Berdasarkan tata krama pada zaman feodal di Cina, wanita yang lemah lembut
meskipun tidak memiliki kepandaian akan dianggap sebagai wanita yang baik.
namun Wu Zetian tidak mau mematuhi tata tata krama tersebut dan memiliki
karakter tersendiri.
Dalam website Cina Radio Indonesia
Online yang membahas “Kaisar Wanita Tiongkok Wu Zetian” dikisahkan mengenai
sikap Wu Zetian terhadap Kaisar Taizong yang mendapatkan seekor kuda yang sulit
dijinakan :
‘…Suatu hari, Wu Zetian mengatakan kepada
Kaisar Taizong bahwa dia yang mampu menjinakkannya dengan cambuk dan pisau.
Dikatakannya: "Saya terlebih dulu mencambuknya, kalau kuda ini tidak
tunduk, saya akan memukul kepalanya, kalau kuda itu tetap tidak menurut, akan
saya pancung lehernya." Mendengar perkataan Wu Zetian tadi, Kaisar Taizong
terkejut bukan main, karena perkataan bernada keras serupa seharusnya tidak
dikeluarkan oleh seorang selir yang tahu akan tata krama. Sejak itu Kaisar
Taizong meningkatkan kewaspadaan terhadap Wu Zetian…” (Indonesian Cina
radio online)
Karena Wu
Zetian selalu memperlihatkan karakter yang tabah dan tegas serta bernafsu
terhadap kekuasaan. Karena itulah maka Kaisar Taizong telah mengabaikan Wu
Zetian selama 12 tahun.
Namun Putra
Mahkota ketika itu bernama Li Zhi secara diam-diam jatuh cinta pada Wu Zetian
yang 4 tahun lebih tua daripadanya. Setelah wafatnya Kaisar Taizong Pada
tahun 649, Li Zhi, putra mahkota Taizong
naik takhta dengan sebutan Kaisar Gaozong, M Wu Zetian menjadi seorang
biarawati saat kematian Kaisar Li Shimin,.Tiga tahun kemudian, Kaisar Li Zhi,
putra Kaisar Li Shimin, memanggil Wu Zetian kembali ke istana sebagai seorang
selir bagi dirinya. Dan Wu diberi gelar selir kelas tinggi tanpa mengindahkan
tentangan para menteri. Setelah kembali ke istana, Wu Zetian selalu bermimpi
bisa menjadi permaisuri.
Demi
mendapatkan dukungan dari kalangan istana, baik selir istana maupun pejabat
pemerintahan, Wu Zetian banyak memberi hadiah kepada mereka. Pada tahun 653 M
Wu melahirkan seorang putra bernama Li Hong. Dan membuat dirinya diangkat
menjadi selir tingkat ke dua dengan gelar Zhaoyi.
Demi mencapai kedudukan yang lebih tinggi, Wu Zetian menyingkirkan semua
penghalang yang ada. Nyonya Xiao Shu, seorang selir kesayangan kaisar, menjadi
korban ambisi Wu Zetian.
Pada tahun 655
Wu Zetian merencanakan sebuah rencana jahat kepada permaisuri. Permaisuri
Kaisar Gaozong, yakni Permaisuri Wang menyukai anak, tapi dirinya tak bisa
melahirkan anak. Suatu hari, Permaisuri Wang datang menengok bayi perempuan
yang belum lama dilahirkan Wu Zetian. Begitu Permaisuri Wang pamit, Wu Zetian
segera mencekik bayinya sampai mati lemas, dan memfitnah Permaisuri Wang
sebagai biang keladinya. Kaisar Gaozong yang percaya pada Wu Zetian lantas
membenci Permaisuri Wang, dan pada akhirnya mencabut gelar Permaisuri Wang
untuk menganugerahkan gelar permaisuri kepada Wu Zetian.
Setelah menjadi
Permaisuri, Wu mulai menancapkan kukunya lebih kuat pada diri Kaisar Gaozong. Kaisar
merupakan seseorang yang emosional dan kurang bijaksana dalam penanganan urusan
negara. Sebelum menjadi permaisuri, sebenarnya Wu Zetian sudah mulai membantu
Gaozong menangani urusan politik. Setelah dinobatkan sebagai permaisuri, Wu
Zetian secara langsung berpartisipasi dalam penanganan urusan negara tanpa
menghiraukan tradisi yang melarang wanita ikut serta dalam pemerintahan. Oleh
karena semua urusan penting negara harus ditangani bersama oleh Kaisar Gaozong
dan Wu Zetian, maka keduanya dijuluki para menteri sebagai "Dua
Kaisar". Penanganan urusan negara bersama oleh kaisar dan permaisuri yang
terjadi pada waktu itu merupakan hal yang tiada taranya dalam sejarah
sebelumnya.
Pada tahun 683 M Kaisar Gaozong meninggal dunia. Li
Xian, putra ketiga Permaisuri Wu naik takhta. Karena Li Xian tidak becus
menjalankan Kekaisaran, pada tahun 684 M Permaisuri Wu mengangkat putra bungsunya,
Li Dan, menjadi kaisar. Ia dikenal sebagai Kaisar Ruizong dari Tang.
Pada tahun 684 terjadi usaha pemberontakan
bersenjata yang dilakukan oleh Xu Jingye, Tang Zhiqi, Wei Siwen, dan Luo
Binwang untuk menggulingkan Wu Zetian. Namun pemberontakan itu berhasil
ditumpas oleh tentara yang dipimpin oleh Jenderal Li Xiaoyi, Zuo Yingyang, Hei
Chichan, dan Zuo Baotao.
Sebagai seorang
penganut paham konfusianisme dan pernah menjadi seorang biarawan Wu Zetian
mencoba memperkokoh kedudukannya, Wu Zetian membuat seolah-olah ada perintah
dari Langit (Tienming) bahwa seorang pemimpin wanita akan muncul di bumi dan
membawa kemakmuran bagi kerajaan dan mengubah namanya menjadi Wu Zetian. Zetian
sendiri artinya mau mencontoh hukum alam untuk melakukan penguasaan. Kemudian
ketika Wu Zetian berusia 67 tahun, ia telah melepaskan jabatan Kaisar boneka
dan merebut takhta. Ini menjadikan ia satu-satunya Ibu Suri dalam sejarah
China. Ibu Suri Wu Zetian telah mengubah Dinasti Tang sebagai Zhou baru.
Mengapa ia
ingin mengembalikan kejayaan dinasti Zhou? Menurut analisis kami hal
dikarenakan pada masa dynasty Chou muncul 100 aliran filsafat yang diantaranya
adalah Konfucianisme yang di dalamnya mengatur hubungan social masyarakat yang
di dalamnya mempercayaai adanya mandat dari langit yang diberikan kepada
seseorang yang berhasil menjatuhkan sebuah pemerintahan yang zalim. Karena pada
masa pemerintahan Kaisar Boneka banyak terjadi pemberontakan dan ketidak
stabilan yang berhasil ia redakan setelah ia memproklamirkan diri sebagai pemimpin
cina dapat di simpulkan bahwa cara ini tak lebih adalah trik untuk melegitimasi
kekuasaannya di seluruh Cina saat itu.
Masa
pemerintahan Wu Zetian
Dalam sejarah Cina Wu Zetian merupakan salah satu wanita
yang pertama kali mengangkat dirinya sebagai kaisar. Wu Zetian terlahir dari keluarga yang kaya.
Namun ternyata Wu juga menapaki perpolitikan kekhaisaran tidak terlepas dari
pengangkatan dirinya menjadi salah satu selir rendahan Kaisar Taizong saat
usianya masih 14 tahun. Bahkan Kaisar menganugrahinya nama Wu Mei yang berarti
berkharisma.
Pada masa pemerintahan Tai Zong (626-649), Cina menjadi
negara adikuasa bahkan menjadi negara terkuat di Asia Utara. Bahkan Taizong sangat memperhatikan
kemakmuran rakyatnya. Dalam urusan pendidikan Kaisar sangat memperhatikan para
pelajar yang ingin belajar Konfusianisme dengan menyediakan beasiswa. Bahkan Taizong
juga sangat menghormati Budhisme dan Taoisme.
Namun diakhir masa pemerintahannya beliau lupa akan daratan dengan
banyak melakukan pemborosan uang kas negara untuk pembangunan istana. Hingga beliau wafat.
Seharusnya berdasarkan tradisi setelah kaisar wafat, maka
para selir diharuskan untuk mengundurkan diri dan pergi ke vihara untuk menjadi
biarawati. Begitu juga dengan Wu Zetian, namun karena kecantikannya maka kaisar
yang baru yaitu Gaozong mengundangnya ke istana dan menjadikan sebagai selir
senior (zhaoyi).
Dalam perkembangannya Wu Zetian ternyata banyak melakukan
hal-hal licik untuk mendapatkan kekuasan di istana setelah dijadikan selir oleh
Gaozong. Wu bahkan menyingkirkan permaysuri. Kemudian Wu mulai ikut campur
dalam urusan pemerintahan. Bahkan menyalahgunakan nama suaminya untuk
memperkuat kedudukannya di istana. Wu mengangkat pejabat-pejabat baru yang loyal
padanya dan menyingkirkan pejabat-pejabat yang membangkang.
Setelah kaisar wafat Wu kembali melakukan hal licik
dengan meracuni putra mahkota dan mengasingkan para pangeran lainya. Mengangkat
kaisar boneka yang justru adalah anak-anaknya. Namun akhirnya pada tahun 690,
justru dirinya sendiri yang mengangkat dirinya sebagai kaisar dan merubah nama
dinasti Tang menjadi dinasti Zhou.
Walaupun Wu banyak melakukan kelicikan-kelicikan untuk
mendapatkan kursi kekhaisaran namun kebijakan-kebijakannya banyak juga yang
bagus untuk memajukan negrinya. Untuk mengisi peran pejabat kerajaan Wu banyak
melakukan ujian negara untuk memilih pejabat-pejabat kerajaan guna mendapatkan
pejabat kerajaan yang kompeten.
Bahkan dalam bidang pertanian, Wu banyak memberikan
penghargaan bagi para pejabat yang telah berhasil mengolah tanah yang tidak
terpakai menjadi tanah subur yang menghasilkan pangan yang bagus. Namun bila
gagal maka Wu tidak segan-segan memberikan hukuman sehingga para pejabat merasa
termotivasi membangun wilayahnya menjadi wilayah-wilayah yang maju dalam bidang
pertanian. Wu memerintahkan para cendikiawan untuk menulis buku mengenai
pertanian dan menyebarluaskannya.
Dalam bidang lainya Wu justru berhasil menyebarluaskan Budhisme.
Sebenarnya awalnya Wu hanya memanfaatkan Budhisme dan Taoisme. Ia menyatakan
bahwa dirinya sebagai penjelmaan dari ibu Surgawi yang merupakan ibu dari Lao
Tzu, pendiri Taoisme, serta memerintahkan agar patungnya ditempatkan di
tiap-tiap kuil taois. Wu juga memanfaatkan sejilid kitab Buddhis berjudul Sutra
Awan Agung yang isisnya meramalkan bahwa Maitreya, budha yang akan datang akan
terlahir sebagai wanita dimana pada zamannya panen akan berlimpah dan begitu
pula dengan kebahagiaan tanpa batas. Umat manusia akan bertambah banyak
terbebas dari kematian dan penyakit. Penguasa tetangga akan takluk. Beberapa
sejarawan berpendapat bahwa kitab ini kemungkinan dikarang oleh Xue Huaiyi,
seorang kekasih Wu yang menjadi biarawan Budhis dan diangkat menjadi kepala
Vihara Kuda Putih. Tapi sesungguhnya pendapat ini tidaklah benar. Segenap
vihara yang disokong kerajaan diwajibkan menyebarkan kitab itu dan Wu sendiri
menggelari dirinya dengan Maitreya yang tanpa cela. Sebuah patung Maitreya
raksasa dipahat di Longmen yang katanya sengaja dibuat menyerupai dirinya (Ivan
Taniputra, 2011:322).
Wu sangat menentang konfusianisme karena dalam
konfusianisme ditekan bahwa seorang perempuan selayaknya taat menjadi seorang
istri kepada suaminya. Maka Wu mulai kampanye untuk meningkatkan
posisi perempuan. Dia menulis biografi pendeta perempuan terkenal, dan mengangkat posisi klan
ibunya Dia memindahkan istananya menjauh dari kursi kekuasaan laki-laki
tradisional dan mencoba untuk mendirikan sebuah dinasti baru. Dia mengatakan bahwa
penguasa yang ideal adalah salah satu yang memerintah seperti seorang ibu yang tidak lebih dari anak-anaknya.
Ketika kebijakan-kebijakannya berjalan dengan baik untuk
meningkatkan kemakmuran rakyatnya. Wu ternyata lupa akan daratan dan banyak
melakukan hal-hal yang bertentangan dengan moralitas. Wu mengumpulkan
selir-selir pria sesuka hatinya. Bahkan penyuapan dan korupsi juga semakin
marak. Dan itu menjadi penyebab hilangnya kharismatik khaisar.
Pada tahun 705 para pengawal istana yang marah melakukan
pembantaian terhadap kekasih-kekasih Wu. Hingga akhirnya Wu Zetian pun sakit
parah dan Perdana Mentri Zhang Jianzhi melakukan perebutan kekuasaan dan
mengembalikan bekas kaisar Zhongzhong ke singgasananya. Dan berakhirnlah masa
pemerintahan Wu Zetian.
Struktur Sosial pada masa Wu zetian
Pada masa dinasti Tang sistem birokrasi
dan sistem struktur sosial China mengalami kemajuan, pada awal dinasti ini
berdiri para kaisarnya mulai menerapkan sistem-sistem birokrasi untuk
memprakasai kerajaan China menjadi kerajaan yang besar. pada masa ini juga
berkembang Model masyarakat Konghucu, pada masyarakat ini kaisar berada di
puncak hirarki. Mereka percaya bahwa raja merupakan jelmaan Tuhan. Konfusius
mengajarkan bahwa manusia lahir kedunia dalam beberapa kelas, dan hatus
menjalankan perannya sesuai dengan kelasnya. Mereka harus mematuhi yang menjadi
tuannya, atau atasannya, maka dengan begitu akan tercipta sebuah keseimbangan.
Sistem birokrasi dalam alam fikiran
konfusius menganut pahap Patriarkat, dimana laki-laki merupakan domain dalam
kehidupan.
Hal unik yang muncul pada dinasti Tang
ialah ketika seorang wanita menaiki tahta kerajaan. Hal ini merupakan sesuatu
yang mustahil, karena pada sistem masyarakat Konfusius wanita merupakan kaum
yang marginal, tetapi ternyata tidak selamanya hukum Konfusius mengenai tatanan
masyarakat berlaku dalam masyarakat model konghucu sendiri, terbukti dengan
naiknya seorang wanita kedalam pucuk pemerintahan. Ternyata pada masa itu
sebuah filsafat tidak dipandang secara hitam-putih, karena selai filsafat
Kunfusianisme yang berkembang, tetapi juga filsafat Daoisme dan Budhisme.
Ketiga aliran filsafat tersebut menjadi mayoritas yang dianut pada masa itu.
Hal inilah yang mendukung munculnya Wu
Zetian untuk duduk di pucuk pinpinan. Wu memanfaatkan kepercayaan masyarakat
akan Daoisme. Daoisme adalah, suatu aliran kepercayaan yang banyak mengangkat
hal-hal misti. Wu sendiri mengaku sebagai Ibu
Surgawi, ialah ibu dari .... yang merupakan pendiri aliran filsafat
Daoisme.
Selain itu Wu juga memanfaatkan Budhisme
untuk melegitimasi kekuasaannya, dalam agama Budha terdapat sebuah kitab yang
berjudul Sutra Awan Agung, dalam
kitab itu tertulis bahwa Maitreya, Budha akan datang kedunia, dan terlahir
sebagai wanita, pada zamannya panen akan melimpah, kebahagiaan tanpa batas,
umat manusia akan bertambah jumlahnya terbebas dari kematian dan penyakit, para
penguasa negara tetangga akan datang dan menyatakan takluk.
Dengan melihat alam pikiran masyarakat
china pada masa itu, maka kemunculan Wu Zetian merupakan hal yang tidak mungkin
dan dianggap seebagai anugerah atau berkah. Bila dilihat dari diri Wu sendiri,
dia merupakan wanita yang sangat cerdik, Wu mampu memanfaatkan ketiga filsafat
yang berkembang di Cina itu untuk mendukung kekuasaannya.
Penutup
Menarik ketika melihat fenomena yang terjadi dalam
pemerintahan pada masa Wu Zetian ini. Dalam berkembangnya sistem patriarki
didalam perkembangan pemerintahan Cina Kuno, terdapat suatu pengecualian dengan
adanya kaisar yang berjenis kelamin wanita.
Terlepas dari bagaimana Wu Zetian menjadi seoranmg
kaisar dengan berbagai trik politik yang menggunakan segala cara tanpa melihat
sisi kemanusian maka Wu Zetian dapat dikatakan mendapatkan kursi kekuasaanya
dengan cara licik. Maka Wu Zetian yang merupakan kaisar wanita pertama dalam
masyarakat Cina membawa suatu ruang gerak baru bagi kaum perempuan.
Banyak sekali kebijakan-kebijakannya yang sangat
berpengaruh demi memajukan kerajaan Cina. Itu merupakan suatu keberhasilan dari
seorang kaisar wanita yang memiliki suatu otoriter namun dapat membawa berkah
bagi masyarakat terutama dalam bidang pertanian. Kebanyakan apa yang
dilakukannya pada masa pemerintahannya namun itu semua ternyata dapat membawa
kemasjuan bagi bangsa Cina pada masanya.
Budhisme dapat menjadi berkembang dengan adanya
kebijakan dari Wu Zetian. Taoisme juga dapat berkembang pula. Walaupun awalnya
itu semua hanya sebagai suatu alat untuk melegitimasikan kekuasaanya tapi ada
suatu sisi positifnya pula.
Namun fenomena berulang kembali pada saat akhir
pemerintahannya dimana keterpurukan datang karena kebodohannya sendiri. Hancur
akibat adanya keegoisanya akan keduniawiaan hingga banyaknya muncul
pemberontakan. Dan akhirnya masa pemerintahanya berakhir.
DAFTAR
PUSTAKA
Arif, Muhamad Wilsan. (2011, 28 Mei). Intrik Politik Wanita Wu. Kompasiana [Online], halaman 43. Tersedia : http://edukasi.kompasiana.com/2011/05/28/intrik-politik-wanita-wu-features-%E2%80%93-43/
Cina Radio Internasional. (2006). Kaisar Wanita Tiongkok Wu Zetian [Online]. tersedia :
http://indonesian.cri.cn/1/2006/04/28/1@42402.htm
[22 April 2012]
Confucian. (2011). Wu
Ze Tian - Kaisar Wanita Dalam Sejarah China [Online]. Tersedia : http://www.confucian.me/group/perempuanhebat/forum/topics/wu-ze-tian-kaisar-wanita
[22
April 2012]
Taniputera,
Ivan. (2010). History Of China. Ar-ruzz Media : Jakarta.
Tionghoa. (2003). Wu Zetian [Online]. tersedia :
http://www.tionghoa.com/wu-zetian/ [22 April 2012]
Wikipedia Indonesia. (2012). Wu Zetian [Online]. tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Wu_Zetian
[22 April 2012]
sejarah yang sanagat menarik,, terima kasih atas sharingnya.
BalasHapusCaesars Casino and Racetrack – 2021 New Jersey Gambling
BalasHapusCaesars 1xbet login Resort Casino & worrione Racetrack is the latest casino in New 출장안마 Jersey to 출장샵 undergo a comprehensive titanium flat iron safety review. The casino is owned by Caesars