Kamis, 07 Juni 2012

Wu Zetian Sosok Khaisar Perempuan Cina Antara Sistem Patriarki dan Kemunculan Sosok Perempuan


Disusun oleh :
 Nyanyang Engkus ( 0906549 )
Fury Ismaya (0906905)
Fajar Desca Nugraha (0907146)


ABSTRAKSI :

Dalam pemerintahan di Cina pernah terdapat seorang  tokoh Wu Zetian. Tokoh ini terlalu penting untuk diabaikan. Beliau tokoh yang sangat berpengaruh dalam dalam masanya karena beliau merupakan wanita pertama yang dapat menjabat menjadi seorang kaisar. Banyak sekali kebijakan-kebijakannya yang berpengaruh bagi kerajaan pada masa pemerintahannya. Terlepas dari segala intrik-intrik politik yang terjadi sebelum pengangkatannya dan bagaimana beliau mendapatkan jabatan kaisarnya. Banyak sekali peristiwa penting yang terjdai. Yang menarik adalah ketika Cina menganut sistem patriarki tapi muncul sosok wanita yang menjadi kaisar. Sangatlah dilematis apabila kita hanya melihat dan membahas mengenai kaisar laki-laki saja. Karena dibalik itu semua terdapat kaisar wanita yang berpengaruh dan mencatatkan namanya sendiri dalam sejarah kerajaan Cina. Ini menjadi salah satu tugas seorang sejarawan untuk menjelaskan dan memaparkan mengenai Wu Zetian.
 
PENGANTAR
Cina Kuno merupakan salah satu kekaisaran pemerintahan seratus dinasti. Kekhaisaran Cina dikenal memiliki sistem kekuasaan raja yang sangat berkuasa atas hidup mati rakyat atau biasa disebut dengan despotis absolut. Raja memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Selain sebagai kepala pemerintahan, panglima tertinggi dan pendeta tertinggi.
Raja yang sangat berkuasa dan menguasai hidup dan mati rakyatnya dapat dilihat hampir dalam setiap pemerintahan didalam setiap dinasti. Cina dalam pemerintahannya mengenal yang dinamakan dengan Doktrin Tien’ming dimana siapa saja yang mendapatkan mandat dari langit maka dapat menjadi raja. Orang yang mendapatkan mandat dari langit ini biasa disebut dengan Tien Tzu (putra langit). Sehingga konsep pemerintahan seratus dinasti ini memang benar dalam perkembangan pemerintahan Cina Kuno.
Dalam perkembangannya Cina Kuno menganut sistem patriarki dimana laki-laki dianggap memiliki kelebihan dibandingkan perempuan. Laki-laki menjadi tinggi derajatnya dibandingkan perempuan. Bahkan kebanyakan dari raja-raja yng memerintah di Cina pada masa itu adalah laki-laki. Namun, ternyata dalam suatu negara yang menganut sistem patriarkipun terdapat ruang bagi perempuan untuk menjadi penguasa atau raja. Padahal dalam sejarah Cina, perempuan kurang begitu dihargai. Anak laki-laki justru lebih diharapkan daripada perempuan. Ini menunjukan bagaimana kedudukan laki-laki jauh lebih dihargai daripada perempuan.
Sepanjang sejarahnya, mayoritas raja atau kaisar yang memerintah di Cina adalah laki-laki. Namun, dalam dinasti Tang terdapat suatu perubahan dalam pemerintahan dengan munculnya kaisar perempuan dalam pemerintahan Cina Kuno. Ini merupakan sesuatu yang sangat tidak biasa dalam suatu kekaisaran terutama yng menganut sistem patriarki.
Oleh sebab itu tulisan ini difokuskan kepada peranan wanita dalam pemerintahan Cina Kuno yang menganut sistem patriarki. Peranan sosok wanita dalam pemerintahan Cina Kuno bahkan menjadi seorang kaisar membuat kami tertarik untuk membuat sebuah tulisan yang berjudul “Wu Zetian Sosok Khaisar Perempuan Cina Antara Sistem Patriarki dan Kemunculan Sosok Perempuan.”

Kemunculan Wu Zetian
Menurut sumber yang kami dapatkan dari Wikipedia Wu Zetian (武則天) adalah kaisar wanita wanita pertma dalam sejarah kekaisaran Cina. Lahir pada tahun 625 M di Wenshui  (sekarang Propinsi Shanxi) dan meninggal pada tahun 705 M. Pada awalnya Wu Zetian menggunakan kaisar yang ada sebagai kaisar boneka, kemudian mengambil alih total kekaisaran dan pemerintahan dinasti Tang pada tahun 690 M dan menggunakan nama Kaisar Shengshen.
Dalam kekaisaran Cina yang patriarki penobatan Wu Zetian sebagai kaisar wanita dan memproklamirkan berdirinya Dinasti Zhou baru pada tanggal18 Agustus 690 M merupakan sebuah pengecualian dalam sejarah kekaisaran Cina khususnya Dinasti Tang (618 M – 907 M).
            Wu Zetian dilahirkan pada tahun 624 M. Menurut pendapat Wilsan Arief dalam artikelnya yang berjudul Intrik Politik Wanita Wu yang dimuat di kompasiana.com 28 Mei 2011 menulis sebagai berikut :
“… Dia lahir sebagai anak kedua keluarga Wu  yang dulunya petani miskin, kemudian menjadi pengusaha yang dapat akrab dengan para pejabat daerah. Nasib baik Wu Shihuo, di tahun 627 ia telah dipromosi menjadi Gubernur daerah Li dan Jing.
Si Wu bayi cilik diramal oleh Yuan Tiangang, bahwa “ ……….bila ini ciri seorang perempuan, ia akan memerintah negeri sebagai kaisar wanita suatu saat nanti ! (kebetulan di saat itu si bayi dikenakan pakaian lelaki — karena sebenarnya keluarga Wu mengimpikan kelahiran bayi lelaki). “………..bayi ini memiliki mata naga dan dahi phoenix !”. (Arief dalam Kompasiana : 2011: 43)
Kaisar Tai Zong tahun 627 M dinobatkan menggantikan ayahandanya. Pada tahun 636 M ia menjadi duda, ditinggal mati permaisuri. 3000 selir tidak membuatnya bahagia ia selalu saja bersedih. Menteri dan pejabat tinggi beramai-ramai menghibur dan menawarkan gadis-gadis cantik. Singkat cerita, kemudian Wu ditawarkan kepada kaisar pada tahun 637 M pada usia 14 tahun. Kemudian ia direkrut untuk masuk istana menjadi selir istana pada tahun 637 M. Wu Zetian yang berparas manis dan cantik dijuluki Kaisar Taizong sebagai "Meiniang", artinya gadis cantik. Ia pun dijuluki Cairen (orang berbakat), sebuah gelar selir tingkat ke lima. Berdasarkan tata krama pada zaman feodal di Cina, wanita yang lemah lembut meskipun tidak memiliki kepandaian akan dianggap sebagai wanita yang baik. namun Wu Zetian tidak mau mematuhi tata tata krama tersebut dan memiliki karakter tersendiri.
Dalam website Cina Radio Indonesia Online yang membahas “Kaisar Wanita Tiongkok Wu Zetian” dikisahkan mengenai sikap Wu Zetian terhadap Kaisar Taizong yang mendapatkan seekor kuda yang sulit dijinakan :
‘…Suatu hari, Wu Zetian mengatakan kepada Kaisar Taizong bahwa dia yang mampu menjinakkannya dengan cambuk dan pisau. Dikatakannya: "Saya terlebih dulu mencambuknya, kalau kuda ini tidak tunduk, saya akan memukul kepalanya, kalau kuda itu tetap tidak menurut, akan saya pancung lehernya." Mendengar perkataan Wu Zetian tadi, Kaisar Taizong terkejut bukan main, karena perkataan bernada keras serupa seharusnya tidak dikeluarkan oleh seorang selir yang tahu akan tata krama. Sejak itu Kaisar Taizong meningkatkan kewaspadaan terhadap Wu Zetian…” (Indonesian Cina radio online)
Karena Wu Zetian selalu memperlihatkan karakter yang tabah dan tegas serta bernafsu terhadap kekuasaan. Karena itulah maka Kaisar Taizong telah mengabaikan Wu Zetian selama 12 tahun.
Namun Putra Mahkota ketika itu bernama Li Zhi secara diam-diam jatuh cinta pada Wu Zetian yang 4 tahun lebih tua daripadanya. Setelah wafatnya Kaisar Taizong Pada tahun  649, Li Zhi, putra mahkota Taizong naik takhta dengan sebutan Kaisar Gaozong, M Wu Zetian menjadi seorang biarawati saat kematian Kaisar Li Shimin,.Tiga tahun kemudian, Kaisar Li Zhi, putra Kaisar Li Shimin, memanggil Wu Zetian kembali ke istana sebagai seorang selir bagi dirinya. Dan Wu diberi gelar selir kelas tinggi tanpa mengindahkan tentangan para menteri. Setelah kembali ke istana, Wu Zetian selalu bermimpi bisa menjadi permaisuri.
Demi mendapatkan dukungan dari kalangan istana, baik selir istana maupun pejabat pemerintahan, Wu Zetian banyak memberi hadiah kepada mereka. Pada tahun 653 M Wu melahirkan seorang putra bernama Li Hong. Dan membuat dirinya diangkat menjadi selir tingkat ke dua dengan gelar Zhaoyi. Demi mencapai kedudukan yang lebih tinggi, Wu Zetian menyingkirkan semua penghalang yang ada. Nyonya Xiao Shu, seorang selir kesayangan kaisar, menjadi korban ambisi Wu Zetian.
Pada tahun 655 Wu Zetian merencanakan sebuah rencana jahat kepada permaisuri. Permaisuri Kaisar Gaozong, yakni Permaisuri Wang menyukai anak, tapi dirinya tak bisa melahirkan anak. Suatu hari, Permaisuri Wang datang menengok bayi perempuan yang belum lama dilahirkan Wu Zetian. Begitu Permaisuri Wang pamit, Wu Zetian segera mencekik bayinya sampai mati lemas, dan memfitnah Permaisuri Wang sebagai biang keladinya. Kaisar Gaozong yang percaya pada Wu Zetian lantas membenci Permaisuri Wang, dan pada akhirnya mencabut gelar Permaisuri Wang untuk menganugerahkan gelar permaisuri kepada Wu Zetian.
Setelah menjadi Permaisuri, Wu mulai menancapkan kukunya lebih kuat pada diri Kaisar Gaozong. Kaisar merupakan seseorang yang emosional dan kurang bijaksana dalam penanganan urusan negara. Sebelum menjadi permaisuri, sebenarnya Wu Zetian sudah mulai membantu Gaozong menangani urusan politik. Setelah dinobatkan sebagai permaisuri, Wu Zetian secara langsung berpartisipasi dalam penanganan urusan negara tanpa menghiraukan tradisi yang melarang wanita ikut serta dalam pemerintahan. Oleh karena semua urusan penting negara harus ditangani bersama oleh Kaisar Gaozong dan Wu Zetian, maka keduanya dijuluki para menteri sebagai "Dua Kaisar". Penanganan urusan negara bersama oleh kaisar dan permaisuri yang terjadi pada waktu itu merupakan hal yang tiada taranya dalam sejarah sebelumnya.
Pada tahun  683 M Kaisar Gaozong meninggal dunia. Li Xian, putra ketiga Permaisuri Wu naik takhta. Karena Li Xian tidak becus menjalankan Kekaisaran, pada tahun 684 M Permaisuri Wu mengangkat putra bungsunya, Li Dan, menjadi kaisar. Ia dikenal sebagai Kaisar Ruizong dari Tang.
 Pada tahun 684 terjadi usaha pemberontakan bersenjata yang dilakukan oleh Xu Jingye, Tang Zhiqi, Wei Siwen, dan Luo Binwang untuk menggulingkan Wu Zetian. Namun pemberontakan itu berhasil ditumpas oleh tentara yang dipimpin oleh Jenderal Li Xiaoyi, Zuo Yingyang, Hei Chichan, dan Zuo Baotao.
Sebagai seorang penganut paham konfusianisme dan pernah menjadi seorang biarawan Wu Zetian mencoba memperkokoh kedudukannya, Wu Zetian membuat seolah-olah ada perintah dari Langit (Tienming) bahwa seorang pemimpin wanita akan muncul di bumi dan membawa kemakmuran bagi kerajaan dan mengubah namanya menjadi Wu Zetian. Zetian sendiri artinya mau mencontoh hukum alam untuk melakukan penguasaan. Kemudian ketika Wu Zetian berusia 67 tahun, ia telah melepaskan jabatan Kaisar boneka dan merebut takhta. Ini menjadikan ia satu-satunya Ibu Suri dalam sejarah China. Ibu Suri Wu Zetian telah mengubah Dinasti Tang sebagai Zhou baru.
Mengapa ia ingin mengembalikan kejayaan dinasti Zhou? Menurut analisis kami hal dikarenakan pada masa dynasty Chou muncul 100 aliran filsafat yang diantaranya adalah Konfucianisme yang di dalamnya mengatur hubungan social masyarakat yang di dalamnya mempercayaai adanya mandat dari langit yang diberikan kepada seseorang yang berhasil menjatuhkan sebuah pemerintahan yang zalim. Karena pada masa pemerintahan Kaisar Boneka banyak terjadi pemberontakan dan ketidak stabilan yang berhasil ia redakan setelah ia memproklamirkan diri sebagai pemimpin cina dapat di simpulkan bahwa cara ini tak lebih adalah trik untuk melegitimasi kekuasaannya di seluruh Cina saat itu.

Masa pemerintahan Wu Zetian
Dalam sejarah Cina Wu Zetian merupakan salah satu wanita yang pertama kali mengangkat dirinya sebagai kaisar.  Wu Zetian terlahir dari keluarga yang kaya. Namun ternyata Wu juga menapaki perpolitikan kekhaisaran tidak terlepas dari pengangkatan dirinya menjadi salah satu selir rendahan Kaisar Taizong saat usianya masih 14 tahun. Bahkan Kaisar menganugrahinya nama Wu Mei yang berarti berkharisma.
Pada masa pemerintahan Tai Zong (626-649), Cina menjadi negara adikuasa bahkan menjadi negara terkuat di Asia Utara.  Bahkan Taizong sangat memperhatikan kemakmuran rakyatnya. Dalam urusan pendidikan Kaisar sangat memperhatikan para pelajar yang ingin belajar Konfusianisme dengan menyediakan beasiswa. Bahkan Taizong juga sangat menghormati Budhisme dan Taoisme.  Namun diakhir masa pemerintahannya beliau lupa akan daratan dengan banyak melakukan pemborosan uang kas negara untuk pembangunan istana.  Hingga beliau wafat.
Seharusnya berdasarkan tradisi setelah kaisar wafat, maka para selir diharuskan untuk mengundurkan diri dan pergi ke vihara untuk menjadi biarawati. Begitu juga dengan Wu Zetian, namun karena kecantikannya maka kaisar yang baru yaitu Gaozong mengundangnya ke istana dan menjadikan sebagai selir senior  (zhaoyi).
Dalam perkembangannya Wu Zetian ternyata banyak melakukan hal-hal licik untuk mendapatkan kekuasan di istana setelah dijadikan selir oleh Gaozong. Wu bahkan menyingkirkan permaysuri. Kemudian Wu mulai ikut campur dalam urusan pemerintahan. Bahkan menyalahgunakan nama suaminya untuk memperkuat kedudukannya di istana. Wu mengangkat pejabat-pejabat baru yang loyal padanya dan menyingkirkan pejabat-pejabat yang membangkang.
Setelah kaisar wafat Wu kembali melakukan hal licik dengan meracuni putra mahkota dan mengasingkan para pangeran lainya. Mengangkat kaisar boneka yang justru adalah anak-anaknya. Namun akhirnya pada tahun 690, justru dirinya sendiri yang mengangkat dirinya sebagai kaisar dan merubah nama dinasti Tang menjadi dinasti Zhou.
Walaupun Wu banyak melakukan kelicikan-kelicikan untuk mendapatkan kursi kekhaisaran namun kebijakan-kebijakannya banyak juga yang bagus untuk memajukan negrinya. Untuk mengisi peran pejabat kerajaan Wu banyak melakukan ujian negara untuk memilih pejabat-pejabat kerajaan guna mendapatkan pejabat kerajaan yang kompeten.
Bahkan dalam bidang pertanian, Wu banyak memberikan penghargaan bagi para pejabat yang telah berhasil mengolah tanah yang tidak terpakai menjadi tanah subur yang menghasilkan pangan yang bagus. Namun bila gagal maka Wu tidak segan-segan memberikan hukuman sehingga para pejabat merasa termotivasi membangun wilayahnya menjadi wilayah-wilayah yang maju dalam bidang pertanian. Wu memerintahkan para cendikiawan untuk menulis buku mengenai pertanian dan menyebarluaskannya.
Dalam bidang lainya Wu justru berhasil menyebarluaskan Budhisme. Sebenarnya awalnya Wu hanya memanfaatkan Budhisme dan Taoisme. Ia menyatakan bahwa dirinya sebagai penjelmaan dari ibu Surgawi yang merupakan ibu dari Lao Tzu, pendiri Taoisme, serta memerintahkan agar patungnya ditempatkan di tiap-tiap kuil taois. Wu juga memanfaatkan sejilid kitab Buddhis berjudul Sutra Awan Agung yang isisnya meramalkan bahwa Maitreya, budha yang akan datang akan terlahir sebagai wanita dimana pada zamannya panen akan berlimpah dan begitu pula dengan kebahagiaan tanpa batas. Umat manusia akan bertambah banyak terbebas dari kematian dan penyakit. Penguasa tetangga akan takluk. Beberapa sejarawan berpendapat bahwa kitab ini kemungkinan dikarang oleh Xue Huaiyi, seorang kekasih Wu yang menjadi biarawan Budhis dan diangkat menjadi kepala Vihara Kuda Putih. Tapi sesungguhnya pendapat ini tidaklah benar. Segenap vihara yang disokong kerajaan diwajibkan menyebarkan kitab itu dan Wu sendiri menggelari dirinya dengan Maitreya yang tanpa cela. Sebuah patung Maitreya raksasa dipahat di Longmen yang katanya sengaja dibuat menyerupai dirinya (Ivan Taniputra, 2011:322).
Wu sangat menentang konfusianisme karena dalam konfusianisme ditekan bahwa seorang perempuan selayaknya taat menjadi seorang istri kepada suaminya. Maka Wu mulai kampanye untuk meningkatkan posisi perempuan. Dia menulis biografi pendeta perempuan terkenal, dan mengangkat posisi klan ibunya Dia memindahkan istananya menjauh dari kursi kekuasaan laki-laki tradisional dan mencoba untuk mendirikan sebuah dinasti baru. Dia mengatakan bahwa penguasa yang ideal adalah salah satu yang memerintah seperti seorang ibu yang tidak lebih dari anak-anaknya.
Ketika kebijakan-kebijakannya berjalan dengan baik untuk meningkatkan kemakmuran rakyatnya. Wu ternyata lupa akan daratan dan banyak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan moralitas. Wu mengumpulkan selir-selir pria sesuka hatinya. Bahkan penyuapan dan korupsi juga semakin marak. Dan itu menjadi penyebab hilangnya kharismatik khaisar.
Pada tahun 705 para pengawal istana yang marah melakukan pembantaian terhadap kekasih-kekasih Wu. Hingga akhirnya Wu Zetian pun sakit parah dan Perdana Mentri Zhang Jianzhi melakukan perebutan kekuasaan dan mengembalikan bekas kaisar Zhongzhong ke singgasananya. Dan berakhirnlah masa pemerintahan Wu Zetian.

 Struktur Sosial pada masa Wu zetian
Pada masa dinasti Tang sistem birokrasi dan sistem struktur sosial China mengalami kemajuan, pada awal dinasti ini berdiri para kaisarnya mulai menerapkan sistem-sistem birokrasi untuk memprakasai kerajaan China menjadi kerajaan yang besar. pada masa ini juga berkembang Model masyarakat Konghucu, pada masyarakat ini kaisar berada di puncak hirarki. Mereka percaya bahwa raja merupakan jelmaan Tuhan. Konfusius mengajarkan bahwa manusia lahir kedunia dalam beberapa kelas, dan hatus menjalankan perannya sesuai dengan kelasnya. Mereka harus mematuhi yang menjadi tuannya, atau atasannya, maka dengan begitu akan tercipta sebuah keseimbangan. Sistem birokrasi dalam  alam fikiran konfusius menganut pahap Patriarkat, dimana laki-laki merupakan domain dalam kehidupan.
Hal unik yang muncul pada dinasti Tang ialah ketika seorang wanita menaiki tahta kerajaan. Hal ini merupakan sesuatu yang mustahil, karena pada sistem masyarakat Konfusius wanita merupakan kaum yang marginal, tetapi ternyata tidak selamanya hukum Konfusius mengenai tatanan masyarakat berlaku dalam masyarakat model konghucu sendiri, terbukti dengan naiknya seorang wanita kedalam pucuk pemerintahan. Ternyata pada masa itu sebuah filsafat tidak dipandang secara hitam-putih, karena selai filsafat Kunfusianisme yang berkembang, tetapi juga filsafat Daoisme dan Budhisme. Ketiga aliran filsafat tersebut menjadi mayoritas yang dianut pada masa itu.
Hal inilah yang mendukung munculnya Wu Zetian untuk duduk di pucuk pinpinan. Wu memanfaatkan kepercayaan masyarakat akan Daoisme. Daoisme adalah, suatu aliran kepercayaan yang banyak mengangkat hal-hal misti. Wu sendiri mengaku sebagai Ibu Surgawi, ialah ibu dari .... yang merupakan pendiri aliran filsafat Daoisme.
Selain itu Wu juga memanfaatkan Budhisme untuk melegitimasi kekuasaannya, dalam agama Budha terdapat sebuah kitab yang berjudul Sutra Awan Agung, dalam kitab itu tertulis bahwa Maitreya, Budha akan datang kedunia, dan terlahir sebagai wanita, pada zamannya panen akan melimpah, kebahagiaan tanpa batas, umat manusia akan bertambah jumlahnya terbebas dari kematian dan penyakit, para penguasa negara tetangga akan datang dan menyatakan takluk.
Dengan melihat alam pikiran masyarakat china pada masa itu, maka kemunculan Wu Zetian merupakan hal yang tidak mungkin dan dianggap seebagai anugerah atau berkah. Bila dilihat dari diri Wu sendiri, dia merupakan wanita yang sangat cerdik, Wu mampu memanfaatkan ketiga filsafat yang berkembang di Cina itu untuk mendukung kekuasaannya.

Penutup

Menarik ketika melihat fenomena yang terjadi dalam pemerintahan pada masa Wu Zetian ini. Dalam berkembangnya sistem patriarki didalam perkembangan pemerintahan Cina Kuno, terdapat suatu pengecualian dengan adanya kaisar yang berjenis kelamin wanita.
Terlepas dari bagaimana Wu Zetian menjadi seoranmg kaisar dengan berbagai trik politik yang menggunakan segala cara tanpa melihat sisi kemanusian maka Wu Zetian dapat dikatakan mendapatkan kursi kekuasaanya dengan cara licik. Maka Wu Zetian yang merupakan kaisar wanita pertama dalam masyarakat Cina membawa suatu ruang gerak baru bagi kaum perempuan.
Banyak sekali kebijakan-kebijakannya yang sangat berpengaruh demi memajukan kerajaan Cina. Itu merupakan suatu keberhasilan dari seorang kaisar wanita yang memiliki suatu otoriter namun dapat membawa berkah bagi masyarakat terutama dalam bidang pertanian. Kebanyakan apa yang dilakukannya pada masa pemerintahannya namun itu semua ternyata dapat membawa kemasjuan bagi bangsa Cina pada masanya.
Budhisme dapat menjadi berkembang dengan adanya kebijakan dari Wu Zetian. Taoisme juga dapat berkembang pula. Walaupun awalnya itu semua hanya sebagai suatu alat untuk melegitimasikan kekuasaanya tapi ada suatu sisi positifnya pula.
Namun fenomena berulang kembali pada saat akhir pemerintahannya dimana keterpurukan datang karena kebodohannya sendiri. Hancur akibat adanya keegoisanya akan keduniawiaan hingga banyaknya muncul pemberontakan. Dan akhirnya masa pemerintahanya berakhir.


DAFTAR PUSTAKA

Arif, Muhamad Wilsan. (2011, 28 Mei). Intrik Politik Wanita Wu. Kompasiana [Online], halaman 43. Tersedia : http://edukasi.kompasiana.com/2011/05/28/intrik-politik-wanita-wu-features-%E2%80%93-43/


Cina Radio Internasional. (2006). Kaisar Wanita Tiongkok Wu Zetian [Online]. tersedia :
http://indonesian.cri.cn/1/2006/04/28/1@42402.htm [22  April 2012]

Confucian. (2011). Wu Ze Tian - Kaisar Wanita Dalam Sejarah China [Online]. Tersedia : http://www.confucian.me/group/perempuanhebat/forum/topics/wu-ze-tian-kaisar-wanita [22  April 2012]

Taniputera, Ivan. (2010). History Of China. Ar-ruzz Media : Jakarta.

Tionghoa. (2003). Wu Zetian [Online]. tersedia :
http://www.tionghoa.com/wu-zetian/ [22  April 2012]

Wikipedia Indonesia. (2012). Wu Zetian [Online]. tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Wu_Zetian [22  April 2012]


Wikipedia Indonesia. (2012). Dinasti Tang [Online]. tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Dinasti_Tang [22  April 2012]

2 komentar:

  1. sejarah yang sanagat menarik,, terima kasih atas sharingnya.

    BalasHapus
  2. Caesars Casino and Racetrack – 2021 New Jersey Gambling
    Caesars 1xbet login Resort Casino & worrione Racetrack is the latest casino in New 출장안마 Jersey to 출장샵 undergo a comprehensive titanium flat iron safety review. The casino is owned by Caesars

    BalasHapus