Oleh : Tb. Arief. Rachman. Fauzi
0900884
Pembangunan
kepariwisataan Indonesia dihadapkan pada berbagai masalah, tantangan dan
hambatan baik yang berskala global maupun nasional. Selain itu diperlukan pula
perubahan paradigma dalam memandang pariwisata
dalam konteks pembangunan nasional. Pariwisata tidak lagi semata
dipandang sebagai alat peningkatan pendapatan nasional, namun memiliki spektrum
yang lebih luas dan mendasar. Oleh karenanya pembangunan kepariwisataan
Indonesia memerlukan fokus yang lebih tajam serta mampu memposisikan destinasi
pariwisatanya sesuai potensi alam, budaya dan masyarakat yang terdapat di
masing-masing daerah.
Dalam konteks ini,
setiap daerah harus dapat memposisikan
dirinya dalam kerangka pembangunan kepariwisataan nasional dengan diimbangi
dengan perencanaan yang matang dan upaya-upaya peningkatan kompetensi SDM yang
berkualitas dunia. Pada lampiran disajikan pula berbagai indikator ekonomi
perkembangan kepariwisataan Indonesia yang dapat dipergunakan dalam
mengembangkan kepariwisataan di berbagai daerah khususnya dalam konteks
pengembangan wisata bahari.
Pembangunan kepariwisataan pada dasarnya
ditujukan untuk :
a. Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Pariwisata mampu
memberikan perasaaan bangga dan cinta terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia melalui kegiatan perjalanan wisata yang dilakukan oleh penduduknya ke
seluruh penjuru negeri. Sehingga dengan
banyaknya warganegara yang melakukan kunjungan
wisata di wilayah-wilayah selain tempat tinggalnya akan timbul rasa
persaudaraan dan pengertian terhadap sistem dan filosofi kehidupan masyarakat
yang dikunjungi sehingga akan
meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan nasional.
b. Penghapusan Kemiskinan (Poverty
Alleviation)
Pembangunan pariwisata
seharusnya mampu memberikan kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk
berusaha dan bekerja. Kunjungan wisatawan ke suatu daerah seharusnya memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan
demikian pariwisata akan mampu memberi andil besar dalam penghapusan kemiskinan
di berbagai daerah yang miskin potensi ekonomi lain selain potensi alam dan
budaya bagi kepentingan pariwisata.
c. Pembangunan Berkesinambungan
(Sustainable Development)
Dengan sifat kegiatan
pariwisata yang menawarkan keindahan alam, kekayaan budaya dan keramahtamahan
pelayanan, sedikit sekali sumberdaya yang habis digunakan untuk menyokong
kegiatan ini. Bahkan berdasarkan berbagai contoh pengelolaan kepariwisataan
yang baik, kondisi lingkungan alam dan masyarakat di suatu destinasi wisata
mengalami peningkatan yang berarti
sebagai akibat dari pengembangan kepariwisataan di daerahnya.
d. Pelestarian Budaya (Culture Preservation)
Pembangunan
kepariwisataan seharusnya mampu kontribusi nyata dalam upaya-upaya pelestarian
budaya suatu negara atau daerah yang meliputi perlindungan, pengembangan dan
pemanfaatan budaya negara atau daerah. UNESCO dan UN-WTO dalam resolusi bersama
mereka di tahun 2002 telah menyatakan bahwa kegiatan pariwisata merupakan alat
utama pelestarian kebudayaan. Dalam konteks tersebut, sudah selayaknya bagi
Indonesia untuk menjadikan pembangunan kepariwisataan sebagai pendorong
pelestarian kebudayaan di berbagai daerah.
e. Pemenuhan Kebutuhan Hidup dan Hak
Azasi Manusia
Pariwisata pada masa
kini telah menjadi kebutuhan dasar kehidupan masyarakat modern. Pada beberapa
kelompok masyarakat tertentu kegiatan melakukan perjalanan wisata bahkan telah
dikaitkan dengan hak azasi manusia khususnya melalui pemberian waktu libur yang
lebih panjang dan skema paid holidays.
f. Peningkatan Ekonomi dan Industri
Pengelolaan
kepariwisataan yang baik dan berkelanjutan seharusnya mampu memberikan
kesempatan bagi tumbuhnya ekonomi di suatu destinasi pariwisata. Penggunaan bahan dan produk lokal dalam
proses pelayanan di bidang pariwisata akan juga memberikan kesempatan kepada
industri lokal untuk berperan dalam penyediaan barang dan jasa. Syarat utama
dari hal tersebut di atas adalah kemampuan usaha pariwisata setempat dalam
memberikan pelayanan berkelas dunia dengan menggunakan bahan dan produk lokal
yang berkualitas.
g. Pengembangan Teknologi
Dengan semakin kompleks
dan tingginya tingkat persaingan dalam mendatangkan wisatawan ke suatu destinasi,
kebutuhan akan teknologi tinggi khususnya teknologi industri akan mendorong
destinasi pariwisata mengembangkan kemampuan penerapan teknologi terkini
mereka. Pada daerah-daerah tersebut akan terjadi pengembangan teknologi maju
dan tepat guna yang akan mampu
memberikan dukungan bagi kegiatan ekonomi lainnya. Dengan demikian pembangunan
kepariwisataan akan memberikan manfaat bagi masyarakat dan pemerintahan di
berbagai daerah yang lebih luas dan bersifat fundamental. Kepariwisataan akan
menjadi bagian tidak terpisahkan dari pembangunan suatu daerah dan terintegrasi
dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
Beberapa dampak yang
ditimbulkan dari ketidakseimbangan pembangunan di sektor pariwisata adalah:
a.
Pembangunan pariwisata yang tidak
merata, khususnya di kawasan timur Indonesia, sehingga tingkat pertumbuhan
ekonomi kawasan Indonesia timur dari sektor pariwisata masih rendah.
b.
Indonesia hanya bertumpu pada satu pintu
gerbang utama, yaitu Bali.
c.
Lemahnya perencanaan pariwisata di
kawasan timur Indonesia dan kurang
termanfaatkannya potensi pariwisata di kawasan tersebut secara
optimal.Rendahnya fasilitas penunjang pariwisata yang terbangun.
d.
Terbatasnya sarana transportasi,
termasuk hubungan jalur transportasi yang terbatas.
Setelah pembahasan
diatas, masyarakat Indonesia masih bergantung kepada bangsa asing. Hal ini
dibuktikan dari pengelolaan tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia itu oleh
bangsa asing. Selain itu hotel-hotel yang ada di Indonesia sebagian besar
dikuasai oleh bangsa asing. Sesuai dengan teori dependensi. Situasi
ketergantungan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses polarisasi
regional ekonomi global. Disatu pihak, mengalirnya surplus ekonomi dari Dunia
Ketiga menyebabkan keterbalakangannya, satu faktor yang mendorong lajunya
pembangunan dinegara maju. Keadaan ketergantungan dilihatnya sebagai suatu hal
yang mutlak bertolak belakang dengan pembangunan. Bagi teori dependensi,
pembangunan di negara pinggiran mustahil terlaksana. Sekalipun sedikit perkembangan
dapat saja terjadi dinegara pinggiran ketika misalnya sedang terjadi depresi
ekonomi dunia atau perang dunia. Teori dependensi berkeyakinan bahwa
pembangunan yang otonom dan berkelanjutan hampir dapat dikatakan tidak mungkin
dalam situasi yang terus menerus terjadi pemindahan surplus ekonomi ke negara
maju.
Pembahas: Lintank Veralianty Putri 0901453
BalasHapusMenurut saya kajian yang disajikan diatas sudah dapat dipahami namun ada sedikit kekurangan dari pembahasan diatas yaitu kurangnya dibahas tentang bagaimana pengaruh pembangunan pariwisata di Indonesia terhadap masyarakat Indonesia itu sendiri.
Dari rumusan masalah penyaji sudah sangat baik karena sudah mengenai permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan pariwisata di Indonesia. Namun dalam kajian masih ada yang perlu ditambahkan agar lebih jelas. Maka dari itu saya sebagai pembahas akan menambahkan kajian tentang pembangunan pariwisata di Indonesia.
Berdasarkan Undang-undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program Perencanaan Nasional pariwisata mendapatkan penugasan baru untuk turut mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan memulihkan citra Indonesia di dunia internasional. Penugasan ini makin rumit terutama setelah dihadapkan pada tantangan baru akibat terjadinya tragedi 11 September 2001 di Amerika Serikat. Menghadapi tantangan dan peluang ini, telah dilakukan pula perubahan peran dibidang kebudayaan dan pariwisata yang pada masa lalu berperan sebagai pelaksana pembangunan, saat ini lebih difokuskan hanya kepada tugas-tugas pemerintahan terutama sebagai fasilitator agar kegiatan pariwisata yang dilakukan oleh swasta dapat berkembang lebih pesat. Peran fasilitator disini dapat diartikan sebagai menciptakan iklim yang nyaman agar para pelaku kegiatan kebudayaan dan pariwisata dapat berkembang secara efisien dan efektif.
Selain itu sub sektor pariwisata pun diharapkan dapat menggerakan ekonomi rakyat, karena dianggap sektor yang paling siap dari segi fasilitas, sarana dan prasarana dibandingkan dengan sektor usaha lainnya. Harapan ini dikembangkan dalam suatu strategi pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan pariwisata yang berbasis kerakyatan atau community-based tourism development. Dengan demikian wisatawan asing yang datang ke Indonesia semakin meningkat. Disamping jumlah wisman yang makin meningkat, saat ini pun telah terjadi perubahan consumers-behaviour pattern atau pola konsumsi dari para wisatawan . Mereka tidak lagi terfokus hanya ingin santai dan menikmatisun-sea and sand, saat ini pola konsumsi mulai berubah ke jenis wisata yang lebih tinggi, yang meskipun tetap santai tetapi dengan selera yang lebih meningkat yakni menikmati produk atau kreasi budaya ( culture ) dan peninggalan sejarah ( heritage ) serta nature atau eko-wisata dari suatu daerah atau negara. Perubahan pola wisata ini perlu segera disikapi dengan berbagai strategi pengembangan produk pariwisata maupun promosi baik disisi pemerintah maupun swasta. Dari sisi pemerintahan perlu dilakukan perubahan skala prioritas kebijakan sehingga peran sebagai fasilitator dapat dioptimalkan untuk mengantisipasi hal ini.
terimakasih atas kritik dan masukannya, saya sudah menjelaskan bagaimana tujuan dari pembangunan pariwisata di indonesia. itu semua sudah di bahas di atas. pembangunan pariwisata di Indonesia mempunyai pengaruh yang besar terhadap perekonomian di Indonesia. adanya peningkatan devisa dan wisatawan asing mulai berdatangan ke tanah air.
BalasHapusPembahas: Lintank Veralianty Putri 0901453
BalasHapusIya memang benar pembangunan pariwisata sangat berpengaruh terhadap ekonomi. saya tertarik dengan teori yg anda gunakan yaitu teori dependensi. Menurut saya teori ini sangat cocok dengan fenomena yang terjadi di Indonesia karena Indonesia masih bergantung pada negara asing.
seperti yang anda lihat sendiri, Indonesia banyak mempunyai potensi alam yang baik yang bagus dan wisata bahari yang unggul. namun Indonesia belum bisa mengembangkannya, Indonesia masih bergantung kepada bangsa asing dalm pembangunannya. semoga kedepannya Indonesia bisa lebih maju lagi. terimakasih saudari lintank telah mengajukan pendapatnya.
BalasHapus