Jumat, 06 November 2015

Pariwisata sebagai Motor Pendorong Perekonomian di Thailand



Pariwisata sebagai Motor Pendorong Perekonomian di Thailand
Oleh 
Elis Triyani (1200028)

Thailand merupakan salah satu Negara di Asia Tenggara yang kini muncul sebagai Negara berkembang yang cukup merangkak naik perekonomiannya. Perekonomian ini ditunjang dengan pariwisata yang cukup pesat, baik itu dari segi pariwisata alam, budaya, dan juga medis menjadi daya tarik pariwisata Negara ini. Sektor pariwisata memberikan banyak kontribusi positif bagi Thailand, seperti pendapat devisa negara, pemerataan pembangunan, hingga perluasan lapangan pekerjaan.
Bila kita lihat dari sejarah berdirinya Negara ini, Thailand merupakan Negara yang tidak pernah dijajah oleh Negara Eropa padahal Negara lain di ASEAN merupakan Negara yang bekas jajahan Eropa. Pada abad ke 19 negara ini memiliki raja yang sifatnya terbuka dengan dunia luar, Thailand dijadikan Buffer State karena mampu mengeksploitasi persaingan dan ketegangan antara Indocina, Perancis dan Kerajaan Inggris. Negara ini merupakan Negara yang pandai dalam berdiplomasi sehingga membuat mereka berada dalam keadaan yang aman dan tentram.
Pada masa sekarang Thailand dapat pula memanfaatkan kesempatan dari berbagai bidang. Sifat keterbukaan terhadap pengaruh lain pun membuat Thailand menjadi Negara yang berkembang. Keterbukaan ini ditunjukan dengan banyaknya warga Thailand yang bersekolah atau bekerja di luar Thailand. Bahkan dari segi Entertainment Thailand banyak menghasilkan artis yang banyak dikenal di seluruh dunia, seperti Nickhun 2PM, dan BamBam Got7. Keterbukaan ini memunculkan banyak kesempatan bagi Thailand untuk berkembang. Walaupun terbuka dengan dunia luar Thailand tetap masih menggenggam erat budaya mereka.
Thailand memiliki candi dan banyak tempat wisata bangunan serta alam yang menarik untuk dikunjungi. Tempat wisata yang popular di Thailand adalah seperti Chiand Mai (pasar tempat wisata belanja), Chiang Rai (Kuil putih), Krabi (pantai wisata), Phuket (pantai pasir putih), Pattaya (pantai serta pusat wisata), Bangkok (pusat wisata dan perkotaan). Masih banyak tempat wisata di Thailand yang begitu eksotis dan menarik, sehingga meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan ke Thailand sendiri.
Kunjungan wisatawan di Asia Tenggara tahun 2012 dalam Prayini, Andari, dan Hidayat (2013) menjelaskan :

International Tourist Arrivals
(1000)/Orang
Change %
Share %
2009
2010*
2011
2012
10/09
11*10
2011*
Malaysia
23.646
24.577
24.714
25.003
3.9
0.6
11.4
Thailand
14.150
15.842
19.098
22.353
12.6
19.8
8.8
Singapore
7.488
9.161
10.390
14.400
22.3
13.4
4.8
Indonesia
6.324
7.003
7.650
8.044
10.7
9.2
3.5
Vietnam
3.747
5.050
6.014
6.847
34.8
19.1
2.8
Philipine
3.017
3.520
3.917
4.272
16.7
11.3
1.8
Sumber data : UN-WTO/Agustus/09/2012
Pariwisata Thailand sebenarnya bertumpu pada beberapa kebijakan dasar, yaitu lingkungan dan keindahan alam, keunikan budaya tradisional, sejarah dan berbagai peninggalannya. (Purnamasari, 2011). Kebijakan dasar yang menitikberatkan pada peran nilai tradisional merupakan salah satu dari ciri teori modernisasi baru. Benarlah apa yang dijelaskan oleh teori ini karena ternyata nilai tradisional serta budaya merupakan salah satu penentu perkembangan perekonomian Negara. Kebijakan yang paling konsisten dilakukan oleh pemerintah Thailand adalah diterapkannya konsep OTOP (One Tambon, One Product), yaitu dimana setiap desa memiliki satu produk yang paling diunggulkan sehingga masing-masing desa memiliki potensinya masing-masing dan tidak saling bersaing antara satu desa dengan desa lain. Selain itu juga konsep ini dilakukan untuk mengembangkan perekonomian rakyatnya. Pemerintah Thailand membantu pemasarannya termasuk standardisasi. Sistem itu terintegrasi dengan pemerintah daerah dan swasta, sehingga ketika ada potensi daerah muncul dapat segera terpromosikan dan terpasarkan. Hal ini dilakukan sekaligus menambah semarak pariwisata di Thailand yang selama ini hanya terkonsentrasi di Pattaya dan pusat kota Bangkok. (Purnamasari, 2011).
Kebijakan dari Pemerintah Thailand dalam pengembangan pariwisatanya yaitu antara lain (Rasulong, 2014):
1.      Mempromosikan pengembangan infrastruktur untuk mendukung pariwisata, mempercepat perbaikan dalam standar fasilitas, keamanan dan kebersihan, dengan pertimbangan diberikan kemudahan bagi wisatawan penyandang cacat dan lansia.
2.      Mengembangkan dan pemulihan kembali alam yang sudah ada, sejarah dan budaya dari tujuan wisata; mempromosikan pengembangan destinasi baru di daerah dengan potensi untuk menghubungkan alam, budaya dan gaya hidup lokal, sesuai dengan rencana pembangunan pariwisata yang menetapkan kerangka kerja untuk pengembangan tujuan wisata, dan mendorong investasi oleh sektor swasta dan pemerintah daerah.
3.      Mengangkat dan mempertahankan standar untuk layanan pariwisata untuk memenuhi standar internasional; meningkatkan standar sumber daya manusia di sektor pariwisata dan meningkatkan pelayanan publik untuk menarik dan dapat secara efisien melayani pasar bagi kualitas wisatawan.
4.      Mempromosikan pasar untuk kualitas wisatawan, baik internasional dan domestik , melalui strategi pemasaran yang proaktif dan menargetkan Thailand menjadi tujuan wisata kelas dunia dan pusat pertemuan internasiona dan pameran, serta sebagai pusat pengobatan; meningkatkan efisiensi dalam pemberian visa, membebaskan biaya visa bagi pengunjung dari negara-negara mitra FTA Thailand, atau mereka dengan hubungan perdagangan dan investasi dengan Thailand.
5.      Mempromosikan kegiatan pariwisata untuk menambah nilai pariwisata Thailand; meningkatkan kualitas jasa pariwisata; mempromosikan Thailand sebagai lokasi syuting dan mendukung upaya Thailand untuk menjadi tuan rumah pada event internasional.
6.      Meningkatkan pemasaran dan hubungan masyarakat; mempromosikan peran pemerintah daerah dan sektor swasta dalam merancang pemasaran dan kebijakan umum dan strategi untuk membuat Thailand diakui secara global menjadi tujuan wisatawan.
Peluang yang dimiliki oleh Thailand dalam bidang pariwisata yaitu antara lain adalah:
a.       Mudahnya transportasi menuju Thailand karena negara ini sering dijadikan tempat transit oleh masyarakat dunia dan juga mudahnya mobilisasi dari daerah yang satu ke daerah lainnya karena dapat ditempuh melalui jalur darat.
b.      Negara Thailand sudah sangat siap dalam menghadapi komunitas ASEAN dibandingkan dengan Indonesia. Komunitas ASEAN menjadi peluang yang sangat besar bagi negara Thailand untuk lebih meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke negara ini setiap tahunnya.
Adapun tantangan dari Thailand yaitu:
a.       Lebih meningkatkan minat wisatawan dunia dengan mempromosikan hal-hal yang lebih kreatif dan lebih memiliki ciri khas dari negara ini. Dan juga memperbaiki infrastruktur yang ada di negara Thailand.
Thailand merupakan salah satu Negara contoh yang baik untuk bidang perekonomian terutama pariwisata. Pariwisata yang berbasis pada budaya merupakan bagian yang baik karena tidak menghilangkan nilai tradisional negaranya. Maka kemajuan yang baik dengan didorong nilai budaya lokal merupakan perpaduan antara kehidupan modern dengan tradisional yang dapat bersatu saling bahu membahu.

Sumber :
Prayini, I, Rini Andari, dan Marceilla Hidayat. (2013). “Pengaruh Destination Branding terhadap Tourist Retention pada Wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Thailand (Survei pada wisatawan Indonesia yang berkunjung ulang ke Thailand Melalui Tour and Travel di Bandung)” dalam Tourism and Hospitality Essentials Anthology (THE Anthology). Vol. 1, hlm. 1-17.
Purnamasari, YES. (2011). “Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Wisatawan Asing Berlibur di Kota Semarang”. Skripsi Sarjana Tidak Diterbitkan. Semarang : Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Rasulong, SW. (2014). “ASEAN Tourism Forum dan Peningkatan Pariwisata Indonesia, Thailand dan Brunei Darussalam”. Skripsi Sarjana TIdak Diterbitkan. Makassar : Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar






Review
Fiky Arista (1200036)

Menurut saya, kajian yang telah disajikan oleh saudari Elis Triyani sudah cukup baik. Saudari Elis memilih tema yang menarik untuk dikaji, yakni pariwisata negara Thailad yang merupakan salah satu sektor terpenting bagi perekonomian Thailand. Sebagai pembaca artikel saudari Elis, saya merasa kebingungan dengan pembahasan saudari. Jika dalam penjabaran perkembangan sektor pariwisata serta sejarahnya saya rasa hal itu sudah baik. Akan tetapi kurang jelas saudari menggunakan teori apa untuk membedah masalah perkembangan pariwisata Thailand yang merupakan motor pendorong perekonomian Thailand. Saudari memang telah mencantumkan teori apa yang digunakan untuk membedah tema ini, akan tetapi itu tidak cukup karena saudari hanya mencantumkan penjelasan lebih rinci. Mungkin kelak saudari bisa menjabarkan lebih rinci mengenai teori yang saudari gunakan untuk membahas perkembangan pariwisata di Thailand.
Pembangunan perekonomian disuatu negara tidak terlepas pada hubungan antara pertumbuhan ekonomi (indikator GNP per kapita), dengan beberapa indikator prediktor, terutama hutang luar negeri dan penanaman modal asing (http://lms.unhas.ac.id). Dalam pembahasan artikel saudari Elis, tidak dijelaskan berapa jumlah pendapatan Thailand dari sektor pariwisata setiap tahun. Jumlah pendapatan dari sektor pariwisata setiap tahun ini dapat membantu dalam menganalisis seberapa pentingnya sektor pariwisata dalam pembangunan perekonomian Thailand. Selain itu, akan lebih baik jika saudari melengkapi artikel saudari dengan ada tidaknya penanaman modal asing dalam pembangunan pariwisata di Thailand, baik itu dari restaurant, hotel, resort dan lain-lain.
Saya sebagai pembahas akan sedikit menambahkan materi dari apa tyang telah saudari Elis dampaikan dalam artikelnya, Sektor pariwisata memegang peranan yang penting dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara yang dikaruniai keindahan alam dan keberagaman budaya. Negara yang memiliki keindahan alam dan keberagaman budaya itu salah satunya Thailand. Pariwisata  merupakan salah satu sumber penerimaan devisa maupun menciptakan lapangan kerja serta kesempatan usaha. Pariwisata juga memberikan kontribusi yang besar dalam perolehan devisa negara melalui wisatawan mancanegara. Hasil ekspor dan pariwisata merupakan andalan perekonmian Thailand. Di sektor pariwisata, Thailand dikunjungi 22.303.065 wisatawan pada tahun 2012. Jumlah ini meningkat menjadi 24.137.568 wisatawan pada periode Januari-November 2013 dengan dominasi turis dari Tiongkok, Malaysia, Jepang, Rusia, Korea Selatan dan India (sumber: Buletin Komunitas Asean edisi Maret 2014).
Seperti yang telah saudari Elis dampaikan di artikelnya, pembangunan sektor pariwisata di Thailand dikaji menggunakan teori modernisasi baru. Dalam kajian teori modernisasi baru sangat tabu dalam hal memisahkan nilai-nilai tradisional dan modern sebagai dua sistem nilai yang secara total bertolak belakang (Suwarsono dan Alvin, 2013, hlm. 56). Menurut saya, nilai tradisional masyarakat lokal dapat memberikan nilai pulus dalam sebuah pembangunan. Nilai-nilai tradisional antara masyarakat yang satu dengan yang lain berbeda sehingga memberikan kesan unik dan tidak bisa dijumpai di tempat lain. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Dove bahwa masyarakat cenderung melihat tradisionalisme sebagai faktor penghambat modernisasi dan sebagai kekayaan negara yang tidak berharga.  Sehingga hal yang menarik dalam wisata Thailand itu tidak hanya keindahan alamnya saja, melainkan juga tradisi masyarakat Thailand juga turut mewarnai dunia pariwisata. Misalnya wisata pantai Phuket akan lebih baik jika tidak hanya menawarkan keindahan alam, tapi juga kebudayaan dengan cara membangun semacam kampung adat di dekat Phuket dan mendirikan sentra kerajinan tangan khas masyarakat lokal Thailand. Tradisionalisme ini juga diimbangi dengan modernisasi misalnya membangun gedung modern guna memfasilitasi berbagai pertemuan.

Sumber :
Buletin Komunitas Asean edisi 1 Maret 2014.
Suwarsono dan Alvin. (2013). Perubahan Sosial dan Pembangunan. Jakarta : LP3ES.

2 komentar:

  1. artikel yang sangat bermanfaat , terimakasih informasinya ..

    BalasHapus
  2. Selain yg ada diatas, apalagi faktor pendorong majunya sektor pariwisata di Thailand

    BalasHapus