Rabu, 19 November 2014

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI SINGAPURA 1965-2010

ALIJA IZETBEGOVIC                    1105888
GILANG EKA YANUAR                1100092

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI SINGAPURA 1965-2010

ABSTRAK

Singapura nama resminya Republik Singapura, Singapura adalah pusat keuangan terdepan keempat di dunia dan sebuah kota dunia kosmopolitan yang memainkan peran penting dalam perdagangan dan keuangan internasional.Pelabuhan Singapura adalah satu dari lima pelabuhan tersibuk di dunia.
Singapura memiliki sejarah imigrasi yang panjan. Penduduknya yang beragam berjumlah 5 juta jiwa, terdiri dari CinaMelayuIndia, berbagai keturunan Asia, danKaukasoid. 42% penduduk Singapura adalah orang asing yang bekerja dan menuntut ilmu di sana. Pekerja asing membentuk 50% dari sektor jasa. Negara ini adalah yang terpadat kedua di dunia setelah Monako. A.T. Kearney menyebut Singapura sebagai negara paling terglobalisasi di dunia dalam Indeks Globalisasi tahun 2006. Sebelum merdeka tahun 1965, Singapura adalah pelabuhan dagang yang beragam dengan PDB per kapita $511, tertinggi ketiga di Asia Timur pada saat itu.  Setelah merdeka, investasi asing langsung dan usaha pemerintah untuk industrialisasi berdasarkan rencana bekas Deputi Perdana Menteri Dr. Goh Keng Swee membentuk ekonomi Singapura saat ini.
Economist Intelligence Unit dalam "Indeks Kualitas Hidup" menempatkan Singapura pada peringkat satu kualitas hidup terbaik di Asia dan kesebelas di dunia. Singapura memiliki cadangan devisa terbesar kesembilan di dunia. Negara ini juga memiliki angkatan bersenjata yang maju. Setelah PDB-nya berkurang -6.8% pada kuartal ke-4 tahun 2009, Singapura mendapatkan gelar pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, dengan pertumbuhan PDB 17.9% pada pertengahan pertama 2010.
 Konstitusi Singapura menetapkan demokrasi perwakilan sebagai sistem politik negara ini. Partai Aksi Rakyat (PAP) mendominasi proses politik dan telah memenangkan kekuasaan atas Parlemen di setiap pemilihan sejak menjadi pemerintahan sendiri tahun 1959.
Liberalisasi kebijakan ekonomi adalah bagian dari strategi pembanguan Singapura.
Alasan Singapura melakukan liberalisasi ialah karena negara Singapura sejak awal melakukan keterbukaan, rasa ketidak amanan adalah argumen penting yang membuat pemerintah Singapura tetap ikut aktif berpartisipasi mengamankan kepentingan ekonomi politiknya. Salah satunya disebabkan karena kondisi Singapura sebagai negara kecil yang tidak mempunyai sumber daya alam.

Singapura adalah sebuah republik parlementer dengan sistem pemerintahan parlementer unikameral Westminster yang mewakili berbagai konstituensiKonstitusi Singapura menetapkan demokrasi perwakilan sebagai sistem politik negara ini. Partai Aksi Rakyat (PAP) mendominasi proses politik dan telah memenangkan kekuasaan atas Parlemen di setiap pemilihan sejak menjadi pemerintahan sendiri tahun 1959.
Kemudian, tentang kebijakan perekonomian dan pembangunan singapura adalah pokok pembicaraan dalam makalah ini dimana penjabarannya sangat berkaitan dengan kegiatan perekonomian di kawasan asia pasifik kemudian hubungannya dengan Indonesia dari segi ekonomi.
Ada tiga karakteristik dalam menerapkan langkah-langkah kebijakan ekonomi
Singapura menurut Ralph Bryant:
● Pemerintah Singapura akan selalu meningkatkan lokasi aktifitas financial Singapura, antara lain untuk mengupayakan Singapura menjadi pusat finansial di kawasan.
● karakter kedua adalah adanya upaya untuk menjaga satu perbedaan insentif dan hambatan antara urusan finansial domestik dan internasional. Ini yang disebut dengan ‘pagar pemisah’. Pagar pemisah ini melindungi beberapa aktifitas finansial domestik dari gangguan eksternal terutama transaksi internasional yang penggeraknya dapat menggoyang ekonomi Singapura. Pertimbangan awal dari diadakannya pagar pemisah ini adalah untuk mengisolasi ekonomi domestik dengan ekonomi dunia. Pertimbangannya adalah sebagai negara kecil yang sangat terbuka pada awalnya, yang mau tidak mau harus berhati-hati dalam segala perencanaan dan pelaksanaan tindakan ekonomi. Namun kerakter ini tidak dapat diartikan terlalu ketat
menurut Bryant karena tingkat pagar pemisah ini dapat berubah-ubahseiring dengan waktu dan program liberalisasi.
● karakter ketiga adalah adanya keinginan untuk menjamin ketahanan dan kematangan dari kegiatan finansial Singapura. Kebijakan dari Bank Sentral dan institusi finansial lain dianggap sebagai cara untuk mencapai tujuan ini. Motif makro nya adalah menstabilkan sistim finansial secara keseluruhan, dan motif mikro nya adalah melindungi depositor dan investor individualuntuk memainkan peranan dalam mendukung regulasi dan supervisi dari Bank.
Dapat diketahui dari pemikiran diatas bahwa ide politik awalnya Singapura adalah untuk menjadikan posisinya sebagai pusat finansial. Penerapan pagar pemisah ini akan berpengaruh dalam penerapan liberalisasi kebijakan-kebijakan ekonomi yang dilakukan Singapura. Penjelasannya bermula dari adanya perdebatan pagar pemisah tersebut dengan karakter untuk mempromosikan Singapura menjadi suatu pusat finansial. Terkadang pagar pemisah itu sangat terlalu protektif sehingga menghambat keterbukaan dalam proses menuju keterbukaan. Pemerintah Singapura juga dianggap terlalu berlebihan dalam menerapkan pembatasan-pembatasan sehingga membatasi arus masuk institusi finansial asing.

Setelah lepas dari federasi Malaysia Singapura, PAP (People Action Party) harus mulai membangun perekonomian Singapura. Awal pembangunan Singapura ini dilatarbelakangi oleh ketidak stabilan politik dalam negeri dengan munculnya kekuatan Partai Barisan Sosiallis (BS) menjadi oposisi dari PAP dan kecemasan akan hilangnya sokongan kekuatan dari Inggris. Pada tahun 1967 pemerintah Inggris menyatakan akan menarik mundur pangkalan militer pada tahun 1971.
Masalah utama Singapura pada awal pembangunan adalah tingginya tingkat pengangguran, jadi tindakan pada saat ini adalah dengan meningkatkan lapangan pekerjaan. Stategi substitusi import harus segera ditinggalkan karena hubungan dengan Malaysia sudah terputus, artinya akses pasar industri Singapura berkurang besar. Kemudian industrialisasi dengan tarif pada saat itu sangatlah susah sebagai negara yang kekurangan sumber daya alam. Kebijakan publik awal yang dikeluarkan sebagai peralihan substitusi import ke industri orientasi ekspor adalah Economic Expansion Incentives Act tahun 1967.
Kebijakan ini tujuannya untuk menarik investasi asing untuk menciptakan lapangan pekerjaan untuk penduduk Singapura. Kebijakan ini antara lain meliputi pembebasan pajak yang berlaku untuk perusahaan-perusahaan yang memberikan teknologi dan pemasukan bagi Singapura. Pajak yang dibebaskan bisa mencapai 15 tahun tergantung pada keuntungan yang diberikan perusahaan–perusahaan asing tersebut. EDB (Economic Development Board) pada tahun 1968 diganti menjadi Development Bank of Singapore (DBS) untuk menguasai area perindustrian seperti Jurong Town Corporations.
Liberasi perdagangan awal yang dilakukan Singapura juga meliputi pengurangan quota pada tahun 1967 kemudian digantikan dengan tarif. Dan tariff Singapura pada tahun 1965-1967 tetap dianggap rendah bagi standar internasional pada saat itu. Tarif perdagangan terus berjatuhan pada tahun 1970an.Liberalisasi sektor perdagangan dan finansial sebenarnya sudah mulai memasuki tahap mapan pada periode ini. Stategi orientasi ekspor yang dijalankan sebelumnya didukung oleh penurunan tarif perdagangan pada tahun 1969 dan seterusnya. Pada periode ini tantangan yang dihadapi Singapura adalah :
● Pasar tenaga kerja yang ketat bersamaan dengan peningkatan tuntutan pada tingkat gaji.
● Munculnya negara-negara yang mempunyai tenaga kerja jauh lebih murah yang menjadi pesaing bagi investasi MNCs. Kondisi ini dapat menggoyang ekonomi Singapura yang mengutamakan sumber daya tenaga domestic sebagai daya tarik investasi asing jangka panjang.
● Perlunya resesi tahun 1985 yang membuat Singapura lebih berhati-hati dalam melakukan liberalisasi.
● Suara oposisi politik PAP tahun 1981 meningkatkan pertanyaan terhadap hegemoni PAP.
Periode ini diawali dengan kebijakan di sektor publik High wage policy tahun 1979. Walaupun perusahaan multinasional mulai meningkatkan aktivitas modalnya di Singapura, tetapi kekhawatiran akan persaingan untuk pasar tenaga kerja domestik meningkat. Ini disebabkan karena negara-negara berkembang lain yang mempunyai tenaga kerja murah dan kemungkinan munculnya proteksi pasar dari negara-negara maju. Maka dengan kebijakan High wage pemerintah meningkatkan motivasi bagi pekerjanya untuk memperoleh gaji yang lebih tinggi bila mempunyai nilai tambah seperti keahlian dan pengetahuan teknologi. Bagi sebagian kalanga akademisi kebijakan ini menjadi salah satu faktor pemicu resesi tahun 1985.
Pemerintah mengarahkan kebijakan perdagangan singapura menuju ekspor barang dan jasa yang mempunyai nilau tambah tinggi seperti teknologi dan keahlian. Untuk itu Singapura membentuk national productivity board tahun 1981. Pada bulan November 1990 Perdana Mentri Lee kuan Yew diganti oleh Goh Chok Tong. Diharapkan pergantian kepemimpinan ini dapat memajukan status negara Singapura baik dipandang dari sisi domestik atau eksternal. Segera setelah Goh Chok Tong memegang jabatan PM, ia meluncurkan visinya dalam sebuah dokumen yang dikenal The Next lap. Rencana ini adalah untuk segera membangun ekonomi Singapura dari sebuah negara industri baru menjadi sebuah negara maju. Isi dari The Next Lap dituangkan dalam SEP (Strategic Economic Plan) tahun 1990 mencakup 8 Strategi trust, antara lain :
1. Memperkuat sumber daya manusia.
2. Meningkatkan kerja-tim nasional
3. Berorientasi internasional
4. Menciptakan iklim kondusif bagi inovasi
5. Membangun sektor jasa dan manufaktur
6. Mengutamakan pembangunan ulang ekonomi
7. Menjaga daya saing internasional dan
8. Mengurangi kerawanan (vulnerability)
Liberalisasi perdagangan yang dilakukan Singapura sudah sampai tahap yang matang. Misalnya antara tahun 1991-1994 tarif di Singapura sudah sangat rendah. Pada tahun 1994 penurunan tarif mencapai dibawah anggka 5 %.27 Sehubungan dengan hal itu penetrasi impor meningkat sangat tinggi ke Singapura.



2 komentar: