Pariwisata
sebagai Motor Pendorong Perekonomian di Thailand
Oleh
Elis
Triyani (1200028)
Thailand
merupakan salah satu Negara di Asia Tenggara yang kini muncul sebagai Negara
berkembang yang cukup merangkak naik perekonomiannya. Perekonomian ini
ditunjang dengan pariwisata yang cukup pesat, baik itu dari segi pariwisata
alam, budaya, dan juga medis menjadi daya tarik pariwisata Negara ini. Sektor
pariwisata memberikan banyak kontribusi positif bagi Thailand, seperti pendapat
devisa negara, pemerataan pembangunan, hingga perluasan lapangan pekerjaan.
Bila
kita lihat dari sejarah berdirinya Negara ini, Thailand merupakan Negara yang
tidak pernah dijajah oleh Negara Eropa padahal Negara lain di ASEAN merupakan
Negara yang bekas jajahan Eropa. Pada abad ke 19 negara ini memiliki raja yang
sifatnya terbuka dengan dunia luar, Thailand dijadikan Buffer State karena mampu mengeksploitasi persaingan dan ketegangan
antara Indocina, Perancis dan Kerajaan Inggris. Negara ini merupakan Negara
yang pandai dalam berdiplomasi sehingga membuat mereka berada dalam keadaan
yang aman dan tentram.
Pada
masa sekarang Thailand dapat pula memanfaatkan kesempatan dari berbagai bidang.
Sifat keterbukaan terhadap pengaruh lain pun membuat Thailand menjadi Negara
yang berkembang. Keterbukaan ini ditunjukan dengan banyaknya warga Thailand
yang bersekolah atau bekerja di luar Thailand. Bahkan dari segi Entertainment
Thailand banyak menghasilkan artis yang banyak dikenal di seluruh dunia,
seperti Nickhun 2PM, dan BamBam Got7. Keterbukaan ini memunculkan banyak
kesempatan bagi Thailand untuk berkembang. Walaupun terbuka dengan dunia luar
Thailand tetap masih menggenggam erat budaya mereka.
Thailand
memiliki candi dan banyak tempat wisata bangunan serta alam yang menarik untuk
dikunjungi. Tempat wisata yang popular di Thailand adalah seperti Chiand Mai
(pasar tempat wisata belanja), Chiang Rai (Kuil putih), Krabi (pantai wisata),
Phuket (pantai pasir putih), Pattaya (pantai serta pusat wisata), Bangkok
(pusat wisata dan perkotaan). Masih banyak tempat wisata di Thailand yang
begitu eksotis dan menarik, sehingga meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan
ke Thailand sendiri.
Kunjungan
wisatawan di Asia Tenggara tahun 2012 dalam Prayini, Andari, dan Hidayat (2013)
menjelaskan :
|
International Tourist Arrivals
|
||||||
(1000)/Orang
|
Change %
|
Share %
|
|||||
2009
|
2010*
|
2011
|
2012
|
10/09
|
11*10
|
2011*
|
|
Malaysia
|
23.646
|
24.577
|
24.714
|
25.003
|
3.9
|
0.6
|
11.4
|
Thailand
|
14.150
|
15.842
|
19.098
|
22.353
|
12.6
|
19.8
|
8.8
|
Singapore
|
7.488
|
9.161
|
10.390
|
14.400
|
22.3
|
13.4
|
4.8
|
Indonesia
|
6.324
|
7.003
|
7.650
|
8.044
|
10.7
|
9.2
|
3.5
|
Vietnam
|
3.747
|
5.050
|
6.014
|
6.847
|
34.8
|
19.1
|
2.8
|
Philipine
|
3.017
|
3.520
|
3.917
|
4.272
|
16.7
|
11.3
|
1.8
|
Sumber
data : UN-WTO/Agustus/09/2012
Pariwisata
Thailand sebenarnya bertumpu pada beberapa kebijakan dasar, yaitu lingkungan
dan keindahan alam, keunikan budaya tradisional, sejarah dan berbagai
peninggalannya. (Purnamasari, 2011). Kebijakan dasar yang menitikberatkan pada
peran nilai tradisional merupakan salah satu dari ciri teori modernisasi baru.
Benarlah apa yang dijelaskan oleh teori ini karena ternyata nilai tradisional
serta budaya merupakan salah satu penentu perkembangan perekonomian Negara. Kebijakan
yang paling konsisten dilakukan oleh pemerintah Thailand adalah diterapkannya
konsep OTOP (One Tambon, One Product), yaitu dimana setiap desa memiliki
satu produk yang paling diunggulkan sehingga masing-masing desa memiliki
potensinya masing-masing dan tidak saling bersaing antara satu desa dengan desa
lain. Selain itu juga konsep ini dilakukan untuk mengembangkan perekonomian rakyatnya.
Pemerintah Thailand membantu pemasarannya termasuk standardisasi. Sistem itu
terintegrasi dengan pemerintah daerah dan swasta, sehingga ketika ada potensi
daerah muncul dapat segera terpromosikan dan terpasarkan. Hal ini dilakukan
sekaligus menambah semarak pariwisata di Thailand yang selama ini hanya
terkonsentrasi di Pattaya dan pusat kota Bangkok. (Purnamasari, 2011).
Kebijakan
dari Pemerintah Thailand dalam pengembangan pariwisatanya yaitu antara lain
(Rasulong, 2014):
1. Mempromosikan
pengembangan infrastruktur untuk mendukung pariwisata, mempercepat perbaikan
dalam standar fasilitas, keamanan dan kebersihan, dengan pertimbangan diberikan
kemudahan bagi wisatawan penyandang cacat dan lansia.
2. Mengembangkan
dan pemulihan kembali alam yang sudah ada, sejarah dan budaya dari tujuan
wisata; mempromosikan pengembangan destinasi baru di daerah dengan potensi
untuk menghubungkan alam, budaya dan gaya hidup lokal, sesuai dengan rencana
pembangunan pariwisata yang menetapkan kerangka kerja untuk pengembangan tujuan
wisata, dan mendorong investasi oleh sektor swasta dan pemerintah daerah.
3. Mengangkat
dan mempertahankan standar untuk layanan pariwisata untuk memenuhi standar
internasional; meningkatkan standar sumber daya manusia di sektor pariwisata
dan meningkatkan pelayanan publik untuk menarik dan dapat secara efisien
melayani pasar bagi kualitas wisatawan.
4. Mempromosikan
pasar untuk kualitas wisatawan, baik internasional dan domestik , melalui
strategi pemasaran yang proaktif dan menargetkan Thailand menjadi tujuan wisata
kelas dunia dan pusat pertemuan internasiona dan pameran, serta sebagai pusat
pengobatan; meningkatkan efisiensi dalam pemberian visa, membebaskan biaya visa
bagi pengunjung dari negara-negara mitra FTA Thailand, atau mereka dengan hubungan
perdagangan dan investasi dengan Thailand.
5. Mempromosikan
kegiatan pariwisata untuk menambah nilai pariwisata Thailand; meningkatkan
kualitas jasa pariwisata; mempromosikan Thailand sebagai lokasi syuting dan
mendukung upaya Thailand untuk menjadi tuan rumah pada event internasional.
6. Meningkatkan
pemasaran dan hubungan masyarakat; mempromosikan peran pemerintah daerah dan
sektor swasta dalam merancang pemasaran dan kebijakan umum dan strategi untuk
membuat Thailand diakui secara global menjadi tujuan wisatawan.
Peluang yang dimiliki oleh Thailand dalam bidang pariwisata
yaitu antara lain adalah:
a. Mudahnya
transportasi menuju Thailand karena negara ini sering dijadikan tempat transit
oleh masyarakat dunia dan juga mudahnya mobilisasi dari daerah yang satu ke daerah
lainnya karena dapat ditempuh melalui jalur darat.
b. Negara
Thailand sudah sangat siap dalam menghadapi komunitas ASEAN dibandingkan dengan
Indonesia. Komunitas ASEAN menjadi peluang yang sangat besar bagi negara
Thailand untuk lebih meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke negara
ini setiap tahunnya.
Adapun tantangan dari Thailand yaitu:
a. Lebih
meningkatkan minat wisatawan dunia dengan mempromosikan hal-hal yang lebih
kreatif dan lebih memiliki ciri khas dari negara ini. Dan juga memperbaiki infrastruktur
yang ada di negara Thailand.
Thailand merupakan salah satu Negara contoh yang baik untuk bidang
perekonomian terutama pariwisata. Pariwisata yang berbasis pada budaya
merupakan bagian yang baik karena tidak menghilangkan nilai tradisional negaranya.
Maka kemajuan yang baik dengan didorong nilai budaya lokal merupakan perpaduan
antara kehidupan modern dengan tradisional yang dapat bersatu saling bahu
membahu.
Sumber :
Prayini, I, Rini Andari, dan Marceilla
Hidayat. (2013). “Pengaruh Destination
Branding terhadap Tourist Retention pada
Wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Thailand (Survei pada wisatawan
Indonesia yang berkunjung ulang ke Thailand Melalui Tour and Travel di Bandung)” dalam Tourism and Hospitality Essentials Anthology (THE Anthology). Vol.
1, hlm. 1-17.
Purnamasari, YES. (2011). “Analisis
Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Wisatawan Asing Berlibur di Kota
Semarang”. Skripsi Sarjana Tidak
Diterbitkan. Semarang : Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro Semarang.
Rasulong, SW. (2014). “ASEAN Tourism Forum dan Peningkatan Pariwisata
Indonesia, Thailand dan Brunei Darussalam”. Skripsi
Sarjana TIdak Diterbitkan. Makassar : Jurusan Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar
Review
Fiky
Arista (1200036)
Menurut
saya, kajian yang telah disajikan oleh saudari Elis Triyani sudah cukup baik.
Saudari Elis memilih tema yang menarik untuk dikaji, yakni pariwisata negara
Thailad yang merupakan salah satu sektor terpenting bagi perekonomian Thailand.
Sebagai pembaca artikel saudari Elis, saya merasa kebingungan dengan pembahasan
saudari. Jika dalam penjabaran perkembangan sektor pariwisata serta sejarahnya
saya rasa hal itu sudah baik. Akan tetapi kurang jelas saudari menggunakan
teori apa untuk membedah masalah perkembangan pariwisata Thailand yang
merupakan motor pendorong perekonomian Thailand. Saudari memang telah
mencantumkan teori apa yang digunakan untuk membedah tema ini, akan tetapi itu
tidak cukup karena saudari hanya mencantumkan penjelasan lebih rinci. Mungkin
kelak saudari bisa menjabarkan lebih rinci mengenai teori yang saudari gunakan
untuk membahas perkembangan pariwisata di Thailand.
Pembangunan
perekonomian disuatu negara tidak terlepas pada hubungan antara pertumbuhan
ekonomi (indikator GNP per kapita), dengan beberapa indikator prediktor,
terutama hutang luar negeri dan penanaman modal asing (http://lms.unhas.ac.id). Dalam pembahasan artikel saudari Elis,
tidak dijelaskan berapa jumlah pendapatan Thailand dari sektor pariwisata
setiap tahun. Jumlah pendapatan dari sektor pariwisata setiap tahun ini dapat
membantu dalam menganalisis seberapa pentingnya sektor pariwisata dalam
pembangunan perekonomian Thailand. Selain itu, akan lebih baik jika saudari
melengkapi artikel saudari dengan ada tidaknya penanaman modal asing dalam
pembangunan pariwisata di Thailand, baik itu dari restaurant, hotel, resort dan
lain-lain.
Saya
sebagai pembahas akan sedikit menambahkan materi dari apa tyang telah saudari
Elis dampaikan dalam artikelnya, Sektor pariwisata memegang peranan yang
penting dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara yang dikaruniai keindahan
alam dan keberagaman budaya. Negara yang memiliki keindahan alam dan keberagaman
budaya itu salah satunya Thailand. Pariwisata
merupakan salah satu sumber penerimaan devisa maupun menciptakan
lapangan kerja serta kesempatan usaha. Pariwisata juga memberikan kontribusi
yang besar dalam perolehan devisa negara melalui wisatawan mancanegara. Hasil
ekspor dan pariwisata merupakan andalan perekonmian Thailand. Di sektor
pariwisata, Thailand dikunjungi 22.303.065 wisatawan pada tahun 2012. Jumlah
ini meningkat menjadi 24.137.568 wisatawan pada periode Januari-November 2013
dengan dominasi turis dari Tiongkok, Malaysia, Jepang, Rusia, Korea Selatan dan
India (sumber: Buletin Komunitas Asean edisi Maret 2014).
Seperti
yang telah saudari Elis dampaikan di artikelnya, pembangunan sektor pariwisata
di Thailand dikaji menggunakan teori modernisasi baru. Dalam kajian teori
modernisasi baru sangat tabu dalam hal memisahkan nilai-nilai tradisional dan
modern sebagai dua sistem nilai yang secara total bertolak belakang (Suwarsono
dan Alvin, 2013, hlm. 56). Menurut saya, nilai tradisional masyarakat lokal
dapat memberikan nilai pulus dalam sebuah pembangunan. Nilai-nilai tradisional
antara masyarakat yang satu dengan yang lain berbeda sehingga memberikan kesan
unik dan tidak bisa dijumpai di tempat lain. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Dove bahwa masyarakat cenderung melihat tradisionalisme sebagai faktor
penghambat modernisasi dan sebagai kekayaan negara yang tidak berharga. Sehingga hal yang menarik dalam wisata
Thailand itu tidak hanya keindahan alamnya saja, melainkan juga tradisi
masyarakat Thailand juga turut mewarnai dunia pariwisata. Misalnya wisata
pantai Phuket akan lebih baik jika tidak hanya menawarkan keindahan alam, tapi
juga kebudayaan dengan cara membangun semacam kampung adat di dekat Phuket dan
mendirikan sentra kerajinan tangan khas masyarakat lokal Thailand.
Tradisionalisme ini juga diimbangi dengan modernisasi misalnya membangun gedung
modern guna memfasilitasi berbagai pertemuan.
Sumber :
Buletin Komunitas Asean
edisi 1 Maret 2014.
Suwarsono dan Alvin.
(2013). Perubahan Sosial dan Pembangunan.
Jakarta : LP3ES.
artikel yang sangat bermanfaat , terimakasih informasinya ..
BalasHapusSelain yg ada diatas, apalagi faktor pendorong majunya sektor pariwisata di Thailand
BalasHapus